Meski ada Syi'ah Rafidhoh yang menghina istri dan sahabat Nabi dan ini sesat/kafir, namun tidak semua Syi'ah begitu.
Ada juga yang tidak menghina.
Mengenai Khomeini menghina istri Nabi itu kan fitnah Wahabi. Saya tak pernah mendengar itu. Yang ada adalah saat Nabi dan istri Nabi dihina oleh Salman Rushdie dgn buku Satanic Verses, justru Khomeini mengeluarkan fatwa mati untuk Rushdie sehingga Salman hingga saat ini ketakutan bersembunyi di Inggris. Pemerintah Inggris melindunginya.
http://www.islamtimes.org/vdca6ynuw49nuo1.h8k4.htmlKhomeini Urges Muslims to Kill Author of Novel
http://www.nytimes.com/books/99/04/18/specials/rushdie-khomeini.html
Ahmadinejad: Siapa Menghina Sahabat Rasulullah Sekutu Musuh Islam
Presiden Ahmadinejad menandaskan, “Dari tribun ini saya tegaskan bahwa barang siapa di mana pun ia berada menghina sahabat Rasulullah saw, maka ia bukanlah seorang muslim dan tidak bergerak di atas jalan Islam. Ia tidak lebih hanyalah kaki tangan dan alat mainan musuh-musuh asing.”
http://www.ipabionline.com/2013/02/ahmadinejad-siapa-menghina-sahabat.html#ixzz2PpyAj3ANKhamenei: Haram Menghina Istri Nabi dan Simbol Ahlusunah
http://kabarislamia.blogspot.com/2013/04/imam-syi-ali-khamenei-dan-ahmadinejad.html
Fatwa Para Ulama Syi'ah Larangan Mencaci Para Sahabat
Ini ada kisah bagaimana Nabi menghadapi orang2 yg memfitnah istrinya, Siti 'Aisyah dgn Zina. Nabi tidak mengkafirkan dan membunuh mereka sebagaimana banyak orang sekarang ini.
Tapi menegurnya dan memaafkan mereka. Sehingga para pemfitnah/penghina tsb (kecuali tokoh Munafik Abdullah bin Ubay bin Salul dan pengikutnya) tetap Islam dan wafat dalam keadaan Islam.
Saat Khalid bin Walid menghina sahabat Nabi, Abdurrahman bin 'Auf pun Nabi hanya menegurnya. Tidak mengkafirkannya dan membunuhnya. Sehingga Khalid bin Walid tetap jadi pahlawan pembela Islam dan dijuluki Nabi dgn Syaifullah atau Pedang Allah:
Hadis riwayat Abu Said Al-Khudri ra., ia berkata:
Antara Khalid bin Walid dan Abdurrahman bin Auf telah terjadi sesuatu lalu Khalid pun mencaci-makinya. Mendengar itu Rasulullah saw. lalu bersabda: Janganlah kamu mencaci-maki seorang pun dari para sahabatku. Sekalipun salah seorang kamu membelanjakan emas sebesar gunung Uhud, hal itu tidak dapat menandingi satu bahkan setengah mud (1 mud=543 gram) salah seorang mereka. (Shahih Muslim No.4611)
Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/04/07/...-muhammad-saw/
Bagaimana kalau ada orang sekarang menghina istri dan sahabat Nabi?
Bawa saja ke Pengadilan agar bisa dihukum. Jika perlu diusulkan agar hukumannya mati sehingga orang tidak sembrono.
Hadis riwayat Abdullah bin Masud ra., ia berkata:
Rasulullah saw. bersabda: Aku akan mendahului kalian berada di telaga dan niscaya aku akan bertengkar dengan beberapa kaum namun aku dapat mengalahkan mereka lalu aku berkata: Wahai Tuhanku, tolonglah sahabat-sahabatku, tolonglah sahabat-sahabatku. Lantas dikatakan: Sesungguhnya kamu tidak tahu apa yang telah mereka perbuat sepeninggalmu. (Shahih Muslim No.4250)
Coba baca:
Saidatina Aisyah berkata: Lalu Sayidina Abu Bakar orang yang selalu memberi nafkah kepada Mistah kerana dia adalah salah seorang daripada kaum keluarga Abu Bakar dan seorang miskin berkata: Demi Allah! Aku tidak akan memberikan nafkah kepadanya lagi selepas dia memfitnahkan Saidatina Aisyah r.a. Sebagai teguran terhadap tindakan itu Allah s.w.t menurunkan ayat :
...وَلَا يَأْتَلِ أُولُوا الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ أَنْ يُؤْتُوا أُولِي الْقُرْبَى
sehingga ayat..
O أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ..
Yang bermaksud: Dan janganlah orang-orang yang berharta serta lapang hidupnya di antara kamu bersumpah tidak mahu lagi memberi bantuan kepada kaum keluarga sehinggalah kepada firman Allah s.w.t yang bermaksud: Tidakkah kamu suka supaya Allah mengampunkan dosa kamu. Hibban bin Musa berkata: Abdullah bin Al-Mubarak menyebut: Inilah ayat yang paling aku harapkan dalam Kitab Allah. Abu Bakar berkata: Demi Allah! Memang aku inginkan keampunan Allah s.w.t. Lalu Abu Bakar kembali memberikan nafkah kepada Mistah sebagaimana biasa dan berkata: Aku tidak akan berhenti memberi nafkah kepadanya.
http://raindelights.blogspot.com/201...am-muslim.html
“Tidak sama di antara kamu orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum pembebasan (Mekah). Mereka lebih tinggi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hadid [57]: 10)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar