Iklan 2

Minggu, 09 Februari 2014

Beda Ceramah dgn Kitab Kuning dan Tanpa Kitab


Beda ceramah tanpa kitab dengan taklim memakai kitab kuning itu seperti ceramah biasa dengan orang yang belajar/kuliah dengan memakai text book / buku pegangan.
Ceramah tanpa kitab jika penceramahnya bagus mungkin kita terkesima 1-2 kali melihatnya. Orasinya bagus. Tak jarang bisa haha hihi. Tapi nanti juga terjadi pengulangan2 dan tidak terarah.
Sementara majelis taklim dgn buku panduan seperti Minhajul Muslim, Irsyadul Ibad, dsb, itu seperti mengikuti kurikulum yang teratur dan terarah. Meski ada sedikit humor di sana sini, tetap ada rel yang jelas sehingga tetap bisa kembali ke jalurnya.
Dari cara sholat yang benar, kesalahan sholat yang umum (mis: tanpa tuma'ninah atau tangan berayun2), hingga akhlaq Muslim dsb dipelajari dengan runtun bab demi bab. Buku demi buku.
Dan pengarang Kitab Kuning itu adalah benar2 Ulama Salaf yang diakui ke-ilmuannya oleh para ulama. Sehingga meski yang membahasnya ulama "biasa2" saja, karena Kitabnya memang yang terbaik, materi pun tetap bagus.
Jadi cobalah mengaji di pengajian2 di masjid2/musholla yang terdekat yang memakai kitab kuning.
Pengajian yang khusus membahas AL Qur'an, Sahih Bukhari, Sahih Muslim, dsb memang bagus. Tapi untuk membahas sholat atau puasa misalnya, kalau di Al Qur'an cara sholat itu terpencar2. Begitu pula di Sahih Bukhari. 1 Sahih pun kurang lengkap dalam membahas cara sholat.
Nah kitab kuning tsb disusun ulama dengan merangkum semua hal tentang sholat yg tercantum di Al Qur'an dan Hadits. Jadi fokus dan praktis. Bisa diamalkan segera.
Meski Al Qur'an itu adalah kitab suci dan pedoman paling utama, tapi kalau cuma baca itu kita tidak akan bisa sholat. Karena di Al Qur'an cuma ada perintah umum: Aqiimish sholaat. Tegakkanlah sholat. Sedang cara sujud, bacaan sholat, dsb tidak dijelaskan dalam Al Qur'an. Di Sahih Bukhari pun kurang lengkap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar