Iklan 2

Rabu, 15 Mei 2013

Media yg Baik Harus Tabayyun dan Memeriksa dari Semua Pihak

Terkadang Media Asing yang dimiliki Non Muslim justru lebih "Islami" ketimbang "Media Islam" yang dikelola Wahabi.
Di antaranya mereka melakukan:
1. Cover Both Sides of the Story. Meliput Dua Sisi dari pihak yg bertikai. Ini sesuai dgn hadits Nabi:

Bila dua orang yang bersengketa menghadap kamu, janganlah kamu berbicara sampai kamu mendengarkan seluruh keterangan dari orang kedua sebagaimana kamu mendengarkan keterangan dari orang pertama. (HR. Ahmad)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2009/11/25/cara-islam-menegakkan-hukum-dan-keadilan/

Sedang Media "Islam" yang dikuasai Wahabi cuma meliput 1 sisi saja. Contohnya saat Perang di Suriah ini cuma dari 1 sisi Pemberontak saja. Sementara dari pihak Pemerintah Suriah, taruhlah lewat para Ulama Sunni yg mendukung Assad seperti Syekh Al Buthi, Syekh Ahmad Hassun, Syekh Hasan Syaifuddin, dsb tidak diwawancarai. Akibatnya Al Buthi dan Hasan Syaifuddin tewas dibunuh karena mereka dianggap membela rezim yg kafir dan zalim, sementara Syekh Ahmad Hassoun puteranya yg dibunuh.

2. Tabayyun ke sumber berita dan meralatnya jika memang salah.

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. ” [Al Hujuraat 6]

Ada pun Media "Islam" milik Wahabi cenderung tidak mau Tabayyun thd sumber berita yg mereka fitnah. Misalnya dikatakan oleh Media Wahabi bahwa Assad membunuh Syekh Al Buthi. Padahal Al Buthi mendukung Assad dan Assad memperlakukan Al Buthi dgn hormat. Justru pemberontak Wahabi yg membenci Al Buthi, mengeluarkan Fatwa Mati untuk Al Buthi, bahkan gembira saat Al Buthi meninggal.

Media Wahabi berkilah Al Buthi dibunuh karena ingin membelot. Itu dibantah anak Al Buthi, Sumayya (52 tahun) yg menyatakan ayahnya tak mungkin berubah posisi dari menyatakan Bughot itu haram jadi menghalalkan Bughot.
Begitu pula dgn video palsu yg kualitasnya buruk yg menyatakan Al Buthi dibunuh dgn cara ditembak, ternyata anak Al Buthi, Taufiq Al Buthi yg kehilangan ayah dan anaknya dalam peristiwa pemboman tsb menanyakan ke para korban pemboman di masjid. Semua korban menyatakan sama: hanya ada ledakan bom sekali dan tidak ada suara tembakan sama sekali. Begitu katanya.
Namun Media Wahabi tsb cuma mendengar fitnah dari para pemberontak saja. Cuma dari 1 sisi.

Mereka tidak mau mewawancarai anak-anak Syekh Al Buthi seperti Sumayya dan Taufiq Al Buthi.

Jadi Media Wahabi yg memberitakan kekejaman Assad dsb, jangankan Tabayyun kepada Assad. Tabayyun kepada para Ulama Sunni yg mendukung Assad seperti Syekh Al Buthi, Syekh Ahmad Hassun, Syekh Hasan Syaifuddin, dsb saja tidak mereka lakukan. Sumbernya cuma 1 sisi. Itu2 saja. Yaitu dari pelaku Bughot di Suriah.

3. Berusaha Netral

Banyak sih Media Asing Non Muslim yg tidak netral seperti CNN, tapi ada pula yg berusaha Netral seperti MSN.
Kalau Media Wahabi cenderung menebar kebencian guna mengadu-domba ummat Islam agar saling perang. Saling bunuh. Sehingga terjadi peristiwa pemberontak Wahabi memakan jantung tentara Suriah karena menurutnya tentara Suriah itu Syi'ah Kafir Laknatullah dan Kejam sekali. Dia tidak sadar akhirnya bertindak lebih kejam daripada orang yg dia bunuh dan makan.

Harusnya kita tetap adil meski thd kaum yg kita benci:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan kebenaran karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Al Maa-idah:8]

Janganlah hendaknya seorang hakim mengadili antara dua orang dalam keadaan marah. (HR. Muslim)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2009/11/25/cara-islam-menegakkan-hukum-dan-keadilan/

Ini contoh satu RALAT / PERBAIKAN BERITA dari 1 Media Asing thd Berita yang ternyata palsu. Mereka mau meralatnya. Mengakui kesalahan mereka:

Syeikh Al Arifi katanya ternyata tidak pernah mengeluarkan Fatwa untuk memperkosa:
http://now.msn.com/muhammed-al-arifi-saudi-cleric-calls-for-intercourse-marriage-for-syrian-fighters
Nah Media yg katanya "Islam" milik Wahabi mau tidak meralat beritanya jika keliru?

Sebab seorang saksi sekali berdusta, dia tidak bisa lagi dipakai sebagai saksi.
Karena yg boleh bersaksi hanya saksi yang ADIL. Begitu pula satu media, jika jelas2 memuat banyak fitnah, tak layak lagi dijadikan sumber berita agar kita tidak terhasud dalam kebencian dan menzalimi satu kaum.

Daftar Media Pro Wahabi yang Gemar Mengadu Domba Ummat Islam

Media Wahabi / Pro Wahabi yang gemar mengadu-domba ummat Islam adalah:
arrahmah.com
voa-islam.com
eramuslim.com
hidayatullah.com
Radio Rodja
nahimunkar.com
Mohon sebarkan ke yang lain…

Ini alternatif berita Islam yang insya Allah tidak akan membuat Muslim saling bunuh:

Media Massa Islam
http://www.republika.co.id
http://radiosilaturahim.com
http://mirajnews.com
http://kabarislam.wordpress.com/2013/05/14/daftar-media-pro-wahabi-yang-gemar-mengadu-domba-ummat-islam/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar