Iklan 2

Kamis, 26 Februari 2009

Pilihlah Pemimpin yang Saleh. Bukan yang Banyak Uang


uangDalam satu wawancara di TV, Inu Kencana (Dosen STPDN) menyatakan bahwa dia ditawari jadi calon Gubernur dan Calon Bupati oleh satu parpol yang berbau Islam. Namun sayangnya menurut Inu untuk jadi calon Bupati, dia dimintai uang Rp 3 milyar. Sementara untuk jadi calon Gubernur dimintai uang Rp 8 milyar. Karena tidak punya uang, Inu pun mundur.





Pengurus parpol tersebut ketika dimintai keterangan sedikit membantah. Katanya uang itu adalah dana untuk kampanye. Jadi kalau anggaran untuk kampanye misalnya Rp 8 milyar, diminta calon itu sanggupnya bayar berapa. Karena “tidak cocok”, akhirnya orang sebaik Inu gagal dicalonkan.



Di antara calon dari parpol tersebut yang berhasil maju di antaranya adalah dari institusi Polri.



Namun jika kita pikir-pikir, jika polisi dan dosen dimintai uang milyaran rupiah untuk jadi calon bupati atau calon gubernur, apakah parpol tersebut tidak sadar dia menyuruh orang jadi koruptor untuk jadi pemimpin? Berapa sih penghasilan polisi atau dosen? Apalagi survey TII baru-baru ini menyatakan Polri sebagai lembaga terkorup.



Bagaimana bisa didapat pemimpin yang bersih jika calon pemimpin dimintai uang milyaran rupiah padahal mereka cuma PNS atau polisi? Kalau pun mereka bisa pinjam uang milyaran rupiah, jika berhasil mereka bukan berbakti pada rakyatnya tapi justru “balas budi” kepada donaturnya. Jika gagal, mereka bisa stress seperti satu calon bupati di Jawa Timur yang jadi gila.



Dalam Islam yang harus dijadikan pemimpin adalah orang yang amanah, cerdas, benar, dan pintar berkomunikasi. Bukan orang yang banyak uang. Nabi Muhammad adalah orang sederhana, demikian pula Sayidina Ali. Abu Sofyan jauh lebih kaya. Toh ummat Islam memilih orang yang sederhana seperti Nabi Muhammad SAW dan Sayidina Ali sebagai pemimpin. Bukan Abu Sofyan.



Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi suatu kaum maka dijadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang bijaksana dan dijadikan ulama-ulama mereka menangani hukum dan peradilan. Juga Allah jadikan harta-benda di tangan orang-orang yang dermawan. Namun, jika Allah menghendaki keburukan bagi suatu kaum maka Dia menjadikan pemimpin-pemimpin mereka orang-orang yang berakhlak rendah. DijadikanNya orang-orang dungu yang menangani hukum dan peradilan, dan harta berada di tangan orang-orang kikir. (HR. Ad-Dailami)



Hendaknya ummat Islam memilih pemimpin yang saleh dan berilmu sehingga mereka bisa memimpin dan menunjuki ummatnya. Bukan pemimpin yang korup atau awam dalam agama/umum sehingga justru rakyatnya yang menunjuki pemimpinnya.



Orang yang memilih pemimpin yang awam atau berakhlak buruk, akan berakhir di neraka karena disesatkan oleh pemimpin mereka:



“Pada hari ketika muka mereka dibolak-balikan dalam neraka, mereka berkata: "Alangkah baiknya, andaikata kami taat kepada Allah dan taat (pula) kepada Rasul."


“Dan mereka berkata;:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar).” [Al Ahzab:66-67]



Kadang ada orang yang meski dikenal sebagai ustad, namun Islamnya tidak kaaffah (menyeluruh). Dia bisa mengajari murid-muridnya soal shalat, puasa, dan haji dengan baik. Tapi dalam hal ekonomi, dia justru mengikuti kaum Yahudi dan Nashara dengan mengikuti sistem Neoliberalis Kapitalis yang menyengsarakan ummat manusia.



Kamu akan mengikuti perilaku orang-orang sebelum kamu sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga kalau mereka masuk ke lubang biawak pun kamu ikut memasukinya. Para sahabat lantas bertanya, "Siapa 'mereka' yang baginda maksudkan itu, ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Orang-orang Yahudi dan Nasrani." (HR. Bukhari)



Sebagai contoh ada elit parpol dakwah yang berwenang memimpin komisi DPR di bidang ESDM, ternyata kebijakan migas yang ditempuh mengikuti kepentingan pasar sehingga migas harganya meroket, sering langka, dan menyengsarakan seluruh rakyat. Dia membiarkan migas Indonesia dikuasai oleh perusahaan2 migas dari negara2 kuffar yang membantai ummat Islam di Iraq dan Afghanistan.



Padahal pemimpin Islam harus mengikuti sunnah Nabi yang “Menasionalisasi” sumber air yang dimiliki orang Yahudi hingga bisa dinikmati gratis oleh ummat Islam. Nabi Muhammad tidak pernah membiarkan kekayaan alam yang dimiliki ummat Islam dikuasai oleh musuh Islam. Bahkan Nabi pernah mengusir kaum Yahudi dari Madinah karena mereka berkhianat ingin membunuh ummat Islam.



Pemimpin Islam harus mengikuti sunnah Nabi secara menyeluruh. Bukan cuma masalah shalat, puasa, dan haji, tapi juga sistem ekonomi memakai sistem ekonomi Islam. Sebagai contoh tidak layak ummat Islam dalam hal harga minyak mengikuti harga pasar komoditas NYMEX yang tidak sesuai dengan Islam karena sebagian besar jual-beli hanya dilakukan oleh para spekulan tanpa ada perpindahan tempat dari penjual ke pembeli. Padahal dalam Islam harus ada perpindahan tempat ke pembeli hingga barang mengalir langsung dari produsen ke distributor, retailer, dan pembeli/pemakai. Ada pun di pasar Komoditas kontrak minyak cuma berputar2 selama 72 bulan antar spekulan hingga harga minyak membubung dari US$ 24/barrel jadi US$ 147/barrel. Padahal 80% minyak di produksi sendiri oleh Indonesia dengan biaya lifting hanya US$ 10/barrel.



“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” [Al Baqarah:208]



Meminta uang kepada seseorang agar jadi calon itu mirip seperti suap:



Allah melaknat penyuap, penerima suap dan yang memberi peluang bagi mereka. (HR. Ahmad)



Keberhasilan beberapa calon seperti Walikota Depok yang mengalahkan saingannya yang punya dana lebih banyak menunjukkan bahwa uang banyak bukan penentu kemenangan dalam pemilu. Rakyat lebih memilih calon pemimpin yang populer dan bersih ketimbang calon pemimpin yang banyak uang tapi image-nya tidak bersih.



Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua.

2 komentar:

  1. kebanyakan orang Indoensia akan memilih pemipin baru sayang karena kecerdasan terbatas merekapun sulit untuk menentukan pilihan mereka, untuk 2009, mudah-mudahan kita punya pemimpin yang adil, insya Allah

    BalasHapus
  2. Assalamu'alaikum. Saya tahu berita ini. Partai yang dimaksud adalah Partai Keranjang Sampah berisi orang-orang yang tertipu, orang munafik. Pak Inu ditawari dari daerah sumatera bagian barat.

    BalasHapus