Iklan 2

Rabu, 24 Juli 2013

Cara Nabi Menghadapi Penghina Istri dan Sahabat Nabi

Ini ada kisah bagaimana Nabi menghadapi orang2 yg memfitnah istrinya, Siti 'Aisyah dgn Zina. Nabi tidak mengkafirkan dan membunuh mereka sebagaimana banyak orang sekarang ini.
Tapi menegurnya dan memaafkan mereka. Sehingga para pemfitnah/penghina tsb (kecuali tokoh Munafik Abdullah bin Ubay bin Salul dan pengikutnya) tetap Islam dan wafat dalam keadaan Islam.


Saat Khalid bin Walid menghina sahabat Nabi, Abdurrahman bin 'Auf pun Nabi hanya menegurnya. Tidak mengkafirkannya dan membunuhnya. Sehingga Khalid bin Walid tetap jadi pahlawan pembela Islam dan dijuluki Nabi dgn Syaifullah atau Pedang Allah:


Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin Auf telah terjadi sesuatu lalu Khalid pun mencaci-makinya. Mendengar itu Rasulullah saw. lalu bersabda: Janganlah kamu mencaci-maki seorang pun dari para sahabatku. Sekalipun salah seorang kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak dapat menandingi satu bahkan setengah mud (1 mud=543 gram) salah seorang mereka. (Shahih Muslim No.4611)


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/04/07/keutamaan-sahabat-nabi-muhammad-saw/

Bagaimana kalau ada orang sekarang menghina istri dan sahabat Nabi?


Bawa saja ke Pengadilan agar bisa dihukum. Jika perlu diusulkan agar hukumannya mati sehingga orang tidak sembrono.


Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Aku akan mendahului kalian berada di telaga dan niscaya aku akan bertengkar dengan beberapa kaum namun aku dapat mengalahkan mereka lalu aku berkata: Wahai Tuhanku, tolonglah sahabat-sahabatku, tolonglah sahabat-sahabatku. Lantas dikatakan: Sesungguhnya kamu tidak tahu apa yang telah mereka perbuat sepeninggalmu. (Shahih Muslim No.4250)


Coba baca:
Saidatina Aisyah berkata: Lalu Sayidina Abu Bakar orang yang selalu memberi nafkah kepada Mistah kerana dia adalah salah seorang daripada kaum keluarga Abu Bakar dan seorang miskin berkata: Demi Allah! Aku tidak akan memberikan nafkah kepadanya lagi selepas dia memfitnahkan Saidatina Aisyah r.a. Sebagai teguran terhadap tindakan itu Allah s.w.t menurunkan ayat :


...وَلَا يَأْتَلِ أُولُوا الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى


sehingga ayat..


O أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ..


Yang bermaksud: Dan janganlah orang-orang yang berharta serta lapang hidupnya di antara kamu bersumpah tidak mahu lagi memberi bantuan kepada kaum keluarga sehinggalah kepada firman Allah s.w.t yang bermaksud: Tidakkah kamu suka supaya Allah mengampunkan dosa kamu. Hibban bin Musa berkata: Abdullah bin Al-Mubarak menyebut: Inilah ayat yang paling aku harapkan dalam Kitab Allah. Abu Bakar berkata: Demi Allah! Memang aku inginkan keampunan Allah s.w.t. Lalu Abu Bakar kembali memberikan nafkah kepada Mistah sebagaimana biasa dan berkata: Aku tidak akan berhenti memberi nafkah kepadanya.
http://raindelights.blogspot.com/2012/01/diriwayatkan-oleh-imam-muslim.html


“Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum pembebasan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hadid [57]: 10)


http://saripedia.wordpress.com/tag/berapa-jumlah-sahabat-nabi-saw/


Dalam bahasa Indonesia, istilah sahabat bermakna kawan, teman, rekan. Namun bersifat lebih dekat dan lebih khusus. Sedangkan istilah shahabat nabi dalam istilah para ahli ushul fiqih, tidak demikian maknanya. Keduanya memiliki perbedaan yang amat signifikan.

Istilah "shahabat nabi" jangan diterjemahkan dengan rasa bahasa Indonesia seperti teman, kawan atau sejenisnya. Nabi Muhammad SAW dengan para shahabatnya itu tidak berhubungan hanya semata-mata seperti antara seseorang dengan temannya atau shahabatnya.

Istilah shahabah itu bermakna unik dan khas, yaitu orang-orang Islam yang pernah bertemu dengan nabi Muhammad SAW secara langsung dan meninggalnya juga dalam keadaan beragama Islam.

Ketika masa tiga tahun pertama dakwah Islam, jumlah mereka baru sekitar 30-an orang. Ketika peristiwa pembebasan kota Makkah, jumlah mereka paling tidak ada sekitar 10.000-an orang. Dan tatkalaRasulullah SAW wafat, jumlah mereka diperkirakan ada sekitar 140.000-an orang.

Tentu saja semua bukan sahabat dalam arti kata teman atau sahabat dekat. Karena jumlahnya terlalu banyak, tidak mungkin semuanya jadi shahabat dekat. Padahal secara hukum, puluhan ribu orang itu berstatus shahabat nabi.

Lalu bagaimana sesungguhnya posisi para shahabat di depan nabi Muhammad SAW?

  • Mereka adalah famili dan keluarga Rasulullah SAW yang mendapatkan keberkahan dalam keluarga serta menjadikan beliau sebagai sesepuh keluarga. Para shahabat dari kalangan famili inilah yang pertama kali menjadi shahabat.

  • Mereka adalah anak-anak dari sosok Rasulullah SAW sebagai ayah atau orang tua yang mendapatkan belaian kasih sayang serta kehangatan hubungan mesra orang tua dan anak.

  • Mereka adalah bagian dari team work yang teramat solid yang dibina langsung dengan tangan Rasulullah SAW sendiri.

  • Mereka adalah lapis pertama orang-orang yang menerima wahyu dari langit setelah Rasulullah SAW. Mereka menghafalnya, mengerti maknanya dan mempraktekkannya langsung saat itu juga. Bahkan banyak dari mereka yang menjadi penyebab turunnya ayat-ayat suci dari langit. Tidak sedikit ayat Al-Quran yang melibatkan masalah mereka secara nyata.

  • Mereka adalah murid yang selalu siap belajar 24 jam sehari dengan menteladani kehidupannya yang agung.

  • Mereka adalah sumber pertama jejak peninggalan ajaran Islam yang berstatus 'uduul. Semua riwayat yang mereka sampaikan tidak diragukan lagi keshahihannya.

  • Mereka adalah rakyat dan warga negara dari sebuah negara super modern pertama di muka bumi, di mana Rasulullah SAW bertindak sebagai pimpinan mereka.

  • Mereka adalah struktur pemerintahan yang mengelola negara dengan sepenuh dedikasi, profesional, jujur, punya visi ke depan, demokratis serta kompak di bawah kepemimpinan Rasulullah SAW.

  • Mereka juga prajurit perang yang siap maju ke medan laga untuk bertempur baik dalam perang defensif atau ofensif.

  • Mereka juga pengganti atau penerus tugas Rasulullah SAW sebagai penyebar agama Islam ke seluruh penjuru dunia.


Jadi pendeknya, hubungan mereka dengan Rasulullah SAW bukan semata-mata teman seperti kita dengan teman kita. Tetapi hubungan yang unik dan spesifik. Sayyid Qutub dalam bukunyaMa'laim fit-Thariiq telah menyebut mereka dengan sebutan: Al-Jiilul-Qurani Al-Farid, Generasi Qurani yang Unik.

Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh Ahmad Sarwat, Lc.

http://www.rumahfiqih.com/ust/e2.php?id=1147399205

Pertama, tidak mungkin bisa memastikan berapa jumlah sahabat Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena mereka terpencar ke berbagai negeri, daerah, dan penjuru bumi. Bahkan di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallamsendiri, tidak ada yang mengumpulkan daftar nama-nama orang yang masuk Islam, siapa yang lahir di keluarga muslim, dst. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Ka’ab bin Malik radhiyallahu ‘anhu, sebagaimana dinyatakan dalam hadis panjang tentang kisah beliau yang tidak ikut perang tabuk. Ka’ab mengatakan,

وَالْمُسْلِمُونَ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَثِيرٌ وَلَا يَجْمَعُهُمْ كِتَابٌ حَافِظٌ

Kaum muslimin yang ikut bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat banyak. Tidak ada kitab yang mampu menuliskan semua nama mereka, demikian pula tidak ada orang yang mampu mengahafalnya. (HR. Bukhari 4418 dan Muslim 2769)

Kedua, ada sebagian ulama yang menegaskan angka tertentu ketika menyebut jumlah sahabat. Namun pendapat semacam ini adalah hasil ijtihad mereka. Diantaranya adalah al-Hafidz Abu Zur’ah ar-Razi (guru Imam Muslim). Beliau menegaskan bahwa jumlah sahabat ada 114.000 orang. Keterangan beliau ini disebutkan oleh al-Khatib al-Baghdadi dalam kitab al-Jami’ 2:293.

As-Safarini dalam Ghizaul Albab mengatakan,

فائدة : ذكر أبو زرعة الرازي أن أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم يزيدون على المائة ألف …..

وروى أنهم مائة ألف وأربعة وعشرون ألفاً ، وجزم بهذا العدد الجلال السيوطي رحمه الله في الخصائص الكبرى

Catatan: Abu Zur’ah Ar-Razi menyebutkan bahwa jumlah sahabat Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam lebih dari 100.000… dan diriwayatkan bahwa jumlah mereka 114.000. Yang menegaskan angka ini adalah as-Suyuthi rahimahullahdalam al-Khashais al-Kubro (Ghizaul Albab, 1:37).

Diantara ulama lainnya adalah al-Iraqi. Beliau menyebutkan,

As-Saji meriwayatkan dalam al-Manaqib, dengan sanad jayid (bisa diterima), dari ar-Rafi’i, beliau menyatakan,

قبض رسول الله صلى الله عليه وسلم والمسلمون ستون ألفاً ثلاثون ألفاً بالمدينة، وثلاثون ألفاً في قبائل العرب وغير ذلك

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggal, sementara jumlah kaum muslimin ketika itu ada 60 ribu. Yang 30 ribu tinggal di Madinah dan 30 ribu tinggal di berbagai suku arab dan suku lainnya.

Setelah menyebutkan keterangan ini, al-Iraqi berkomentar,

ومع هذا فجميع من صنف في الصحابة لم يبلغ مجموع ما في تصانيفهم عشرة آلاف، مع كونهم يذكرون من توفي في حياته صلى الله عليه وسلم، ومن عاصره أو أدركه صغيراً

Meskipun demikian, semua ulama yang menulis tentang sahabat, daftar nama yang mereka kumpulkan dalam karyanya, belum mencapai angka 10.000. Padahal mereka menyebutkan sahabat yang meninggal di masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang sezaman dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan sahabat yang ketemu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika masih kecil.

Dan ternyata, bilangan ini tidak melenceng jauh dari kebenaran. Karena beberapa riwayat menunjukkan bahwa jumlah sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kurang lebih pada angka itu.

Ibnul Qoyim mengatakan,

خرج الرسول صلى الله عليه وسلم ومعه ثلاثون ألف مقاتل ، ومعهم عشرة آلاف فرس

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar menuju Tabuk, bersama 30.000 pasukan. Diantara mereka, yang 10.000 pasukan berkuda.” (Zadul Ma’ad, 3:462).

Perang Tabuk terjadi pada bulan Rajab, tahun 9 Hijriyah. Itu artinya, perang ini terjadi dua tahun sebelum wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. sementara itu, ketika peristiwa Tabuk, tidak ada sahabat yang mampu jihad yang tidak itut perang, kecuali Ka’ab bin Malik dan dua temannya. Jika kita gabungkan dengan sahabat wanita dan anak-anak, serta mereka yang tidak mampu berperang, tidak menyimpang jauh jika jumlah mereka di sekitar 100.000.

Kemudian, disebutkan oleh jabir bin Abdillah, ketika beliau menjelaskan prosesi haji wada’. Jabir mengatakan,

فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْمَسْجِدِ ، ثُمَّ رَكِبَ الْقَصْوَاءَ ، حَتَّى إِذَا اسْتَوَتْ بِهِ نَاقَتُهُ عَلَى الْبَيْدَاءِ نَظَرْتُ إِلَى مَدِّ بَصَرِي بَيْنَ يَدَيْهِ مِنْ رَاكِبٍ وَمَاشٍ ، وَعَنْ يَمِينِهِ مِثْلَ ذَلِكَ ، وَعَنْ يَسَارِهِ مِثْلَ ذَلِكَ ، وَمِنْ خَلْفِهِ مِثْلَ ذَلِكَ

Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat di masjid, lalu naik Onta namanya al-Qashwa. Setelah beliau berada di atas dataran tinggi Baida, aku memandang sejauh pandangan mataku di depan penuh mannusia, yang berkendaraan dan yang berjalan kaki, di samping kanan juga sejauh mata memandang, di kiri juga demmikian, dan di belakang juga demikian.’ (HR. Muslim 1218)

Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berangkat haji Wada’ dari Madinah ke Mekah, beberapa orang dari berbagai suku ikut bergabung, termasuk penduduk mekah yang belum lama masuk Islam.

Semoga Allah meridhai mereka dan menjadikan kita mampu mengikuti mereka dengan baik.

Referensi: Fatwa Islam, no. 108008

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembinawww.KonsultasiSyariah.com)

http://www.konsultasisyariah.com/berapa-jumlah-sahabat-nabi-shallallahu-alaihi-wa-sallam/

1 komentar: