Iklan 2

Minggu, 22 Februari 2015

Fitnah Syi'ah Bukan Islam


Fitnah Syi'ah Bukan Islam pada akhirnya akan menghancurkan Islam sendiri karena sebagian perawi yang dikutip oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, dsb adalah Syi'ah. Bahkan ada yang dalam kelompok Rafidhoh. Jika perawinya yang Syi'ah digolongkan kafir, berarti tidak ada lagi Sahih Bukhari dan Sahih Muslim. Islam itu terdiri dari Sunni dan Syi'ah. Keduanya saudara dalam Islam.

Ini adalah kultwit yg bagus. Ilmu penulis lebih dalam dari saya:

FWD Rumah Sebelah pas malam Jumat
-------------------
Santri Ma'had Al Maliki Makkah : Jangan Asal Ikut Yel-yel #SyiahBukanIslam.

Muslimedianews ~ Sunni (Ahlussunnah wal Jama'ah) memiliki karakteristik yang berbeda dengan aliran lainnya, meskipun sama-sama muslim. Maka hendaknya sebagai penganut Sunni benar-benar paham mengenai dakwah dan tidak ikut-ikutan yel-yel kelompok lebay. 

Kulweet kali ini berasal dari pelajar/santri Ma'had Al Maliki di Makkah (Gus Awy), terkait bahaya Hashtag #SyiahBukanIslam terhadap bangunan syari'ah Islam, periwayatan hadits, kitab hadits, dan hukum-hukum Islam. Simak kultweet berikut secara seksama :


1. Ada hastag yg menurutku menarik tapi pada dasarnya di sisi lain cukup berbahaya untuk kerukunan dlm ummat Islam sendiri, #SyiahBukanIslam.

2. Kultwit ini tidak hendak membela syiah, secara ideologi salah tetap salah, sesat bisa jadi (dlm kasus2 tertentu), tapi #SyiahBukanIslam ?

3. Menyikapi permasalahan #SyiahBukanIslam ini harus jeli, sebab efeknya sangat banyak sekali, bahkan pada pondasi syariat kita sendiri.

4. Ah yg bener, kok berlebihan banget gt Wy? Bagi pelajar ilmu hadits, akan segera tahu bahayanya propaganda #SyiahBukanIslam.

5. Semestinya kita harus betul2 arif dalam soal ini, dan kaidah dasar yg mesti kita pegang, seseorang dihukumi muslim hanya dg dua hal saja.

6. Pertama, dia syahadat, kedua, dia sholat menghadap kiblat. Maka seluruh hukum syariat, perlakuan, perlindungan, berlaku atas dia...

7. ...dan selanjutnya setelah itu jika ideologinya melenceng, itu hal lain yg berhubungan dg batin. Bukan hukum dhohir.

8. Semestinya kita tidak begitu saja memukul rata #SyiahBukanIslam , sebab di dalam syiah sendiri terdapat berbagai macam aliran.

9. Semisal Zaidiyyah, ini pecahan Syiah, tapi kita tidak bisa memasukkannya dalam #SyiahBukanIslam sebab mereka tdk mengkafirkan Abu Bakr.

10. Kembali kepada bahaya terselubung dalam propaganda #SyiahBukanIslam yg bisa meruntuhkan pondasi syariah.. Dari mananya?

11. Kita semua pasti tahu kitab hadits Bukhori-Muslim dan 4 yg lain (Abu Daud, Ibn Majah, Tirmidzi, Annasa-i) yg jadi refernsi utama kita.

12. Jika tetap bersikukuh bahwa #SyiahBukanIslam maka (sekedar tahu saja) keenam kitab raksasa referensi utama itu semuanya tertolak !!!

13. Karena siapapun muslim tahu bahwa periwayatan hadits dari orang kafir adalah tidak diterima. Jadi mata rantai hadits harus muslim asli.

14. Sementara para periwayat hadits dalam keenam kitab raksasa tadi tidak sedikit yg Syiah, nah bagaimana jadinya jika #SyiahBukanIslam ?

15. Jika ingin tahu biografi sekaligus profil singkat para periwayat hadits dalam keenam kitab tadi, silakan ke yg paling kecil, Al-Kasyif.

16. Di situ tidak sedikit kita temukan periwayat yg statusnya Syi'i, rumiya bit tasyayyu', rofidhi... Tapi kok tetap diterima ?

17. Karena kalau mereka (syiah) itu mutlak dihukumi kafir artinya kita sama sekali tidak bisa menggunakam hadits2 riwayat Bukhori-Muslim.

18. Dan setelah itu, efek selanjutnya, segala jenis hukum fiqih hasil istinbath dari hadits2 itu juga tidak sah. Remuk redam bangunan syariah.

19. Oke, mungkin sebagian berhujjah dg pernyataan beberapa Imam semisal Imam Syafi'i bahwa #SyiahBukanIslam.

20. Tapi harus dicermati, itu kafirnya seperti apa dulu? Bisa jadi yg kafir ideologinya, tapi hukum dhohir atasnya tetap Islam sebab...

21. ...mereka juga sholat dan syahadat yg sama dengan kita. Perihal ada syahadat lain itu kembali ke bahwa syiah banyak jenisnya.

22. Satu hal yg perlu kita ingat baik2, jangan mudah menyesatkan apalagi mengkafirkan sesama muslim karena kita tdk tahu akhir kita.

23. Apa yg berpropaganda #SyiahBukanIslam itu bisa menjamin bahwa dirinya nanti bakal tetap mati dalam keadaan Islam ???

24. Jangan2 yg di-bukanislam-kan itu nantinya tobat dan yg teriak2 mem-bukanislam-kan matinya su'ul khotimah, na'udzu billah, siapa tahu.

25. Maka tugas kita bersama adl jika memang memandang mereka itu salah, maka luruskan dg santun dan baik, bukan malah menjauhkan.

26. Katanya dakwah (mengajak) kok hasilnya malah mengusir, membuat orang muak, dan ujung2nya benci. Ketahuan tidak paham arti kata "dakwah".

27. Pada akhirnya kita mesti banyak belajar dalam2, jangan asal ikut yel-yel #SyiahBukanIslam tanpa tahu efeknya, atau sebab ego saja.

28. Ingat, musuh kita yg jelas, yg disebut terang2an dalam al-Qur'an, yaitu setan, semakin hari semakin pintar dalam strategi penjerumusan.

29. Salah satunya adalah lewat pengkafiran yg lain, sebab efek pengkafiran sesama muslim adl balik ke si pengkafir itu sendiri.

30. Maka tentu di akhirat kelak akan jadi lelucon jika trnyata sama2 jumpanya di neraka. Atau memalukan jika yg dikafirkan malah masuk surga.

31. Maka, yg lebih baik adalah konsentrasi pada Islam kita masing2, sudah bener belum, bukan malah ngurusi #SyiahBukanIslam atau JIL jg.

32. Jika masih keukeuh ngurusi mereka, maka gunakan cara yg elegan, Ud'u ila Sabili Robbika bil hikmah wal mau'idzotil hasanah...

33. Juga jangan keras2, wa lau kunta faddzon gholidhol qolbi lanfaddzu min haulik. Masa' ngaku dakwah tapi ndak paham dua ayat dakwah ini ?

34. Tidak perlu aku artikan apa makna dua ayat itu, kalau mengklaim diri berdakwah mestinya sudah paham dg baik dua ayat tadi.

35. Kalau belum paham dua ayat tadi, maka silakan evaluasi diri, apakah sudah punya kapasitas untuk dakwah? Jangan asal semangat saja.

36. Semoga Allah Memberi kita taufiq, selamat malam Jumat, saatnya banyak2 membaca sholawat kepada Junjungan tercinta...

Redaktur : Ibnu Mansyur

===

Ini ceramah habib rizieq ttg perawi Syiah di Bukhari-muslim. Jadi yg bilang Syiah bukan Islam itu semangat dakwahnya besar, tapi ilmu kurang. Akhirnya fitnah:

Islam itu ya terdiri dari Sunni dan Syi'ah.

Islam pecah saat perang antara Khalifah Ali dan Mu'awiyah. Pengikut Ali disebut Syiah Ali. Artinya pengikut Ali. Kemudian disingkat jadi Syi'ah saja. Pengikut Muawiyah dan yg netral disebut Sunni. Keduanya ini sama2 Islam. Ada 1 kelompok lagi disebut Khawarij / orang2 yg keluar dari Islam karena mengkafirkan dan membunuh sesama Muslim.
Ali adalah sahabat yg pertama kali dibunuh khawarij.
Jadi kalau ada yg bilang Syiah bukan Islam dan memfitnah Sunni yg membela Syiah sbg Syiah, itu Khawarij namanya

Perawi Hadits Syi'ah dalam Sahih Bukhari, Muslim, dan Kitab Hadits lainnya:
Abbad bin Ya’qub Al Asadi Ar Rawajini Al Kufi
Keterangan tentang Beliau dapat ditemukan dalam Hadi As Sari jilid 2 hal 177,Tahdzib At Tahdzib jilid 5 hal 109 dan Mizan Al Itidal jilid 2 hal 376. Disebutkan
Ibnu Hajar berkata bahwa Abbad adalah seorang Rafidhah yang terkenalhanya saja Ia jujurIbnu Hibban berkata bahwa Abbad seorang Rafidhah yang selalu mengajak orang lain mengikuti jejaknya.Saleh bin Muhammad berkata “Abbad memaki Usman bin Affan”
Jadi Abbad adalah Seorang Rafidhah yang oleh Abu Hatim dikatakan “Ia tsiqat”,beliau seorang Rafidhah dimana Hakim berkata Ibnu Khuzaimah ketika membicarakan Abbad, Ia berkata “Riwayat Abbad dapat dipercaya tetapi pendapatnya sangat diragukan” .Adz Dzahabi berkata “Abbad seorang yang berlebihan Syiahnya, Ahli bid’ah tetapi jujur dalam menyampaikan hadis”. Maka sudah jelas Abbad adalah seorang Rafidhah bahkan dikabarkan beliau memaki sahabat Usman bin Affan tetapi tetap saja beliau dinyatakan tsiqat dan jujur. Abbad adalah perawi hadis dalam Shahih Bukhari, Sunan Ibnu Majah, Sunan Tirmdizi, Musnad Ahmad dan Shahih Ibnu Khuzaimah. Apakah para Salafy itu mau berkelit kalau Syiah yang dimaksud disini adalah tasyayyu, padahal zahir lafal jelas adalah Rafidhah? Ah ya mungkin akan ada akrobat yang lain
Sulaiman bin Qarm Abu Dawud Adh Dhabi Al Kufi
Dalam Kitab Tahdzib At Tahdzib jilid 4 hal 213 dan Mizan Al I’tidal jilid 2 hal 219, disebutkan pernyataan Ulama mengenai Sulaiman bin Qarm. Ada yang menyatakan beliau dhaif (Yahya bin Main dan Abu Hatim) dan ada yang menyatakan beliau tsiqah.Tetapi coba lihat apa yang dikatakan Ibnu Hibban, beliau berkata Sulaiman seorang Rafidhah yang ekstrim. Anehnya walaupun Ibnu Hibban menyatakan Ia Rafidhah, Ahmad bin Hanbal menyatakan Sulaiman tsiqat, tidak ada sesuatu yang membahayakan atas diri Sulaiman hanya saja Ia berlebihan dalam bertasyayyu.Begitu pula pernyataan Ahmad bin Adi “Sulaiman banyak memiliki hadis hasan dan afrad”. Sulaiman bin Qarm adalah perawi hadis dalam kitab Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi. Jika Rafidhah memang pendusta mengapa Ahmad bin Hanbal menyatakan tsiqat pada seorang pendusta, mengapa Imam Muslim meriwayatkan hadisnya dalam kitab Shahih beliau Atau justru sebenarnya Ibnu Hibban keliru. Jika memang Ibnu Hibban keliru maka saya katakan kalau seorang Ulama saja bisa keliru dalam menentukan siapa yang Rafidhah mengapa pengikut Salafy itu begitu soknya dengan mudah berkata siapa yang Rafidhah.
Harun bin Sald Al Ajli Al Kufi
Beliau sebagaimana dijelaskan dalam Tahdzib At Tahdzib jilid 11 hal 6 dan Mizan Al I’tidal jilid 4 hal 784 adalah perawi yang dapat diterima hadisnya. Tetapi beliau juga dinyatakan sebagai Rafidhah
As Saji berkata Dia itu Rafidhah ekstrimIbnu Hibban berkata Dia Rafidhah ekstrim
Anehnya Harun juga dinyatakan tsiqat oleh Ibnu Hibban, Ahmad bin Hanbal berkataHarun orang yang saleh dan banyak yang meriwayatkan hadis darinya, Ibnu Abi Hatim berkata “Aku bertanya pada ayahku tentang Harun. Maka dia menyatakan bahwa tidak ada masalah dengan Harun”. Utsman Ad Darimi mengatakan dari Ibnu Main bahwa tidak ada persoalan dengan Harun walaupun Ad Dauri berkata bahwa Ibnu Main mengatakan Harun itu berlebihan dalam Syiahnya. Hal ini berarti Ibnu Main tidak menganggap kesyiahan Harun sebagai persoalan dalam periwayatan hadis. Jika benar setiap Rafidhah adalah pendusta mengapa Harun yang dikatakan As Saji dan Ibnu Hibban sebagai Rafidhah tetap diterima hadisnya oleh Imam Muslim dalam Shahih Muslim.
Jami’ bin Umairah bin Tsa’labah Al Kufi
Dalam Tahdzib At Tahdzib 2/111 dan Mizan Al ‘Itidal 1/421, didapatkan keterangan tentang Jami’ bin Umair. Beliau dinyatakan Rafidhah oleh Ibnu Hibban. Ibnu Hibban berkata “Dia itu Rafidhah yang memalsukan hadis”. Tetapi walaupun begitu beliau adalah tabiin yang diterima hadisnya
Abu Hatim berkata “Dia orang Kufah, seorang Tabiin dan Syiah yang terhormat. Dia jujur dan baik hadisnya”.Al Ijli berkata “Dia seorang Tabiin yang tsiqat”As Saji berkata “Dia memiliki hadis-hadis munkar, dia bisa diperhitungkan dan dia itu jujur”Bukhari berkata “Dia patut dipertimbangkan”Ibnu Adi berkata “Dia seperti yang dikatakan Bukhari,hadis-hadisnya bisa dipertimbangkan. Hadis yang diriwayatkannya umumnya tidak diikuti orang”
Jami’ bin Umairah adalah perawi hadis dalam Sunan Tirmidzi dan Al Mustadrak Al Hakim, Tirmidzi menghasankan sebagian hadisnya dan Al Hakim menshahihkan hadis riwayat Jami’ bin Umairah. Kalau memang yang dinyatakan Ibnu Hibban itu benar maka itu berarti seorang Rafidhah bisa diterima hadisnya.
Abdul Malik bin A’yun Al Kufi
Keterangan tentang Abdul Malik dapat dilihat dalam Tahdzib At Tahdzib jilid 6 hal 385 dan Mizan Al I’tidal jilid 2 hal 651. Beliau Abdul Malik dinyatakan oleh Al Hamidi dan Sufyan bin Uyainah sebagai seorang Rafidhah Al Hamidi menceritakan bahwa Sufyan menerima hadis dari Abdul Malik seorang Syiah. Al Hamidi berkata bagiku Abdul Malik adalah seorang Rafidhah yang suka menciptakan ajaran bid’ah. Al Uqaili dalam Ad Dhuafa menyatakan bahwa Abdul Malik seorang Rafidhah Tetapi jika kita melihat pernyataan Ulama lain maka ditemukan bahwa Abdul Malik tsiqah dan jujur.
Ibnu Hibban menyatakan Abdul Malik tsiqat dan memasukkan namanya dalam Ats TsiqatAl Ajli menyatakan Abdul Malik sebagai tabiin yang tsiqatAbu Hatim berkata “Ia orang Syiah tetapi jujur”Al Mizzi dalam Tahdzib Al Kamal berkata bahwa Abdul Malik itu Rafidhah tetapi Shaduq (jujur)Abdul Malik adalah perawi Shahih Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Nasai, Sunan Ibnu Majah, Sunan Abu Dawud dan Sunan Tirmidzi
Jadi bagaimana mungkin Rafidhah yang dikatakan dusta itu diambil hadisnya oleh para Ulama Sunni.
Musa bin Qais Al Hadhramy
Beliau adalah seorang perawi hadis yang tsiqah sebagaimana disebutkan dalamTahdzib At Tahdzib jilid 10 hal 366 dan Mizan Al I’tidal jilid 4 hal 217. Anehnya Al Uqaily berkata Dia itu Rafidhah yang ekstrim. Apakah itu berarti Musa adalah Rafidhah yang tsiqah Yahya bin Main berkata “dia tsiqat” Abdullah bin Ahmad bin Hanbal berkata dari ayahnya yang berkata Aku tidak mengetahui tentang Musa kecuali kebaikan Ibnu Syahin berkata Musa diantara perawi yang tsiqah Ibnu Numair berkata tentang Musa dia tsiqat, banyak yang meriwayatkan darinya Abu Hatim berkata “tidak ada persoalan dengan dia” Selain itu Musa bin Qais lebih mendahulukan Ali ketimbang Abu Bakar. Hal ini dinyatakan Adz Dzahabi dalam sebuah riwayat tentang Musa, bahwa Musa berbicara tentang dirinya sendiri bahwa Sufyan bertanya kepadanya tentang Abu Bakar dan Ali, maka katanya Ali lebih kusukai. Musa bin Qais adalah perawi hadis dalamSunan Abu Dawud.

Daftar di bawah ini merupakan di antara ulama Syiah yang Bukhari sandarkan dalam Sahih-nya. Jika kami tambahkan mereka semua termasuk periwayat dalam Sahih Muslim dan empat Sihah Sittah lain yang mengikuti keyakinan Syiah, maka jumlahnya akan banyak. Untuk menghemat tempat, referensi dimuat dalam bagian judul (kitab) hanya untuk satu hadis dari satu orang – sisanya dapat ditemukan menggunakan indeks atau software hadis.
Pembaca akan menemukan istilah Rafidi dan di biografi berikutnya. Ulama suni secara umum mendefinisikan seorang Rafidi sebagai seorang Syiah yang secara terbuka mengkritik atau menolak legitimasi khalifah sebelum Imam Ali (as) 1. Ubaidullah bin Musa Al-‘Absi (wafat 213 H) Sahih Bukhari [kitab al-‘iman] Sahih Muslim [kitab al-‘iman] Sahih al-Tirmidzi [kitab al-salat] Sunan al-Nasa’i [kitab al-sahw]
“Abu Daud berkata : Dia seorang Syiah taat, hadis-hadisnya diterima… Ibnu Mandah berkata: Ahmad bin Hanbal biasa menunjukkan ‘Ubaydullaah pada masyarakat, dan dia sangat dikenal karenaRafd (keberpihakan pada Ali), dan dia tidak mengizinkan siapapun masuk ke rumahnya yang disebut ‘Muawiyah'”. [The Creed of the Imam of Hadits al-Bukhari and of the Great Scholars from whom he narrated (Salafi Publications, UK, 1997), h. 89 dari Al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubala,9/553-557]
Sunan Abu Dawud [kitab al-taharah] Sunan Ibn Majah [kitab al-muqaddamah] Pandangan Ulama Sunni terhadap Ubaidullah bin Musa Al-’Absi “Orang saleh, salah satu ulama penting Syiah… dipercaya oleh Yahya bin Ma’in, Abu Hatim mengatakan ia diandalkan, dipercaya… al-‘Ijli berkata : Dia pemegang otoritas Quran…” [Al-Dzahabi, Tadhkirat al-Huffaz dalam Ubaidillah bin Musa al-‘Absi ] 2. ‘Abbad bin Ya’qub al-Rawajini (wafat 250 H)
Abu Hatim berkata: Dia seorang syaikh, diandalkan. Ibnu Adi berkata : Dia biasa mencela salaf. Dia ekstrimis Syiah. Salih bin Muhammad berkata : Dia biasa mencela Utsman. Saya mendengar dia berkata, “Allah lebih adil dari sekedar memasukkan Talhah dan Zubair ke surga setelah membaiat Ali kemudian memeranginya.” Ibnu Hibban berkata: Dia penyeru Rafidi. Dia meriwayatkan hadis ini…,“Jika engkau melihat Muawiyah di mimbarku, bunuh dia!” [Ibn Hajar al-‘Asqalani, Tahdhib al-Tahdhib, dalam Abbad binYa’qub al-Rawajani”]
Sahih Bukhari [kitab al-tawhid] Sahih al-Tirmidzi [kitab al-manaqib] Sunan Ibn Majah [kitab ma ja’ fi al-jana’iz] Pandangan Ulama Sunni terhadap ’Abbad bin Ya’qub al-Rawajini Dia seorang Rafidi terpercaya dan hadisnya ada di (Sahih) Bukhari. [Ibn Hajar al-‘Asqalani, Taqrib al-Tahdhib, dalam Abbad bin Ya’qub al-Rawajani ] 3. ‘Abdul Malik bin A’yan al-Kufi Sahih al-Bukhari [kitab al-tawhid] Sahih Muslim [kitab al-‘iman]
Al-‘Ijli berkata: Dia berasal dari, seorang Tabi’i (pelanjut), diandalkan. Sufyan berkata: ’Abdul Malik bin ‘A’yan seorang Syiah yg meriwayatkan pada kami, dia seorang Rafidi bagi kami, orang yg dipertimbangkan. Hamid berkata: Tiga bersaudara itu, ’Abdul Malik, Zurarah, dan Hamran adalah Rawafid. Abu Hatim berkata: Dia termasuk orang pertama yang memeluk Syiah, dalam posisi penuh kebenaran, memiliki riwayat baik dan tercatat. [Ibn Hajar al-‘Asqalani, Tahdhib al-Tahdhib, dalam Abdul Malik bin A’yan]
Sahih al-Tirmidzi [kitab tafsir al-Qur’an] Sunan al-Nasa’i [kitab al-‘iman wa al-nudhur] Sunan Abu Dawud [kitab al-buyu’] Sunan Ibn Majah [kitab al-zakah] Pandangan Ulama Sunni terhadap ‘Abdul Malik bin A’yan al-Kufi Dia seorang Syiah Rafidi, salah satu orang yang dipertimbangkan. [Abu Ja’far al-‘Uqaili, Du’afa al-‘Uqayli, dalam Abdul Malik bin A’yan] Dia seorang Rafidi, dibenarkan (shaduq). [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dalam Abdul Malik b. A’yan”]
Ibn ‘Adi berkata : Mereka (para ulama) tidak melihat masalah dalam hadisnya kecuali mensifatinya dengan Syiah… Dia orang terhormat … dia memuji riwayat ahlulbait Nabi dan mengabaikan yang lain… Mukhlid al-Syu’airi berkata: Saya bersama ‘Abd al-Razzaq ketika seseorang menyebut Mu’awiyah. ‘Abd al-Razzaq berkata: ‘Jangan cemari majelis kami dengan menyebut keturunan Abu Sufyan!’. [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dlm “‘Abd al-Razzaq al-San’ani”]
4. Abdul Razaq al-San’ani (wafat 211 H) Sahih Bukhari [kitab al-‘iman] Sahih Muslim [kitab al-‘iman] Sahih al-Tirmidzi [kitab al-taharah] Sunan Nasa’i [kitab al-taharah] Sunan Abi Dawud [kitab al-taharah] Sunan Ibn Majah [kitab al-muqaddamah fi al-‘iman] Pandangan Ulama Sunni terhadap ’Abdul Razaq al-San’ani Ibn ‘Adi meriwayatkan (hadis) dari ‘Abd al-Razzaq…, “Jika engkau melihat Mu’awiyah di mimbarku maka bunuh dia!” [Al-Dzahabi, Mizan al-‘I’tidal, dalam “Abdurrazaq al-San’ani”]
‘Awf seorang Qadari, Syi’i, setan! [Abu Ja’far al-‘Uqayli, Du’afa al-‘Uqayli, dalam ’Awf bin Abi Jamilah”]
5. ‘Awf bin Abi Jamilah al-‘A’rabi (wafat 146 H) Sahih Bukhari [kitab al-‘iman] Sahih Muslim [kitab al-masajid wa mawadi’ al-salat] Sahih al-Tirmidzi [kitab al-salat] Sunan Nasa’i [kitab al-taharah] Sunan Abi Dawud [kitab al-salat] Sunan Ibn Majah [kitab al-salat] Pandangan Ulama Sunni terhadap ‘Awf bin Abi Jamilah al-‘A’rabi Dia seorang Rafidi tapi diandalkan oleh banyak ulama dan dia seorang Syiah. [Al-Dzahabi, Siyar A’lam al-Nubala, dlm “‘Awf bin Abi Jamilah”]
Mungkinkah Bukhari, Muslim, dan lainnya bersandar pada mereka tanpa tahu keyakinan yang sesungguhnya? http://www.nurmadinah.com/2011/08/perawi-yang-dikatakan-syiah-namun-diandalkan-oleh-suni/
Dia cenderung Syiah. Ibn Ma’in berkata : diandalkan, Al-Nasa’i berkata : Sangat diandalkan. [Al-Mizzi, Tahdhib al-Kamal, dlm ’Awf bin Abi Jamilah] .
.


Ini tulisan dari Wahabi. Mereka membantah 100 perawi itu Syi'ah. Tapi cuma Tasyayyu'. Mirip Syi'ah... :). Wahabi: Kini, tiba saatnya saya menjelaskan ke-100 perawi tersebut. Saya akan membuktikan kebenaran pendapat bahwa mereka bukan orang-orang Rafidhah sebagaimana dikatakan al Musawi, melainkan orang-orang Ahlus Sunnah yang sebagiannya berpaham tasyayyu' yang tidak sampai ke tingkat rafadh, tidak mempromosikan bid'ahnya dan tidak menghalalkan dusta. Tasyayyu' bukanlah rafadh.  
http://media.isnet.org/islam/ss/Perawi.html

Ini Perawi hadits Syi'ah. Tak tanggung2 haditsnya dimuat Imam Bukhari dan Imam Muslim di Bab Iman. Kalau Syi'ah bukan Islam / Kafir, sama saja bilang Sahih Bukhari dan Sahih Muslim itu perawinya orang kafir. Bukan Sahih lagi dong? Apalagi yg kita pegang?

Ubayd Allah b. Musa al-Absi (Died 213 AH)
Sahih Bukhari [kitab al-iman]
Sahih al-Tirmidhi [kitab al-salat]
Sahih Muslim [kitab al-iman]
Sunan Abu Dawud [kitab altaharah]
Sunan al-Nasai [kitab al-sahw]

Sunan Ibn Majah [kitab al-muqaddamah]
Aboo Daawood said: He was an ardent Sheeee, his ahaadeeth are allowable....Ibn Mandah said: Ahmad ibn Hanbal used to point Ubaydullaah out to the people, and he was well known for Rafd (extreme partisanship for Alee), and he would not let anyone enter his house who was called Muaawiyah. [The Creed of the Imaam of Hadeeth al-Bukhari and of the Great Scholars from whom he narrated (Salafi Publications, UK, 1997), p. 89 from Al-Dhahabi, Siyar Alam al-Nubala, vol. 9, pp .553-557] 


KH Said Aqil Siradj (lahir 3 Juli 1953) saat ini berusia 60 tahun. Beliau menyatakan Syi’ah tidak sesat karena pada kurikulum pendidikan pada almamaternya, Universitas Ummul-Quro di Arab Saudi, Syi’ah saat itu tidak disebut Sesat. “Wahabi yang keras saja menggolongkan Syi’ah bukan sesat,” begitu kata Aqil Siradj.
Namun banyak anak-anak muda Wahabi yang umurnya paling 30-40 tahun mencerca KH Said Aqil Siradj karena itu. Bahkan sebagian ada yang memfitnahnya sebagai seorang Syi’ah yang “Taqiyyah”.
Padahal apa yang dipelajari KH Said Aqil Siraj, sama dengan yang saya pelajari di bangku pendidikan SD di tahun 1970-an (sekitar tahun 1977). Saya sekolah di SD Negeri. Saat itu buku pendidikan agama dicetak berdasarkan bimbingan ulama NU.
Yang saya pelajari saat di SD Negeri tahun 1970-an sama dgn yg dipelajari dengan KH Said Aqil Siradj. Yaitu hingga zaman Khalifah Ali, Islam itu SATU. Belum ada Sunni, Syi’ah, dsb. Aqidah dan cara ibadah ummat Islam masih satu. Mereka generasi terbaik Islam: GENERASI SAHABAT. TIDAK ADA YANG SESAT. Namun saat pecah perang karena pemberontakan yang dilakukan oleh Mu’awiyyah, Islam terbagi 3: Sunni, Syi’ah, dan Khawarij. Sunni dan Syi’ah masih lurus. Khawarij yang mengkafirkan Muslim lain bahkan membunuh Khalifah Ali dan berusaha membunuh Mu’awiyyah itulah yang sesat. Arti Khawarij adalah orang-orang yang keluar dari Islam. Sunni dan Syi’ah itu lurus. Bagian dari ISLAM.
Syi’ah itu berasal dari Syi’ah Ali yang artinya Pengikut Ali. Khawarij itu adalah pengikut Ali yang membangkang. Sunni adalah selain dari di atas (Pengikut Mu’awiyyah dan yang netral).
Karena Mu’awiyyah menang, maka Syi’ah pun tersingkir selama berabad-abad karena Dinasti Umayyah (Keturunan Mu’awiyyah) berkuasa selama ratusan tahun yang dilanjutkan oleh Dinasti Abbasiyyah.
Saat itu di tahun 1977 masalah perbedaan Sunni dengan Syi’ah tidak sebesar sekarang. Zaman itu penguasa Iran (Syi’ah), Syah Iran Reza Pahlevi dan juga Raja Arab Saudi (Raja Fahad) sama-sama sekutu dekat AS. Jadi sama-sama teman.
Namun saat Revolusi Islam Iran terjadi di tahun 1979 oleh Imam Khomeini, hubungan Iran dengan AS terputus. Mahasiswa Iran menyandera Kedubes AS selama 444 hari untuk kemudian ditutup hingga kini. Iran namanya berubah jadi Republik Islam Iran.
AS pun melalui negara-negara Arab menghasud Saddam Husein, presiden Iraq, untuk menyerang Iran. Perang Iran-Iraq berlangsung selama 8 tahun (1980-1988). 1 juta orang tewas (baik dari Iraq dan Iran) dengan biaya sekitar Rp 10.000 Trilyun.
Ini video dari Dr Habib Rizieq Shihab:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/06/28/video-pendapat-ulama-sunni-tentang-syiah/

Jeleknya Wahabi, jika ada Muslim Sunni tidak mau menganggap semua Syi'ah sesat, dan masih membela Syi'ah yg lurus, otomatis dianggap Syi'ah. Jika membantah disebut Syi'ah yg taqiyah. Mirip ajaran George Busuh: Either with us or against us. Jika tak bersama kami, berarti musuh kami. Karena mereka menganggap dirinya pembela Islam, jika menentang mereka artinya Musuh Islam. Amit-amit jabang bayi... :) Seperti Yahudi, tidak puas jika Sunni dan Syi'ah saling musuhan dan bunuh2an...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar