"Kenapa Iran Tidak Pernah Menyerang Israel?". Itu adalah pertanyaan yang sering ditanyakan oleh awam.
Kalau kita lihat Peta, posisi Arab Saudi dan Turki itu lebih dekat dibanding Iran. Pertanyaan yang sama bisa kita ajukan ke Turki dan Arab Saudi..
Jawabnya ada beberapa macam.
Pertama jaraknya jauh. Silahkan lihat peta di atas. Ini sama halnya dengan kita bertanya kenapa Turki, Yaman, Afghanistan, Pakistan, dan Indonesia tidak pernah menyerang Israel. Karena jaraknya cukup jauh dan terhalang oleh beberapa negara. Untuk menyerang dengan 100 ribu pasukan misalnya, paling tidak butuh 100 kapal perang yang bisa memuat 1000 pasukan. Itu pun kapalnya harus dipersenjatai canggih. Jika tidak bisa dirudal atau dibom oleh pesawat tempur AS / Israel dengan mudah.
Kalau lewat Laut Merah, kemudian terusan Suez yang sempit, mudahkan bagi AS untuk merudal kapal2 Iran yang membawa 100.000 prajuritnya? begitu pula kalau pakai pesawat Herkules mudah sekali di rudal. Sedang kalau dengan pesawat tempur, itu kapasitasnya cuma 2 orang. Jumlah pesawat tempur Iran kurang dari 100. Berapakali harus bolak-balik coba untuk membawa 100.000 pasukannya guna menyerang Israel?
Yang biasa menyerang Israel adalah Mesir, Suriah, Lebanon, Yordania yang memang berbatasan langsung dengan Israel. Jalan kaki juga sampai ke Israel. Iraq juga ikut perang meski terpisah sekitar 500 km dengan melalui Yordania. Ada pun Arab Saudi tidak mengirim pasukan.
Negara-negara Arab tersebut berperang melawan Israel tahun 1948, 1967, dan 1873. Tahun 1974, Mesir di bawah presiden Anwar Sadat berdamai dgn Israel. Tahun 1982, hanya Suriah sendiri yang berperang melawan Israel demi membela PLO.
Ada pun Iran, hingga tahun 1978 diperintah oleh Shah Iran, Mohammad Reza Pahlevi, yang memang merupakan sekutu dekat AS sebagaimana Raja Abdullah di Saudi sekarang. Jadi tidak mungkin melawan Israel yang merupakan sekutu dekat AS.
Jika tidak percaya, silahkan lihat foto-foto Shah Iran Reza Pahlevi dengan Presiden AS Jimmy Carter:
[caption id="attachment_3156" align="aligncenter" width="400"] Presiden AS Jimmy Carter bersama Shah dan Shahbanu Iran[/caption]
Presiden AS Jimmy Carter dan Rosalynn Carter bersama Shah dan Shahbanu Iran
[caption id="attachment_3157" align="aligncenter" width="400"] Shah Iran dan Presiden AS Jimmy Carter memeriksa Pasukan AS[/caption]
Baru pada tahun 1978 saat Revolusi Islam Iran di bawah pimpinan Ayatullah Khomeini, Shah Iran terguling. Tahun 1979, Khomeini yang berkuasa di Iran dengan gelar Pemimpin Tertinggi (Supreme Leader) Iran.
Kenapa tahun 1982 Iran tidak membantu Suriah memerangi Israel?
Jawabnya: Tahun 1980, Presiden Iraq Saddam Hussein menyerang Iran. Hingga tahun 1982, saat Iran masih lemah akibat Revolusi, Iraq masih di atas angin. Iraq dibantu dengan dana dan senjata oleh negara2 Arab, AS, dan Uni Soviet. AS tidak ingin Revolusi Islam Iran menyebar ke seluruh dunia. Saat itu bertepatan pada tahun 1400 Hijriyah di mana sebagian ummat Islam percaya itu adalah Abad kebangkitan Islam mengingat Islam berjaya selama 7 abad (0-700 H), tenggelam selama 7 abad (700-1400 H), dan bangkit lagi selama 7 abad berikutnya (1400-2100 H). Revolusi Islam Iran dikhawatirkan jadi kebangkitan Islam di negara2 lain.
Ada pun Uni Soviet membantu Saddam karena Saddam dgn partai Baathnya itu memang Sosialis yang sebelumnya sudah jadi sekutu Uni Soviet. Perang Iran-Iraq berlangsung selama 8 tahun (1980-1988). Itulah sebabnya hingga tahun 1988 Iran tidak bisa menyerang Israel.
Lalu kenapa tahun 1989 tidak mau menyerang Israel juga? Habis perang 8 tahun tentu loyo juga. Perlu waktu untuk pemulihan di bidang ekonomi, pembangunan gedung-gedung yang rusak, dsb.
[caption id="attachment_3224" align="aligncenter" width="468"] Roket Iran dan Hizbullah[/caption]
Dari gambar-gambar di atas, umumnya roket Iran jangkauan terjauhnya seperti Fajr 5 adalah 75 kilometer saja. Artinya kalau ditembakkan dari Iran, tidak akan bisa menjangkau Israel yang jaraknya sekitar 1300 km.
Meski demikian, Iran mengirim roket-roket tersebut ke Hizbullah di Lebanon dan Hamas di Gaza sehingga bisa menjangkau Israel dengan mudah karena jarak mereka amat dekat. Dengan cara ini, perang jadi lebih murah. Karena jika dekat, Israel juga sulit menghindar karena roket yang kecepatannya sekitar 3500 km/jam itu bisa menghantam Israel hanya dalam beberapa puluh detik saja. 60% roket Hamas berhasil menembus sistem pertahanan Anti Rudal Israel, Iron Dome.
Lihat bagaimana Pemimpin PLO Yasser Arafat saling bantu dengan Imam Khomeini dari Iran:
Lihat bagaimana Syekh Asy Syahid Ahmad Yasin pendiri HAMAS (Sunni) bekerjasama dengan Imam Khamenei melawan Israel:
http://kabarislam.wordpress.com/2013/07/16/beda-sunni-dgn-syiah-dan-wahabi-dgn-syiah/
Bagaimana dengan Rudal-rudal Iran yang katanya bisa menjangkau 2000 km? Bisa menjangkau Israel?
Dari berbagai berita, rudal tersebut ternyata baru dibuat Iran pada tahun 2003:
http://www.indianmuslimobserver.com/2011/08/us-israeli-threat-irans-missile.html
[caption id="attachment_3227" align="aligncenter" width="468"] Rudal Iran[/caption]
Rudal jarak jauh dengan panjang 20 meter lebih itu mahal. Bisa lebih dari Rp 20 milyar per buahnya. Jumlahnya paling tidak banyak. Kemudian untuk mencapai jarak 1300 km perlu waktu sekitar 20 menit. Artinya bisa dengan mudah dicegat oleh Sistem Anti Rudal seperti Iron Dome.
Lalu kenapa Iran tidak menembakkannya ke Israel?
Kita lihat Peta Geopolitik dulu:
Iran dikelilingi oleh negara2 Islam yang berwarna "Ungu". Warna "Ungu" artinya di situ ada PANGKALAN MILITER AS. Amerika Serikat adalah sekutu Israel nomor 1. Jadi kalau Iran yang penduduknya 75 juta jiwa menembakkan rudalnya ke Israel, maka AS dan NATO tidak akan diam. Padahal AS penduduknya 330 juta jiwa dan NATO sekitar 500 juta jiwa. Negara2 sekutu AS seperti Arab Saudi, Turki, Pakistan, Mesir, dsb yang totalnya sekitar 300 juta jiwa bisa jadi memihak AS dan ISRAEL dengan propaganda SUNNI vs SYI'AH. Jadi Iran dengan penduduk 75 juta jiwa harus melawan negara AS, Israel, NATO, serta Negara2 Timur Tengah yang jadi sekutu AS dengan total penduduk sekitar 1.100 juta. Kira-kira masuk akal tidak?
Last but not Least, AS mempunyai 9000 bom Nuklir dan Israel 200 bom Nuklir:
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_negara_dengan_senjata_nuklir
Jepang yang dijatuhi 2 BOM ATOM saja 2 kotanya: Nagasaki dan Hiroshima langsung hancur sehingga Jepang langsung menyerah. Terbayang tidak jika 200 bom Nuklir yang kekuatannya 20x lipat lebih dahsyat dari BOM ATOM dijatuhkan di kota-kota Iran? Jadi jika Perang masih bisa dihindari, ya dihindari. Toh Nabi saja tidak pernah menyerang lawan. Nabi sekedar membela diri dari serangan kaum kafir di Perang Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq. Setelah itu baru melakukan Futuh Mekkah tanpa pertumpahan darah sama sekali.
Jika negara2 Islam lain mau menentang AS dan Israel yang jelas2 membunuh ummat Islam dan bersatu dengan Iran, mungkin Iran berani menyerang Israel. Jika tidak, maka Iran bisa konyol dikeroyok oleh AS, Israel, NATO, dan negara2 sekutunya.
Adakah Iran tidak pernah perang melawan Israel atau AS sama sekali?
Kalau Israel mungkin Iran perang melalui Hizbullah di Lebanon, PLO di Palestina, dan Hamas di Gaza yang dibantu Iran melalui dana dan senjata.
Ada pun dengan AS, sudah terjadi beberapa bentrokan.
Yang pertama adalah penyanderaan Kedubes AS di Teheran oleh mahasiswa Iran pada 4 November 1979 selama 444 hari.
[caption id="attachment_3230" align="aligncenter" width="468"] Staf Kedubes AS disandera 9 November 1979[/caption]
Iran Akhiri Penyanderaan 52 Warga Amerika
Penyanderaan selama 444 hari ini menandai konflik antara Amerika Serikat dan Iran
http://log.viva.co.id/news/read/122627-iran_akhiri_penyanderaan_52_warga_amerika
http://id.wikipedia.org/wiki/Krisis_sandera_Iran
Pada tanggal 25 April 1980, Amerika Serikat melancarkan Operasi Eagle Claw dalam upaya untuk menyelamatkan anggota staf kedutaan besar AS yang disandera di ibukota Iran setelah Revolusi Islam tahun 1979. Namun, badai pasir melanda dan operasi gagal total. 8 tentara AS tewas sementar helikopter dan pesawatnya hancur bertabrakan akibat badai gurun. Kegagalan itu menyebabkan pamor presiden AS, Jimmy Carter hancur dan kalah pilpres dari Ronald Reagan.
Tanggal 18 April 1988, Armada AS dilengkapi dengan Kapal Induk menyerang Iran dalam Operasi Praying Mantice. AS menyerang Iran karena Kapal Perang mereka, USS Samuel B Roberts yang mengawal tanker Kuwait rusak terkena ranjau laut Iran hingga nyaris tenggelam dan terpaksa diderek. Kapal Perang Frigat Iran Sahand beserta beberapa kapal perang lainnya hancur dirudal AS:
http://www.navybook.com/no-higher-honor/timeline/operation-praying-mantis/
[caption id="attachment_3241" align="aligncenter" width="468"] Kapal Perang Iran Sahand Dihancurkan AS[/caption]
U.S.S Vincennes menembak jatuh pesawat Airbus A300 Iran itu segera setelah lepas landas dari kota Bandar Abbas, Iran, tanggal 3 Juli tahun 1988. 290 orang Iran tewas! Washington mengatakan Vincennes keliru mengira pesawat penumpang itu sebuah pesawat tempur jet Iran yang bermusuhan.
[caption id="attachment_3243" align="aligncenter" width="468"] Beberapa Kapal Perang AS yang Menyerang Iran[/caption]
AS dan Israel pada tahun 2010 dan 2011 membunuh ahli nuklir Iran untuk menghambat program nuklir Iran.
AS dan Israel menurut media massa Barat sendiri melakukan sabotase yang mengakibatkan ledakan hebat di markas Garda Revolusi Iran pada 12 November lalu yang meratakan sebagian besar bangunannya dan menewaskan 17 orang, termasuk pendiri program misil balistik Iran, Jenderal Hassan Tehrani Moghaddam.
Terakhir Iran membajak pesawat mata-mata AS RQ-170 Sentinel yang menyusup sejauh 250 km ke Iran dari Afghanistan. Presiden AS, Barack Obama, jadi bahan tertawaan publik saat meminta Iran untuk mengembalikan pesawat mata-matanya. Ini ibarat maling yang membawa tangga, ketika tangganya ketinggalan, dia meminta tangganya dikembalikan oleh orang yang dia curi.
Ternyata Iran telah menahan 4 pesawat mata-mata Israel dan 3 pesawat mata-mata AS yang memata-matai negerinya lewat perang elektronik. Itulah alasan kenapa AS dan Israel tidak berani menyerang Iran secara langsung. Sebab bisa jadi rudal-rudal AS dan Israel bisa dihack Iran untuk menyerang mereka.
Jelas banyak pertentangan Iran dengan AS dan Israel. Kalau pun ada Skandal Iran-Kontra di mana AS menjual senjata lewat Israel ke Iran pada zaman Reagan dan uang hasil penjualannya untuk membiayai pemberontakan Kontra di Nikaragua, ternyata itu adalah salah-paham. AS mengira senjata itu akan diberikan kepada kelompok moderat di Iran yang menentang Khomeini guna membebaskan 6 sandera AS. Ternyata senjata itu justru jatuh pada kelompok Khomeini. Itulah tipu daya dalam perang mengingat Iran saat itu butuh senjata untuk melawan Iraq.
Menyandera Kedubes AS itu tidak gampang lho. Demo saja dekat Kedubes AS, kita bisa ditembak mati oleh para polisi yang jadi antek2 AS. Menghina AS dan Israel juga meski hanya lewat kata-kata itu berat. Tidak semua orang berani. SBY dan Raja-raja Arab saja tidak berani. Jadi kalau ada yang berani perang kata-kata seperti Iran, itu bagus. Minimal dia sudah level tangan. Bukan level hati lagi. Mencegah kemungkaran itu kan bisa dengan tangan, bisa dengan lisan, dan paling lemah adalah membencinya dengan hati (diam).
Pernahkah Iran menyerang Israel?
Pertanyaan serupa bisa ditujukan ke beberapa negara Islam lainnya di mana nama negara diganti dengan Arab Saudi, Yaman, Afghanistan, Pakistan, Indonesia, Malaysia, dsb. Alangkah baiknya jika semua negara2 Islam tsb bersatu melawan Israel ketimbang ribut berkelahi sesama.
Referensi:
http://nora.bloggspace.se/1416014/Mohammad-Reza-Shah-and-Shahbanu-Farah-Pahlavi-Photo-Albums/
http://www.rimanews.com/read/20120126/52772/republik-islam-iran-dan-cita-cita-imam-khomeini
http://www.indianmuslimobserver.com/2011/08/us-israeli-threat-irans-missile.html
http://www.militarian.com/threads/iranian-ballistic-missiles.9535/
Reblogged this on Kajian Timur Tengah and commented:
BalasHapusSebelumnya saya pernah menjawab pertanyaan serupa, tetapi pakai 'bahasa' studi HI (kalkulasi hard power-soft power). Bia baca di sini: http://dinasulaeman.wordpress.com/2012/11/21/mengapa-iran-tak-serang-israel/. Sementara itu, artikel yang ini memberikan jawaban dengan cara yang sederhana, tapi telak dan sangat logis. Selamat membaca.
Bagus sekali cara menjawabnya, sederhana tapi logis dan telak. Izin re-blog ya :)
BalasHapusSilahkan bu.
BalasHapusTerimakasih.
sangat bagus....
BalasHapusMelalui peta geopolitik Timur-Tengah, kita bisa menyadari bhw umat Islam tidak bisa menang memerangi musuh2nya yg perampas, penindas selama umat Islam tidak bersatu, tidak sejalan dlm bersikap thd israel & sekutu2nya yg merupakan negara2 perampok sumber daya alam. Bagaimana Iran bisa menang (kalkulasi hard-power) memerangi israel jika negara2 Islam di sekeliling Iran justru menyediakan wilayahnya utk pangkalan militer USA, padahal militer USA adalah herder penjaga israel.
BalasHapusBelum lagi, gerombolan wahabi-takfiri bergentayangan mencabik-cabik persatuan umat Islam, yah makin berat & jauh saja rasanya perjuangan ke arah kemenangan.
Laa hawla wa laa quwwata illaa billah.
memang beginilah akibat ketidak sadaran individu muslim.semuanya sibuk dgn khilafah internasional,namun,membentuk khilafah dalam banyak padahal itulah raja dirikita.zionis dan salibis yang ada diluar adalah gambaran.tapi kita lupa zionis dan salibis yg ada didalam diri kita masing2,yakni iblis dan hawa nfsu angkara murka.kembalilah kepada fithrah yang Allah tetapkan
BalasHapusmudah2an Allah taala memberi kita kekuatan.amiin
BalasHapusbetul banget dan yang bikin repot buat melawan musuh2 islam adalah kaum wahabi karena lebih senang menyerang syiah drpd serang israel
BalasHapusDi Al Fatihah dan ayat2 Al Qur'an lainnya sudah jelas musuh ummat Islam itu Yahudi dan Nasrani.
BalasHapusJadi untuk apa kelompok Takfiri sibuk mencari orang2 Islam guna dikafirkan dan dijadikan musuh mereka?
Bukankah Allah sudah menjelaskan musuh Islam itu siapa?
Bukankah Barat (Judeo Kristiani) sudah menyebut Islam sbg Musuh Nomor 1 sejak runtuhnya Uni Soviet?
kasian para pengikut wahabi beberapa dari mereka sangat ingin menegakkan al haq islam namun tercemar dengan virus saud
BalasHapusReblogged this on zyrechsmart.
BalasHapusArabsaudi tidak berani kirim tenternya berperang, cuma mau hanya bantuan dana saja
BalasHapusBenarkah Revolusi pemakain Jilbab di dunia pemicunya adalh dari Revolusi Iran di masa Ayatollh Khomaeni...???
BalasHapusMemang sih jilbab mulai marak tahun 1980-an setelah Revolusi Islam Iran tahun 1979.
BalasHapusNamun sepertinya jilbab di Indonesia dibawa kalangan Tarbiyah sebab warnanya putih. Jilbab Iran umumnya hitam warnanya.
Wallahu a'lam