Iklan 2

Senin, 27 Januari 2014

Sunni dan Syi'ah Tak Mungkin Bersatu?


Sekedar meluruskan paham segelintir orang yang seolah2 Sunni dan Syi'ah tak mungkin bersatu. Bahkan harus saling perang/bunuh. Padahal di negara2 Timur Tengah, para Mujahid Muslim baik Sunni dan Syi'ah bersatu melawan Israel. Sementara yang teriakannya kenceng mengadu domba Sunni dgn Syi'ah tsb sama sekali belum pernah melawan Israel...

Sunni dan Syi'ah Beda Aqidah dan Tak Mungkin Bersatu?
Syekh Asy Syahid Ahmad Yasin pendiri HAMAS (Sunni) dan Imam Khamenei
Sunni dan Syi'ah beda aqidah! Sunni dan Syi'ah tak mungkin bersatu. Begitu kata sebagian orang. Benarkah itu?


Apakah Aqidah itu?

Aqidah itu adalah keyakinan. Sebagaimana Fiqih, dalam Aqidah itu ada Ushul (Pokok) dan ada Furu' (ranting). Kalau perbedaannya Ushul, seperti Tuhannya beda, Kitabnya beda, Nabinya beda, baru itu beda Aqidah.

Tapi kalau Tuhannya masih Allah, masih beriman kepada Malaikat, masih membaca Al Qur'an, mengikuti Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir, beriman kepada Hari Akhir, beriman kepada Qadha dan Qadar, itu masih Aqidah Islam. Sunni memang beda dengan Syi'ah. Namun keduanya bagian dari Islam.

Saat terjadi pemberontakan Mu'awiyyah terhadap Khalifah Ali, Islam memang terbagi 3 karena faktor politik: Sunni (pengikut Mu'awiyah dan Muslim yang netral), Syi'ah Ali (Pengikut Ali), dan Khawarij. Itu terjadi di zaman Sahabat. Aqidah mereka, ibadah mereka masih sama. Aqidah Islam. Seiring perjalanan waktulah baru perbedaan makin membesar. Tapi jika dakwah terus dilakukan, insya Allah perbedaan tidak membesar.

Khomeini dan Yasser Arafat. Lihat foto2nya di sini:
Khomeini dan Yasser Arafat
Khomeini (Syi'ah) dan Yasser Arafat (Sunni)
Mana yang lebih lebih bahaya? Yahudi (Israel) dan Nasrani (AS) apa Syi'ah (Iran)? Siapa yg membantai ummat Islam di Afghanistan, Iraq, dan Yaman serta Afghanistan? Israel dan AS apa Iran? Siapa yg suka menghina Allah, Al Qur'an, dan Nabi Muhammad? Yahudi dan Nasrani apa Syi'ah? Siapa yang dikutuk Allah sebagai Yg Dimurkai (Maghdub) dan Yg Sesat (Dholliin) di Al Fatihah? Yahudi dan Nasrani apa Syi'ah? Siapa yg harus kita lawan sekarang? Yahudi dan Nasrani apa Syi'ah? Sunni dan Syi'ah memang beda. Tapi keduanya Tuhannya sama, Kitabnya sama, dan Nabinya sama. Keduanya beda. Saat ini keduanya di depan Ka'bah sholat dan thawaf bareng. Apa sekarang harus berkelahi dan saling bunuh di depan Ka'bah?
http://kabarislam.wordpress.com/2011/12/31/ketika-as-dan-israel-menyerang-iran-anda-memihak-siapa/

Apakah Sunni dan Syi'ah tak mungkin bersatu?

Yang berpendapat begitu dangkal pemahamannya tentang Islam. Pertama dalil Al Qur'an dan Haditsnya tidak ada. Jadi itu bid'ah. Yang kedua, ternyata di Timur Tengah bisa bersatu. Yasser Arafat (Sunni) pemimpin PLO akrab dengan Imam Syi'ah Khomeini. Sampai cium pipi lagi. Begitu pula pendiri Hamas Asy Syahid Syeikh Ahmad Yassin bekerjasama dgn Imam Syi'ah Khamenei memerangi Israel.

Khaled Meshaal dan Imam Syi'ah Ali Khamenei
Khaled Meshaal dan Imam Syi'ah Ali Khamenei
Suriah dan Iran yang pemimpinnya Syi'ah membantu bukan cuma milisi Hizbullah yang Syi'ah. Namun juga Hamas yang Sunni. Saat negara-negara Arab yang Sunni menolak memberi kantor Hamas karena Hamas dicap teroris oleh AS dan Israel, pemerintah Suriah memberikan Hamas kantor pusat di Damaskus sehingga pemimpin Hamas bisa tinggal di sana dengan aman. Bebas dari ancaman penculikan dan pembunuhan agen-agen Israel. Baru November 2012 saat Hamas tidak mendukung Pemerintah Suriah saat terjadi pemberontakan, baru Suriah mengusir Hamas dari situ. Foto-foto pemimpin Hamas Khaled Meshaal merupakan bukti Sunni dan Syi'ah bisa bersatu.

Sunni tidak perlu jadi Syi'ah, dan Syi'ah tak perlu jadi Sunni. Sebab kalau dipaksakan, nanti malah tidak karuan. Biar masing-masing jadi ISLAM yang baik sesuai dengan pahamnya. Yang penting jangan saling bunuh dan diadu-domba. Kalau para Mujahid Sunni seperti Yasser Arafat, Syeikh Ahmad Yassin, Khaled Meshaal, dsb bisa bekerjasama dgn para pemimpin Syi'ah seperti Khomeini dan Khamenei melawan Israel, mengapa yang lain tidak?

Khaled Meshaal dan Bashar Assad

Khaled Meshaal (Pemimpin Hamas - Sunni) dan Bashar Assad (Presiden Suriah - Syi'ah)
Jika kita belajar sejarah Islam, kita akan tahu bahwa ummat Islam (Sunni dan Syi'ah) pernah bersatu. Jadi tidak benar slogan Sunni dan Syi'ah tidak mungkin bersatu. Contohnya di zaman Khalifah Ali, bukankah seluruh Muslim entah itu Sunni dan Syi'ah bersatu dgn Khalifah Ali sebagai pemimpinnya?

Bukankah saat ada Imam Ja'far Ash Shiddiq yang merupakan guru dari Imam Malik dan Imam Abu Hanifah, baik Sunni dan Syi'ah menghormati Imam Ja'far Ash Shiddiq? Keduanya memanggil Ja'far dgn sebutan IMAM. Murid Imam Ja'far Imam Malik membentuk Mazhab Maliki sementara Imam Abu Hanifah membentuk Mazhab Hanafi. Anehkah jika gurunya, Imam Ja'far tidak bisa membentuk Mazhab Ja'fari?

Saat ini penganut Mazhab Maliki dan Hanafi masing2 sekitar 250 juta orang, sementara Mazhab Ja'fari sekitar 120 juta orang. Wajar jika guru memarahi seorang muridnya yg menghina sahabat. Tapi tak bisa kita sama-ratakan bahwa semua pengikut mazhab Ja'fari adalah kafir karena menghina sahabat.

Sunni memang beda dengan Syi'ah. Tapi itu bukan berarti harus berkelahi dan saling bunuh. Mereka bisa hidup rukun dan damai. Buktinya saat orang umrah atau berhaji ke Mekkah, di sana Sunni dan Syi'ah bisa thawaf bersama. Sholat bersama. Tidak berkelahi dan saling bunuh di depan Ka'bah bukan?

Yasser Arafat and Imam Khomeini IRI Victory Celebration
Yasser Arafat dan Imam Khomeini pd Perayaan Revolusi Islam Iran tahun 1979
Bahkan Raja Arab Saudi, Abdullah, yang merupakan biangnya Wahabi yang seharusnya Anti Syi'ah pun beberapa kali bertemu dengan pemimpin Syi'ah seperti Ahmadinejad:

Raja Abdullah dan Ahmadinejad
Raja Abdullah dan Ahmadinejad

Senin, 06 Agustus 2012 16:39 WIB
Raja Abdullah Undang Ahmadinejad Hadiri KTT Darurat Islam

http://www.wartanews.com/timur-tengah/3c4f066e-e1b8-ef07-39a0-bce2841ea21c/raja-abdullah-undang-ahmadinejad-hadiri-ktt-darurat-islam

Bahkan bersama Syekh Mani, Raja Abdullah bersama 200 Ulama Sunni dan Syi'ah dari 50 negara menanda-tangani Risalah Amman ( www.ammanmessage.com ) yang menyatakan bahwa Sunni dan Syi'ah adalah bagian dari Islam yang lurus:

Para Ulama Peserta Risalah Amman
Para Ulama Peserta Risalah Amman

http://kabarislam.wordpress.com/2013/08/06/risalah-amman-ijma-ulama-dianggap-akal2an-syiah-oleh-wahabi/

Dari sini kita bisa memahami sebetulnya bahkan Raja Abdullah dari Arab Saudi yang Wahabi pun sebetulnya ingin bersatu dengan sesama Muslim lain termasuk Syi'ah. Namun karena Amerika Serikat begitu kuat dan ada Kedubes dan Pangkalan Militer AS di sana, begitu AS bilang harus memusuhi Iran dan Syi'ah, ya harus dilakukan. Karena AS bisa membunuhnya sebagaimana Raja Faisal yang ditembak mati pada tahun 1975 karena menentang AS.
Memang ada Syi'ah yang kafir yang menTuhankan Ali dan menghina sahabat dan istri Nabi. Tapi tidak semua Syi'ah begitu. Bahkan menurut Syi'ah mainstream, mereka itu sesat.

Ini sumber dari Syi'ah bahwa menghina sahabat dan istri Nabi itu haram. Mudah-mudahan ini bisa meluruskan fitnah yang berkembang bahwa SEMUA SYI'AH ITU MENGHINA DAN MENCACI SAHABAT DAN ISTRI NABI:

[youtube http://www.youtube.com/watch?v=wcLvLZbmoDY%3Frel%3D0&w=500&h=281]


Khamenei: Haram Menghina Istri Nabi dan Simbol Ahlusunah


http://syiahali. wordpress. com/2011/09/07/fatwa-para-ulama-larangan-mencaci-para-sahabat (titiknya dirapatkan karena website ini diblokir oleh FB)


Fatwa Para Ulama Larangan Mencaci Para Sahabat

http://www.shia-explained.com/my/archives/2364


Ahmadinejad: Siapa Menghina Sahabat Rasulullah Sekutu Musuh Islam

Ahmadinejad dan Syekh Al Azhar Ahmad Thayyib
Presiden Ahmadinejad menandaskan, "Dari tribun ini saya tegaskan bahwa barang siapa di mana pun ia berada menghina sahabat Rasulullah saw, maka ia bukanlah seorang muslim dan tidak bergerak di atas jalan Islam. Ia tidak lebih hanyalah kaki tangan dan alat mainan musuh-musuh asing."

Read more: http://www.ipabionline.com/2013/02/ahmadinejad-siapa-menghina-sahabat.html#ixzz2PpyAj3AN
Larangan Mencerca Sahabat Nabi


Sementara itu, Imam Ali Khamenei, sebagaimana yang bisa dibaca pada http://nahadsbmu.ir/. mengatakan:

“Menyinggung dan melukai perasaan sesama Mukmin adalah tindakan terlarang dalam agama. Apalagi jika kita meletakkan masalah ini dalam konteks persatuan ummat Islam. Saling mencaci dan saling menuduh antara kelompok Sunni dan Syiah adalah salah satu hal yang sangat diinginkan musuh Islam. Jika kalian mencerca para Sahabat Nabi atau melakukan tindakan apapun yang bisa diartikan sebagai pelecahan terhadap kepercayaan orang-orang Sunni, pihak yang paling senang adalah setan dan musuh Islam.”

Teramat jelas pandangan kedua ulama Syiah itu. Tidak mungkin ada celah untuk menyelewengkan maksud dari ucapan keduanya. Intinya adalah satu: bagi orang Syiah, mencerca para Sahabat adalah tindakan terlarang secara agama.

http://ahlulbaitindonesia.org/index.php/tanya-jawab/1016-larangan-memcerca-sahabat-nabi.html

Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Spiritual dari Iran, menerbitkan sebuah fatwa yang mengharamkan perlakuan buruk terhadap istri Nabi, Ummul mukminin Aisyah dan melecehkan simbol-simbol (tokoh-tokoh yang diagungkan) ahlusunah waljamaah.

http://satuislam.wordpress.com/2012/05/14/fatwa-sayid-khamanei-larangan-mencaci-sahabat-dan-simbol-simbol-ahlussunnah/

Lihat sumber-sumber dari Syi'ah menyatakan bahwa Imam Syi'ah Ali Khamenei mengharamkan menghina sahabat dan istri Nabi. Kalau sumber-sumber dari Wahabi menyatakan Syi'ah itu menghina istri dan sahabat Nabi, mungkin benar untuk 10% Syi'ah Takfiri yang didanai Yahudi dan Nasrani. Tapi tak bisa dipakai untuk menggeneralisasi semua Syi'ah menghina sahabat dan istri Nabi.

Ini ada 1 contoh "Ulama Syi'ah". yang menghina sahabat dan istri Nabi yang memang sengaja dibentuk CIA untuk memecah-belah Islam. Ulama "Syi'ah" penghina sahabat dan istri Nabi ini, sebaiknya para Wahabi termasuk Syekh Arifi membunuhnya waktu ada di Inggris. Bukan malah jadi promotornya dengan menyebar2 videonya ke seluruh dunia:

Lalu, Siapa Yasser al-Habib?

Pernah, seorang pengunjung blog berkomentar mengenai tidak mungkinnya persatuan Syiah dan suni karena masih adanya caci-maki terhadap sahabat dan istri Nabi. Dalam komentarnya, dia juga memberi link sebuah video di YouTube untuk “membuktikan” klaim tersebut. Saya buka video tersebut dan tulisan di awal video adalah “YASIR AL-HABIB, di antara ulama Syiah yang terkemuka di abad 20.”

Saya membalas komentarnya begini, “Yasir Al-Habib? Ulama terkemuka abad 20? Terlalu berlebihan. Saya kasih contoh yang terkemuka: Ayatullah Khamenei, Ayatullah Sistani, Syekh Subhani, Husein Fadhlullah, dll.” Jadi, siapa Yasir Al-Habib?

Yasser al-Habib, begitu transliterasi dalam bahasa Inggrisnya, dilahirkan di Kuwait pada tahun 1979—masih muda untuk jadi ukuran ulama “terkemuka”. Dia adalah lulusan Ilmu Politik Universitas Kuwait, artinya tidak ada latar belakang keilmuan hauzah ilmiah. Pandangannya dalam agama sangat ekstrim, termasuk mengenai sejarah wafatnya Fatimah putri Nabi saw. yang kerap kali kecaman dialamatkan kepada Khalifah Abu Bakar, Umar serta Ummulmukminin Aisyah ra. Makiannya yang dilakukan dalam sebuah ceramah tertutup ternyata tersebar dan membuatnya dipenjarakan oleh pemerintah Kuwait pada tahun 2003.

Belum setahun, ia dibebaskan di bawah pengampunan Amir Kuwait (menurut pengakuannya dia bertawasul kepada Abul Fadhl Abbas), namun beberapa hari kemudian ditangkap lagi. Sebelum dijatuhi hukuman selama 25 tahun, ia pergi meninggalkan Kuwait. Karena tidak mendapat izin dari pemerintah untuk tinggal di Irak dan Iran, ia mendapat suaka dari pemerintah Inggris.

Hubungannya dengan Mesir, Iran, dan sebagian besar ulama Syiah nampaknya tidak harmonis. Dalam situsnya, ia kerap kali mengecam ulama rujukan sekelas, Imam Khomeini dan Ayatullah Ali Khamenei, bahkan tidak menganggapnya sebagai mujtahid dan marja’. Jadi bisa dikatakan bahwa Yasser Al-Habib sangat tidak merepresentasikan mayoritas ulama Syiah yang menghendaki persatuan dan perbaikan umat muslim. Tidak adil jika Anda mengutip pendapatnya dan menuliskan bahwa itu adalah pandangan (mayoritas) pengikut Syiah, padahal hanyalah pandangan pribadinya. Dan karena itu kita perlu waspada dan mengetahui mengenai rancangan CIA dalam menciptakan “ulama-ulama” palsu.


Ayatullah Makarim Syirazi: Yasser Al Habib itu Tidak Tahu Apa-apa, dan Wahabi Lebih Bodoh Lagi

http://satuislam.wordpress.com/2012/05/14/fatwa-sayid-khamanei-larangan-mencaci-sahabat-dan-simbol-simbol-ahlussunnah/

Kok Admin blog ini mengutip sumber Syi'ah? Apa Admin ini Syi'ah?

Admin insya Allah Sunni dan tidak punya Kitab Syi'ah. Tapi jika ada berita tentang 1 kaum, kita harus tabayyun/memeriksa langsung kepada kaum yang dituduh. Bukan kepada si pelapor. Sebab bisa jadi pelapor itu orang fasiq yang memfitnah:

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” [Al Hujuraat:6]

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2009/09/07/mewaspadai-berita-orang-fasik-dan-adu-domba/
Nabi saat di Madinah, membuat Perjanjian Damai dengan kaum Yahudi yang disebut Piagam Madinah. Intinya kaum Muslim dan kaum Yahudi di Madinah saling melindungi jika ada serangan dari pihak musuh. Padahal Islam dengan Yahudi itu AQIDAHNYA BEDA JAUH. Tuhannya beda, Kitabnya beda, Nabinya beda. Toh bisa bekerjasama.

Nah terhadap kaum Muslim Syi'ah yang Tuhannya Allah, Kitab Sucinya Al Qur'an, Nabinya Nabi Muhammad, kok tidak bisa hidup rukun/damai? Apa itu tidak keblinger?

Kalau Arab Saudi/Wahabi bisa kerjasama dengan Amerika Serikat (Nasrani yang mendukung Yahudi/Israel) bisa bersatu bahkan sampai cium pipi segala dengan menyediakan Pangkalan Militer guna membantai jutaan Muslim di Iraq, Afghanistan, dan Yaman, kok tidak bisa kerjasama dengan Syi'ah (Iran dan Suriah) guna melawan kafir harbi Israel dan AS yang membantai jutaan Muslim?



Aneh tidak itu?

Foto Pemimpin Hamas Khaled Meshaal dan Ali Khamenei
Foto Pemimpin Hamas Khaled Meshaal dan Ali Khamenei
Setahu saya Syi'ah itu selalu mengangkat Imam, selain Sayyidina Ali, dari keturunan Nabi yaitu keturunan cucu Nabi Hasan dan Husein. Misalnya Hasan, Husein, kemudian keturunan mereka, termasuk Ali Khamenei yang mereka sebut Sayyid.
Tentu saja mayoritas turunan Nabi adalah Sunni sebagaimana para Habib di Indonesia seperti Habib Rizieq Syihab, Habib Abdurrahman Assegaf (Walid), Habib Hud bin Bagir Al Athas, dsb.

Ini pendapat Ulama Sunni tentang Syi'ah:

Menurut mayoritas Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah, tidak semua Syi’ah itu sesat. Ada pula yg lurus. Di antara yg berpendapat begitu: Habib Rizieq Syihab, Yusuf Qaradhawi, Mufti Mesir Ali Jum’at, Syekh Al Azhar Tantawi, Din Syamsuddin, Hasyim Muzadi, Quraisy Syihab, Said Agil Siradj, dsb. Kalau kafir, tentu jemaah haji Syi’ah asal Iran tidak boleh berhaji ke Mekkah.

http://kabarislam.wordpress.com/2012/03/06/pandangan-ulama-ahlus-sunnah-wal-jamaah-tentang-syiah/

Ada lagi yang menulis Syi'ah punya Ka'bah sendiri di Iran lengkap dengan fotonya bahkan ada pula Videonya. Padahal saya lihat itu cuma Stadion Olahraga yang dijadikan tempat Manasik Haji agar orang bisa berhaji, terutama Thawaf dengan benar. Di Indonesia juga banyak foto seperti itu. Ini dia:


Kabah Buatan
Thawaf adalah 1 Rukun Haji dan Umrah. Jika tidak dilakukan, Haji dan Umrahnya tidak sah. Thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak 7x. Ada hal2 dan bacaan2 khusus yang harus dilakukan saat di depan Hajarul Aswad, Pintu Ka'bah, Rukun Yamani, Rukun Iraqi, dsb. Jadi kalau tidak ada Manasik Haji dengan memakai Ka'bah buatan, dan langsung praktek di Ka'bah yang asli, bisa2 Thawafnya tidak betul.

Bagi yang sudah mengikuti Manasik Haji tentu latihan/belajar Thawaf di depan Ka'bah buatan hal yang biasa termasuk di Indonesia. Cuma oleh kelompok Ahli Fitnah dari Najd, hal2 seperti itu bisa dijadikan fitnah buat mengelabui orang awam. Alhamdulillah saya sudah 2 x ke ke Mekkah. Sebelum Kuota haji diberlakukan, ada banyak orang Syi'ah ke Mekkah (sekitar 200 ribu orang). Tahun 2011 pun tetap ada meski sudah dikuota pemerintah Arab Saudi sekitar 60 ribu jema'ah haji/tahun. Jadi keliru jika ada yang bilang mereka punya Ka'bah sendiri. Yang benar adalah Ka'bah buatan untuk belajar Thawaf. Ini foto2 orang Syi'ah (dalam lingkaran merah) di Masjid Nabawi. Di Masjidil Haram saya tidak memfotonya, namun mereka sholat dengan tangan lurus (sedekap tangan adalah Sunnah):


Syi'ah di Masjid Nabawi
Tentu saja di Indonesia yang mayoritasnya Sunni ini, sebaiknya kita bermazhab Syafi'ie. Jika tidak NU, ya Muhammadiyyah. Sebab di luar itu terkadang bersikap amat ekstrim.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar