Betapa banyak sekarang para pejabat kita yg mengaku Muslim, namun sebenarnya mereka bekerja untuk kepentingan para pengusaha Zionis Yahudi dan Nasrani.
Migas, emas, tembaga, dsb yg seharusnya dimiliki bangsa Indonesia yg mayoritas Muslim dan bisa mensejahterakan ummat, justru diserahkan kepada pengusaha Zionis AS. Tak heran jika ummat Islam miskin, sementara AS dan Israel jadi kaya dan menindas ummat Islam.
Betapa banyak pejabat yg mengaku Muslim, tapi menggusur para pedagang Kaki 5 tanpa memberi alternatif pasar murah untuk berdagang. Ini memiskinkan para pedagang K5 yg mayoritas Muslim. Sementara Mal2 yg didominasi Non Muslim justru merajalela.
Jadi saat ini saya melihat ada Fenomena Dajjal di sini. Apa yg kita kira air, ternyata api. Apa yg kita kira api, ternyata air. Jadi perhatikan saja siapa yg berusaha memberdayakan rakyat Indonesia yg mayoritas Muslim, dan siapa yg cuma mencari dan berharap kepada Investor asing yg mayoritasnya adalah kafir.
http://agusnizami.com/2012/04/30/kenapa-saya-memilih-joko-widodo
Jokowi aksinya nyata. Memindahkan pedagang K5 tanpa menggusur (Jokowi menyediakan Pasar dengan retribusi Rp 2600/hari. Bandingkan dengan Mal di Jakarta yang paling murah Rp 5 juta/bulan), menurunkan tarif Railbus dari Rp 30 ribu dari Rp 3 ribu. Melarang Supermarket raksasa buka toko di dekat pasar, menegur langsung Kepsek yg melakukan pungutan uang dan terakhir menjadikan Mobil Esemka sbg mobil Dinas dan berusaha membantu agar bisa diproduksi secara massal sehingga Indonesia bisa mandiri di bidang otomotif.
Dia juga tidak mau mengambil gajinya sehingga gajinya bisa dipakai untuk mensejahterakan rakyatnya.
Jarang ada pejabat seperti ini.
Semoga di Indonesia pemimpin yg cerdas, jujur, amanah, dan benar2 peduli rakyat banyak bermunculan di negeri ini.
Berikut tulisan 7 bulan lalu yg alhamdulillah telah dibaca lebih dari 2000 x:
http://media-islam.or.id/2011/08/11/jokowi-walikota-solo-yang-humanis-dan-berprestasi
Hartati Nurwijaya:
Fenomena Jokowi sebagai walikota yang sukses memimpin Solo memang tidak dapat dipungkiri.
Saat ini banyak beredar tulisan yang menghujat dan memfitnah sosok Jokowi. Terlepas dari mereka yang menulis suka rela atau bayaran.
Saya sendiri mengenal sosok Jokowi dari seorang jurnalis tahun lalu. Saat itu saya tidak ada value judgment bagi Jokowi. Seperti biasa langsung saya google dan ternyata figurnya cukup menarik.
Lebih menarik lagi saat beliau memperkenalkan mobil ASEMKA. Disiplinnya dalam waktu, kegigihannya membantu siapa saja. Terlebih Jokowi ini lebih pro ke rakyat kecil. Dia dapat menolak pembangunan Mall di Solo. Jika saya boleh berpendapat, Jakarta macet salah satu faktornya karena kebanyakan Mall. Sudah ratusan jumlah Mall di Jakarta. Budaya penduduk Jakarta menjadi terbiasa menghabiskan waktu di Mall. Anak mudah sudah malas pergi ke perpustakaan. Jika butuh buku mampir di toko buku di Mall sambil berdiri baca sehingga cepat letih dan keluar. Berbeda jika membaca diperpustakaan tersedia tempat duduk. Hanya saya kurang jelas apakah perpustakaan di Jakarta tersedia buku-buku terbaru?
Putaran pertama pemilihan Gubernur DKI sudah kita ketahui bersama, pasangan Jokowi-Ahok menang dengan jumlah pemilih 42% lebih. Hampir mencapai 50%, tentunya ini suatu kejutan bagi Jokowi yang baru pertama kali dicalonkan sebagai Gubernur DKI. Pencapaian ini tentunya tidak bisa diragukan lagi menunjukkan banyaknya pendukung Jokowi dan Ahok. Pemilihan putaran kedua bulan September akan menentukan pemenang sesungguhnya. Kemenangan putaran pertama ini tampaknya membuat kandidat lain kebakaran jenggot dan kumis. Mereka tidak rela kalau Jokowi menang, sehingga muncul bana yak tulisan dan selebaran fitnah. Bahkan omong kosong tanpa bukti kuat.
Saya bukan tim suksesi, bukan pendukung Jokowi. Saat ada yang bertanya kenapa saya sering memunculkan sosok Jokowi dan membantu marketing sosok Jokowi di FB. Ringkas saja jawbannya, sebab Jokowi berpihak ke wong cilik. Dia peduli pada wong cilik yang saya lihat jumlahnya lebih banyak berada di Jakarta. Terlepas dari hasil penelitian saya 20 tahun lampau di kampung kumuh Kali Anyarseberang ITC Roxy sekarang. Saya memang peduli pada kondisi penduduk Jakarta yang tinggal di wilayah kumuh. Terdesak oleh pembangunan yang dipaksakan, digusur atau dipungli oleh oknum-oknum saat mereka dagang. Karena kebanyakan wong cilik di Jakarta ini adalah penduduk pendatang yang urbanisasi ke Jakarta sudah puluhan tahun dan hidup di sektor informal.
Saya yakin pasangan Jokowi-Ahok akan membawa banyak perubahan bagi DKI. Kenapa perlu takut dengan Ahok? Toh saat Megawati menunjukkan Kwik Kian Gie jadi Menteri, tidak muncul fitnah SARA? Juga Gubernur Bank Indonesia sudah beberapa kali dipimpin oleh tokoh yang beragama Nasrani, juga tidak ada masalah. Jika pihak kandidat lainnya yang sudah kalah di putaran pertama, melempar isu-isu SARA pada Jokowi karena mereka takut kalah dalam putaran kedua September nanti.
Sesuai dengan pendapat para ahli motivator dunia, khususnya Law of Attraction; apa yang Anda pikirkan dalam otak Anda 84% yang muncul adalah pikiran negatif. Setiap kekhawatiran dalam otak hanya 3% saja yang menjadi kenyataan. Tidak perlu khawatir jika Jokowi -Ahok menang maka akan menjadi agen Yahudi atau Kristenisasi; apa pun tuduhan keji yang ditudingkan. Karena khawatir itu adalah sifat ragu-ragu. Anda harus tahu dan mengenal lebih dekat sosok Jokowi, seperti saya mempelajari beliau dari jauh. Dari mulai mengenal dan mengetahui, maka akan menjadi percaya.
Jika Jokowi menang maka yang menjadi pemimpin adalah Jokowi, seorang Haji dan muslim yang taat menjalankan ibadah. Jika istrinya anggota Rotary, toh bukan istrinya yang memimpin dan memutuskan. Juga Ahok sebagai wakil, kita lihat kasus Fawzi Bowo yang berseteru dengan wakilnya beberapa waktu lalu. Jika ingin melihat Jakarta menjadi lebih bersih, rapi dan teratur serta menjadi Jakarta Baru, ikhlaskan Jokowi-Ahok menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.
Nah ini dia! Yang penting bukan dari mana latar belakang mereka, melainkan bekerja untuk siapa beliau :)
BalasHapusartikelnya sangat realitis, saya juga orang ndeso
BalasHapusjika ada pihak yang banyak mengobral janji, maka ia akan semakin dekat dengan kemunafikan.
BalasHapusapalagi jika janjinya begitu sumbar dengan "menyerahkan pada ahlinya"....
Semoga rakyat ibukota masih memiliki hati dan menggunakannya dalam menentukan pemimpin mereka...
Jokowi memang orang yang tergolong dari kalangan yang biasa-biasa saja, terlihat dari arogannya dalam kehidupan sehari-hari beliau juga menanamkan sifat2 yang tidak sombong, rama, dan selalu terbuka untuk masyarakat,, sudah terbukti beliau memimpin kota solo beliau sudah dikatogorikan sukses,,, kita lihat entar diputaran kedua siapa yang menang, beliau pernah berkata walaupun bnyak partai2 besar yang tidak mendukung tetapi kan rakyak yang memilih bukan partai-partai elite, tetap optimis pak Jokowi, saya mendukungmu untuk perubahan kota Jakarta walaupun saya bukan asli orang jakarta.
BalasHapusbagus lah
BalasHapus