Iklan 2

Senin, 10 Juni 2013

Al Qur'an Harus Diamalkan. Bukan Cuma Dibaca!

Dari ceramah Ustad Ruslan Mawardi yang saya dengar di jalan karena pulang kemaleman...
Membaca Al Qur'an itu kalau tidak diamalkan, seperti Himar/Keledai yang membawa Al Qur'an. Tidak ada manfaatnya.
Al Qur'an itu harus diamalkan.
Di Al Qu'an disebut jangan dusta. Amalkan dgn tidak berdusta.
Di Al Qu'an disebut jangan menzalimi orang. Amalkan dgn tidak menzalimi orang.
Di Al Qu'an disebut harus ikhlas. Amalkan dgn bersikap Ikhlas.
Kalau pun kita belum mampu mengamalkannya, istighfar minta ampun kepada Allah karena kita belum mampu mengamalkannya. Karena kesempurnaan itu memang milik Allah.
Amalkan dulu kewajiban, baru kemudian Sunnah. Gunakan yang halal. Hindari yang haram.
Itulah makna Al Qur'an sebagai petunjuk bagi orang2 yang bertakwa. Bermanfaat jika diamalkan.
“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat,” [Al An’aam:155]
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2007/09/14/mempelajari-dan-mengamalkan-al-qur’an-dan-hadits/
Inilah beberapa hadits tentang kaum Khawarij yang gemar membaca Al Qur'an namun tidak melewati kerongkongan mereka. Artinya mereka tidak memahami dan mengamalkan Al Qur'an:
Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)

سيخرج في آخر الزمان قوم أحدث الأسنان سفهاء الأحلام


“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

يخرج قوم من أمتي يقرئون القرآن يحسبون لهم وهو عليهم لاتجاوز صلاتهم تراقيهم


“Suatu kaum dari umatku akan keluar membaca Al Qur’an, mereka mengira bacaan Al-Qur’an itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka.” (HR. Muslim)

يحسنون القيل ويسيئون الفعل يدعون إلى كتاب الله وليسوا منه في شيء


“Mereka baik dalam berkata tapi jelek dalam berbuat, mengajak untuk mengamalkan kitab Allah padahal mereka tidak menjalankannya sedikitpun.” (HR. Al-Hakim)
Berbagai ayat Al Qur’an dan Hadits mereka pakai, namun kesimpulan lain yang mereka dapat dan amalkan. Berbagai larangan Allah dalam Al Qur’an seperti Su’u Zhon (Buruk Sangka), Mengolok-olok sesama, Mengkafirkan sesama Muslim, dan membunuh sesama Muslim. Berbagai caci-maki terhadap sesama Muslim seperti Ahlul Bid’ah, Sesat, Kafir dan sebagainya terlontar dari mulut mereka.
“Akan keluar suatu kaum dari umatku, mereka membaca Alquran, bacaan kamu dibandingkan dengan bacaan mereka tidak ada apa-apanya, demikian pula shalat dan puasa kamu dibandingkan dengan shalat dan puasa mereka tidak ada apa-apanya. Mereka membaca Alquran dan mengiranya sebagai pembela mereka, padahal ia adalah hujjah yang menghancurkan alasan mereka. Shalat mereka tidak sampai ke tenggorokan, mereka lepas dari Islam sebagaimana melesatnya anak panah dari busurnya.” (HR. Abu Dawud)

Bahkan ada yang saking fasihnya membaca Al Qur'an akhirnya jadi sombong. Merasa paling suci. Paling benar. Kemudian dia menganggap yang lain lebih rendah. Hina dan sesat. Sehingga akhirnya dia kafirkan muslim lainnya dan berusaha membunuhnya:
“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr. Disahihkan oleh Albani dalam ash-Shahîhah, no. 3201).
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar