Sunni dan Syi'ah itu kan munculnya bareng 1300 tahun lalu saat perang antara Khalifah Ali dgn Mu'awiyyah. Toh para ulama biasa2 saja. Para Imam Mazhab tidak meributkan itu pakai bikin seminar atau menulis buku "BAHAYA SYI'AH" dsb. Mereka fokus bikin kitab2 Fiqih, dsb. Bahkan Imam Mazhab seperti Imam Hanafi dan Imam Malik berguru dgn Imam Ja'far yg diakui Syi'ah sbg Imam mereka. Jadi santai2 saja. Kalau takut sama "Bahaya Syi'ah", berarti Tauhidnya belum bener. Masih takut sama makhluq. Tidak yakin Allah itu Maha Pelindung.
Isyu Sunni vs Syi'ah khawatirnya dipakai Wahabi garis keras untuk membuat Fitnah Perang Saudara di Indonesia seperti di Suriah. Jadi harus hati2.
Wawancara Dengan Ketum PBNU, Nabi Tak Pernah Perintahkan Sweeping!
KH. Said Aqil Siradj:
Saya dari Nahdlatul Ulama (NU) sudah berkali-kali, baik itu terhadap sesama Islam atau nonmuslim, ketika di situ terjadi konflik, NU selalu berperan. Kita sekuat tenaga memberikan pencerahan dan peringatan kepada warga sendiri, terutama kasus terakhir di Sampang, Madura.
Kita sangat menyesalkan itu, mencoreng Islam itu sendiri. Pertama, Islam tidak seperti itu, walau berbeda pendapat tetap menjaga kerukunan. Kedua, jati diri sebagai warga Nahdliyin atau Ahlussunnah wal Jamaah yang memegang prinsip tawajud modern, tawajud balance, dan tawajud toleran, itu juga mereka langgar atau kehilangan jati diri sebagai warga Nahdliyin, kita sesalkan itu.
Kalau kita lihat, kiai-kiai dahulu, kiai yang sudah sepuh dan meninggal tidak pernah mengajarkan kekerasan. Yang namanya Kiai Abdul Hamid Pasuruan, Jawa Timur yang terkenal Waliyullah dan Kiai besar, itu berdekatan dengan pesantren Syiah YAPPI milik Sayyid Husen al Habsyi itu. Tidak pernah terjadi konflik, malah saling menghormati dan menghargai.
Akhir-akhir ini saja kenapa? Mudah-mudahan kita semua mendapat petunjuk dari Allah.
Sumber MMN: http://www.muslimedianews.com/2013/08/wawancara-dengan-ketum-pbnu-nabi-tak.html#ixzz2fhjhjs1U
Tidak ada komentar:
Posting Komentar