Iklan 2

Senin, 15 September 2008

Tawuran di Bulan Ramadhan - 6 Orang Tewas

Harusnya bulan Ramadhan adalah bulan menahan hawa nafsu. Jangankan tawuran hingga mati, bertengkar mulut saja sudah membatalkan pahala puasa.



Namun justru bulan Ramadhan orang sering membakar petasan yang mubazir dan mengganggu orang. Para ulama dan juga orang tua juga jarang yang mengingatkan anaknya agar tidak membakar petasan apalagi sampai perang petasan.





Di Pasar Rumput terjadi tawuran. Di Pamulang terjadi tawuran hingga 6 orang tewas karenanya. Padahal berkelahi sesama Muslim itu haram:



Dari Ibnu Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa mengangkat senjata melawan kita, bukanlah termasuk golongan kita.” Muttafaq Alaihi.



Muslim yang memerangi Muslim lainnya, baik yang membunuh mau pun yang terbunuh sama-sama masuk neraka:



Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata:


Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Apabila dua orang muslim saling bertarung dengan menghunus pedang mereka, maka pembunuh dan yang terbunuh, keduanya akan masuk neraka. Aku (Abu Bakrah) bertanya atau beliau ditanya: Wahai Rasulullah, kalau yang membunuh itu sudah jelas berdosa, tetapi bagaimana dengan yang terbunuh? Beliau menjawab: Karena sesungguhnya ia juga ingin membunuh saudaranya. (Shahih Muslim No.5139)



Perang petasan selain pemborosan juga mengganggu orang.



“Dan janganlah kamu merugikan manusia pada hak-haknya dan janganlah kamu merajalela di muka bumi dengan membuat kerusakan” [Asy Syu’araa:183]



”Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros itu adalah saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” [Al Israa’:26-27]



Beda dengan tahun sebelumnya di mana polisi banyak melakukan razia petasan, saat ini petasan dijual bebas seperti di pasar Jatinegara dan sebagainya.



Selain itu polisi juga cenderung pasif. Saya pernah menelpon polisi ketika ada kerumunan ABG yang akan berkumpul hendak tawuran. Apa jawab polisinya? ”Sudah tawuran belum? Soalnya kalau belum kemudian ketika kita di sana tidak ada apa-apa bagaimana?”



Jadi polisi cenderung menunggu hingga terjadi tawuran yang bisa berakibat jatuhnya korban jiwa. Harusnya polisi bisa lebih responsif.



Para orang tua juga seharusnya memperhatikan apakah anaknya benar-benar shalat Tarawih di masjid atau tidak. Tak jarang orang shalat Tarawih, para ABG dengan memakai sarung justru tidak tarawih. Tapi bergerombol dan mencari musuh untuk tawuran.



Minggu, 14 September 2008 12:25 WIB



Metrotvnews.com, Tangerang: Enam orang tewas akibat tawuran antarwarga di Pamulang, Tangerang, Banten, subuh tadi selepas sahur. Korban tewas akibat menceburkan diri ke Danau Sasak untuk menghindari bentrokan. Korban adalah warga Kompleks Brimob Ciputat, Tangerang, yang rata-rata berusia remaja.



Korban dilaporkan terlibat tawuran dengan warga di sekitar kompleks seusai salat subuh. Tawuran dipicu saling lempar petasan. Saat terjadi kejar-kejaran, beberapa ramaja lari ke danau yang terletak di Jalan Raya Dewi Sartika, Ciputat. Empat korban yang berhasil dievakuasi kini sudah berada di rumah duka di Komplek Brimob Ciputat. Sedangkan dua korban lainya dibawa ke Rumah Sakit Gaplek Pamulang.



Keenam korban itu di antaranya Solihin (16), Ibnu Ganesha (14), Randy (16), Kinung (16), Maulana Ibrahim (14) dan Iqbal Nardo yang berusia 15 tahun. Polisi dan warga sekitar sempat mencari korban lainnya di Danau Sasak karena diperkirakan jumlah korban lebih dari enam orang. Namun, sejauh ini dipastikan korban tewas berjumlah enam orang. Jenazah korban rencananya dimakamkan siang ini juga. Lima dimakamkan di Pamulang, sedangkan satu korban lainnya dibawa ke kediamannya di Cipayung, Jakarta Selatan.(DEN)


http://www.metrotvnews.com/new/berita.asp?id=66577



Tidak ada komentar:

Posting Komentar