Lihat foto-foto kebiadaban tentara AS:
Sebelumterjadinya pembunuhan terhadap Mudin, di bulan Nopember 2009 unit militer Baravo dikirim untuk memulihkan tubuh seorang pemberontak yang terbunuh olehroket helikopter tempur. Ketika mereka mengumpulkan sisa-sisa tubuhnya. seperti yang terlihat pada foto di atas, salah satu dari mereka mengeluarkan pisau berburu lalu menikamkannya ke mayat tersebut. Sersan kepala Gibbsyang baru saja bergabung dengan peleton tersebut sebagai pemimpin pasukan, bermain dengan gunting di dekat jari mayat tersebut. “Aku ingin tahu apakah gunting ini bisa memotong jari ?” tanya Gibbs. (Prior to the murder of Mudin, in November 2009, the soldiers of Bravo Company were dispatched to recover the body of an insurgent who was killed by rockets from a helicopter gunship. As they collected the remains, which appear to be those shown here, one took out a hunting knife and stabbed the corpse. Staff Sgt. Gibbs, who had recently joined the platoon as a squad leader, began playing with a pair of scissors near the dead man’s hands. “I wonder if these can cut off a finger?” Gibbs asked).Ini foto berikutnya:
[caption id="attachment_728" align="aligncenter" width="468" caption="Andew Holmes berpose dekat mayat Gul Mudi. (Andrew Holmes poses with Gul Mudin’s body)."][/caption]
Sewaktu istrirahat, para prajurit AS mengambil foto diri mereka untuk merayakan pembunuhan mereka. Pada foto di atas, tampak kopral Jeremy Morlock (21 tahun) menyeringai dan mengacungkan jempolnya saat ia berpose dekat mayat Gul Mudin (15 tahun). Perhatikan, jari kanan anak tersebut tampak telah terputus. Sersan kepala Calvin Gibbs melaporkan bahwa jari tangan anak itu dipotong dengan menggunakan gunting yang tajam kemudian jari tangan itu oleh Morlock diberikan kepadaAndrew Holmes sebagai “piala” penghargaan atas pembunuhan pertama yang dilakukan oleh Holmes.
Mudin mengenakan topi kecil dan jaket hijau gayaBarat. Dia tak memegang apa-apa di tangannya yang bisa diduga sebagai senjata, juga tidak memegang sekop. Ekspresi wajahnya ramah. “Diabukan ancaman, ”Morlock mengaku kemudian.
(In a break with protocol, the soldiers also took photographs of themselves celebrating their kill. In the photos, Cpl. Jeremy Morlock (21) grins and gives a thumbs-up sign as he poses with Gul Mudin’s body (15). Note that the boy’s right pinky finger appears to have been severed. Staff Sgt. Calvin Gibbs reportedly used a pair of razor-sharp medic’s shears to cut off the finger, which he presented to Pfc. Andrew Holmes as a trophy for killing his first Afghan. Mudin was wearing a little cap and a Western-style green jacket. He held nothing in his hand that could be interpreted as a weapon, not even a shovel. The expression on his face was welcoming. “He was not a threat,” Morlock later confessed).
Sebuah tanda, tulisan tangan di atas karton boks, digantungkan ke leher orang mati. Tulisannya: TALIBAN MATI. Menurut sumber unit militer Bravo, korban-korban tersebut dibunuh oleh peleton lain, yang sebelumnya tidak pernah terlibat skandal itu. “Korban pembunuhan tersebut adalah beberapa petani yang tak bersalah,” menurut sumber tersebut. “Prosedur standar operasi mereka, setelah membunuh para korban, korban diseret ke sisi jalan.”
(A sign – handwritten on cardboard fashioned from a discarded box of rations – hangs around the dead men’s necks. It reads: TALIBAN ARE DEAD. According to a source in Bravo Company, who spoke on the condition of anonymity, the men were killed by soldiers from another platoon, which has not yet been implicated in the scandal. “Those were some innocent farmers that got killed,” the source says. “Their standard operating procedure after killing dudes was to drag them up to the side of the highway”).
Koleksi foto-foto juga termasuk lusinan foto korban tak dikenal, seperti juga dengan kepala orang terpenggal yang tampak di foto di atas. Di dalam banyak foto, tidak jelas apakah korban adalah warga sipil atauanggota Taliban. Kemungkinan bahwa para korban tak dikenal tidak ada hubungannya dengan perbuatan Peleton 3, dan tak melibatkan aksi ilegal tentara Amerika. Namun mengambil foto korban tersebut dan berbagi dengan orang lain, jelas merupakan pelanggaran norma-norma Angkatan Darat Amerika.
(The collection of photos includes several dozen images of unidentified casualties, including this one of a severed head. In many of the photos it is unclear whether the bodies are civilians or Taliban. It is possible that the unidentified deaths are unrelated to 3rd Platoon, and involved no illegal acts by U.S. soldiers. But taking such photos, let alone sharing them with others, is a clear violation of Army standards).
Referensi:
http://aneh92.blogspot.com/2011/04/kekejaman-tentara-as-di-afganistan.html
seandainya Nabi Muhammad masih hidup
BalasHapusAssalamu’alaikum Wr. Wb,
BalasHapusMateri yang cukup bagus untuk dikaji dan dipelajari. saya sebagai seorang fakir hanya ingin meminta izin untuk membagikan artikel ini pada blog saya http://ihsanberbagi.wordpress.com/ terimakasih atas kesediaan anda jika mengenankan saya membagikan artikel ini.
Akhir kalam
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
assalamu'alaikum
BalasHapusjangan suka berandai-andai seperti itu seandainya nabi Muhammad masih hidup pastilah Islam sudah mendunia,.,.,
Visit my blog : ihsanberbagi.wordpress.com
wassalamu'alaikum
[...] November 30, 2011 Leave a Comment Sumber : www.kabarislam.wordpress.com [...]
BalasHapusWa'alaikum salam wr wb,
BalasHapusSilahkan pak.
Wassalamu'alaikum wr wb