Iklan 2

Sabtu, 02 November 2013

Allah Ada di Mana?

Sesungguhnya masalah Allah ada di mana itu bukan masalah penting. Nanti yang ditanya di akhirat adalah Maa Robbuka? Siapa Tuhan kamu? Yang harus kita jawab dengan: Allah. Kemudian saat kita masuk Islam atau pun sholat kita senantiasa mengucapkan: Asyhadu al Laa ilaaha illallahu. Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah. Itu yang harus kita ucapkan dan kita yakini. Bukan di mana Allah. Apalagi sampai mengkafirkan orang lain yang berbeda pahamnya dengan kita soal di mana Allah itu.

Sebagian ayat-ayat Al Qur'an menyatakan Allah ada di atas 'Arasy.

Tapi ada juga ayat-ayat yang menyatakan lain yang juga harus kita yakini kebenarannya. Tidak boleh kita ingkari.


Jangan sampai ayat Langit kita artikan secara zahir, ayat lain tidak. Malah ditakwil-takwilkan.

Contoh ayat2 lain itu:
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah DEKAT.." Al Baqarah 186]

"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya" [Qaaf 16]

Bagaimana Allah ada di atas langit jika nanti langit digulung Allah dengan tangan kanan-Nya?

"Dan mereka tidak mengagungkan Allah dengan pengagungan yang semestinya padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha Suci Tuhan dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan." [Az Zumar 67] 

"(Yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. Sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; sesungguhnya Kamilah yang akan melaksanakannya." [Al Anbiyaa' 104] 

Lihat bagaimana Allah memanggil Nabi Musa ke Lembah Suci Thuwa:
"Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa" [An Nazi'at 16]

"Sesungguhnya Aku inilah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu; sesungguhnya kamu berada dilembah yang suci, Thuwa." [Thaahaa 12]

"Lihat bagaimana Nabi Musa memohon air pada Allah. Saat itu Nabi Musa ada di bumi:
Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman: "Pukullah batu itu dengan tongkatmu". Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan." [Al Baqarah 60]

Nah ayat-ayat itu juga harus diimani. Tidak boleh diingkari. Tidak boleh ayat2 pertama ditakwilkan secara zahir/harfiah, namun ayat2 di bawah tidak. Itu tidak konsisten/tidak istiqomah.

Kalau kita meyakini Allah ada di atas langit tapi tidak ada di bawah langit atau di bumi ini, berarti Allah itu lebih kecil dari jagad raya. Lebih kecil dari makhluknya. Padahal Allah Maha Besar. Lebih besar dari jagad raya ini. Ini juga memaknai Allah BUTUH tempat. Allah Perlu Makhluk. Padahal Allah itu Maha Kaya!

Dari ayat2 Al Qur'an ini kita paham bahwa Makhluq Allah ada di Bumi dan Langit. 
"Katakanlah: "Kepunyaan siapakah apa yang ada di langit dan di bumi." [Al An'aam 12]
"Dan Dialah Allah (yang disembah), baik di langit maupun di bumi" [Al An'aam 3]
"Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit" [Al An'aam 99] 
"Mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha Suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya." [Al Baqarah 116] 
"Dan kepunyaan Allah-lah tentara langit dan bumi.." [Al Fath 7]
"Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah)" [Al Hadiid 1]

Langit itu ciptaan Allah. Sebelum langit diciptakan, Allah tinggal di mana?
"Dan Dialah yang menciptakan langit dan bumi dengan benar." [Al An'aam 73] 
"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy" [Al A'raaf 54] 

"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui." [Al Baqarah 115\

Coba lihat kebesaran Allah yang meliputi Langit dan Bumi. Jadi bukan sekedar di atas langit, tapi tidak ada di bumi:

"Kursi Allah meliputi langit dan bumi" [Al Baqarah 255]

Coba kita bayangkan makhluk Allah: "UDARA".

Saat ada yang bilang Udara ada di langit/atmosfir/di atas awan, kita akan bilang benar. Saat ada yang bilang Udara ada di AS itu benar. Saat ada yang bilang udara ada di Jakarta juga benar. Semua benar karena udara itu memang luas/besar. Tidak ada yang salah jadinya. Itu baru makhluk Allah.

Allah itu lebih besar lagi. Saat ada yang bilang Allah di atas 'Arasy benar. Tapi saat ada yang bilang Allah itu Dekat bahkan lebih dekat dari urat Leher Kita, itu juga benar. Itu harus kita imani. Tidak boleh kita ingkari:

Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya, dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya, dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir) merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan. (TQS al-Nisa' [4]: 150-151).

Jangan kita membentur-benturkan 2 ayat yang kelihatannya berlawanan padahal sebetulnya tidak. Apalagi untuk mengkafirkan Muslim lain yang meyakini juga kalau Allah itu dekat dengan makhluknya:

Nabi bersabda:

اِقْرَأُوْا الْقُرْآنَ مَا ائْتَلَفَتْ عَلَيْهِ قُلُوْبُكُمْ فَإِذَا اخْتَلَفْتُمْ فَقُوْمُوْا عَنْهُ
“Bacalah Al-Qur`an selama hati-hati kalian masih bersatu, maka jika kalian sudah berselisih maka berdirilah darinya”. [Shohihain]

Dan dalam Al-Musnad dan Sunan Ibnu Majah –dan asalnya dalam Shohih Muslim- dari ‘Abdullah bin ‘Amr :
“Sesungguhnya Nabi SAW pernah keluar sedangkan mereka (sebagian shahabat-pent.) sedang berselisih tentang taqdir, maka memerahlah wajah beliau bagaikan merahnya buah rumman karena marah, maka beliau bersabda : “Apakah dengan ini kalian diperintah?! Atau untuk inikah kalian diciptakan?! Kalian membenturkan sebagian Al-Qur’an dengan sebagiannya!! Karena inilah umat-umat sebelum kalian binasa”.

Allah itu Maha Kaya. Tidak perlu sesuatu. Tidak perlu tempat seperti langit atau bumi. Saat bumi dan langit dihancurkan, Allah akan tetap ada. Jadi masalah Allah ada di mana, serahkan itu kepada Allah. Jangan diributkan. Apalagi untuk mengkafirkan sesama Muslim.

http://kabarislamia.blogspot.com/2013/01/perdebatan-di-mana-allah-di-atas-langit.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar