Iklan 2

Rabu, 13 November 2013

Jaga Diri dan Keluarga Anda dari Api Neraka


"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." [At Tahrim 6] 
"...Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir." [Al Baqarah 24]
"Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir." [Ali 'Imran 131] 

Saat ini banyak orang, terutama dari kelompok Wahabi yang gemar meneliti aqidah dan amal orang lain. Akhirnya mereka membid'ahkan, menganggap sesat, bahkan mengkafirkan sesama Muslim. Na'udzubillah min dzalik.

Padahal kalau seorang Muslim menuduh Muslim lain sebagai Musyrik atau Kafir, maka si penuduh itu lebih berhak disebut Musyrik atau Kafir. Ini dalilnya:

“Sesungguhnya yang paling aku khawatirkan atas kamu adalah seseorang yang telah membaca (menghafal) al-Qur’ân, sehingga ketika telah tampak kebagusannya terhadap al-Qur’ân dan dia menjadi pembela Islam, dia terlepas dari al-Qur’ân, membuangnya di belakang punggungnya, dan menyerang tetangganya dengan pedang dan menuduhnya musyrik”. Aku (Hudzaifah) bertanya, “Wahai nabi Allâh, siapakah yang lebih pantas disebut musyrik, penuduh atau yang dituduh?”. Beliau menjawab, “Penuduhnya”. (HR. Bukhâri dalam at-Târîkh, Abu Ya’la, Ibnu Hibbân dan al-Bazzâr)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/

Jangan sampai karena kita sibuk meneliti dosa dan aliran orang, akhirnya kita malah jadi orang yang bangkrut di neraka. Kamu Syi'ah ya? Kamu musyrik! dsb. Begitu dikatakan kepada ratusan bahkan ribuan orang. Alih-alih masuk surga, orang ini bisa masuk neraka karena menyakiti banyak Muslim.

Tahukah kamu siapa orang yang bangkrut? Para sahabat menjawab, “Allah dan rasulNya lebih mengetahui.” Nabi Saw lalu berkata, ” Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku ialah (orang) yang datang pada hari kiamat dengan membawa amalan puasa, shalat dan zakat, tetapi dia pernah mencaci-maki orang ini dan menuduh orang itu berbuat zina. Dia pernah memakan harta orang itu lalu dia menanti orang ini menuntut dan mengambil pahalanya (sebagai tebusan) dan orang itu mengambil pula pahalanya. Bila pahala-pahalanya habis sebelum selesai tuntutan dan ganti tebusan atas dosa-dosanya maka dosa orang-orang yang menuntut itu diletakkan di atas bahunya lalu dia dihempaskan ke api neraka.” (HR. Muslim)

Alangkah baiknya orang-orang yang sibuk meneliti aib diri mereka sendiri dengan tidak mengurusi (membicarakan) aib-aib orang lain. (HR. Ad-Dailami)

Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2013/02/01/bangkrut-rajin-ibadah-tapi-masuk-neraka/

Sebagaimana ayat-ayat Al Qur'an di atas, prioritaskan diri dan keluarga kita dalam beribadah kepada Allah dan juga bermuamalah dengan sesama manusia. Dalam Islam bukan cuma ada Hablum Minallah. Tapi ada juga Hablum Minallah. Bukan cuma "baik" kepada Allah. Tapi juga baik kepada tetangga. Kepada sesama manusia.

Apakah kita bisa selamat menghadapi kegelapan dan siksa kubur? Apakah kita bisa melewati jembatan Shirothol Mustaqim dengan selamat dan terhindar dari api neraka? Pikirkan itu.

Cak Wasito
"Jangan memandang dosa-dosa orang seolah-olah kamu Tuhan; perhatikanlah dosa-dosamu sebagai hamba. Kasihanilah mereka yang mendapat cobaan dan bersyukurlah bahwa kamu selamat."
(KH A Mustofa Bisri)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar