Iklan 2

Senin, 27 April 2015

Ceramah Habib Rizieq Syihab di Kebon Nanas


Ceramah Habib Rizieq Syihab di Kebon Nanas
Ceramah Bulanan FPI Sabtu tanggal 25 April 2015 di Kebon Nanas Jakarta Timur selain dihadiri Habib Rizieq juga dihadiri oleh Habib Hud bin Bagir Al Athas, Habib Selon, dsb.

KH Dr Mohamad Hidayat menjelaskan bahwa FPI selain Nahi Munkar juga membantu rakyat dalam berbagai bencana. Pada Tsunami Aceh, FPI kata beliau adalah ormas pertama yg terjun membantu di situ. Di berbagai daerah yang terkena musibah seperti di Jabar juga begitu.

Selain ada Laskar, FPI juga punya Lembaga Dakwah FPI yang menyelenggarakan Ceramah Bulanan ini.

Ustad Ja'far Sidik menjelaskan bagaimana pentingnya menjalankan Hukum Allah. Kemudian Habib Idrus yang berbadan cukup tinggi menjelaskan bahwa FPI tidak mudah mengkafirkan Ahli Kiblat yang tidak menampakkan kekafiran meski mereka berbeda dgn Aswaja. Jika mengakui adanya Nabi setelah Nabi Muhammad SAW sebagaimana Ahmadiyah, baru kafir. Dijelaskan juga FPI adalah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah dgn Aqidah Asy'ari dan Mazhab Fiqih: Syafi'ie.


Jam 11.15 malam baru Habib Rizieq bin Husein Syihab berceramah. Ditekankan pentingnya menjalankan Hukum Allah. Menteri Perdagangan Rahmat Gobel menyatakan jika ada Mini Market menjual minuman keras, akan dicabut izin usahanya. Jadi kalau ada yang menjual bir, foto birnya dan alamat Mini Marketnya dan serahkan ke Markas FPI di Petamburan, insya Allah akan ditindak-lanjuti oleh FPI.

Habib Rizieq juga menjelaskan bahwa haram bagi ummat Islam Jakarta mempunyai Gubernur yang kafir. Di Bali yang mayoritas Hindu tidak masalah Gubernurnya Hindu. Di Papua yang mayoritas Kristen, tidak masalah jika Gubernurnya Kristen. Tapi di Jakarta yang mayoritas Muslim, Gubernurnya harusnya Muslim.

Ada yang bilang, lebih baik Gubernurnya Kafir tapi Pintar dan Bersih, daripada Gubernurnya Muslim tapi Bodoh dan Korupsi. Anak2 muda kita banyak yang bilang: "Oh iya ya.." Kata Habib Rizieq sambil menepukkan telapak tangannya ke dahinya meniru anak2 muda tsb.

Itu salah, kata Habib. Kenapa yang bagus2 seperti Pintar dan Bersih disematkan untuk kaum kafir, sedang yang jelek2 disematkan pada orang Islam? Kalimat di atas cuma lahir dari orang yang punya kebencian thd Islam.

Ada tidak maling yang Islam? Kata Habib. Dijawab oleh jema'ah: Ada. Ada tidak maling yang Kafir? Tanya Habib. Dijawab jema'ah: Ada. Nah mending maling yang Islam daripada Maling yang Kafir. Sudah maling, kafir lagi.

Kemudian Habib juga menjelaskan, kita membandingkan sesuatu harus dengan yang sejenis. Misalnya Duren Medan kita bandingkan dengan Duren Lampung. Mana yang lebih manis. Oh Duren Medan lebih manis. Ini benar.

Kemudian Asinan Bogor kita bandingkan dgn Asinan Betawi. Oh lebih enak Asinan Betawi. Perbandingan ini juga benar.

Kemudian, maaf, kita bandingkan Tai Kucing dengan Tai Kotok. Mana yang lebih bau. Oh ternyata Tai Kucing lebih bau. Ini benar karena sejenis.

Tapi kalau kita membandingkan Duren Medan ternyata lebih manis dari tai Kucing, ini tidak benar. Apalagi kalau sampai ada yang bilang Tai Kucing lebih manis dari Duren Medan, itu goblok. Karena tidak sejenis.

Jadi harusnya dibandingkan lebih baik mana? Gubernur Kafir yang Pintar dan Bersih atau Gubernur Muslim yang Pintar dan Bersih? Ini baru perbandingannya benar.

Jika kita lihat kota Jakarta dari udara, 80% sudah dikuasai pengusaha properti kafir. Cuma 20% saja yang masih dipegang Muslim. Orang2 Betawi pada pindah ke Citayam, Bogor, Bekasi, Tangerang, dsb karna tak bisa bayar pajak. Di Kuala Lumpur juga begitu. 90% tanah di KL sudah dikuasai orang2 kafir. Cuma 10% saja yang pribumi. Siang baru mereka kerja di KL. Singapura itu dulunya tanah orang Islam. Sekarang sudah dikuasai kafir semua.

Nah sejelek2nya Gubernur Islam, tidak ada yang mau mengusir orang2 kafir dari Jakarta.

Pejabat Islam korupsi Rp 5 milyar, Rp 50 milyar, beritanya di Media Massa geger sampai berbulan2. Seolah2 mau kiamat.

Kalau orang Cina yang Kafir korupsi Rp 530 Trilyun. Rp 530 Ribu Milyar. Itu Media Massa pada diem. Begitu kata Habib.

Habib juga menjelaskan, jika FPI dibubarkan, gampang. Saya akan bikin lagi organisasi baru namanya Front Perjuangan Islam. Disingkat FPI juga. Ketuanya saya juga.

Jika dibubarkan lagi, gampang. Saya bikin lagi organisasi baru namanya Front Pejuang Islam. Disingkat FPI juga. laskarnya kamu juga. Kata Habib menunjuk Laskar FPI yg ada di depannya.

Jika dibubarkan lagi, gampang. Saya bikin lagi organisasi baru namanya Front Pecinta Islam. Disingkat FPI. Ketuanya saya. Kita bakar pabrik Minuman Keras dengan Cinta, kata Habib.

Bagaimana jika Habib dilarang bikin organisasi baru lagi?

Gampang. Bakar semua baju seragam FPI dan Kartu Anggota. Kita semua kembali jadi masyarakat. Nanti kalau ada Masyarakat yang bakar pabrik minuman keras, saya tidak tanggung jawab. Saya tidak kenal mereka. Yang harusnya ditangkap ya ketua masyarakat seperti Ketua RT, RW, dan Lurah, kata Habib.

Presiden Indonesia, Jokowi, katanya mau membolehkan pendirian pabrik minuman keras dan penjualan minuman keras. Ini harus dilawan.

Lho, Habib kok melawan Presiden? Apa tidak takut masuk penjara?

Itu tidak benar saudara. Bukan Habib melawan Presiden. Tapi Presiden melawan Allah. Yang mengharamkan minuman keras itu Allah.

"Penjara dengan Neraka lebih keras mana sodara2?", tanya Habib. Dijawab jema'ah Neraka.

Nah saya sedang menolong Presiden Indonesia agar tidak masuk neraka. Kalau penjara sih kecil.

Baru kali ini saya dengar ceramah Habib langsung. Separuh ceramahnya seperti marah2, separuh lagi lucu meski benar. Para pelawak profesional juga kalah lucunya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar