Iklan 2

Senin, 01 Juli 2013

Kebaikan Nabi Muhammad SAW

Saat Futuh Mekkah, ada Wahsyi yg membunuh paman Nabi, Sayyidina Hamzah dan Hindun yg memakan jantung Sayyidina Hamzah. Nabi bisa saja menghukum mati mereka sbg penjahat perang. Tapi Nabi tidak melakukan itu. Nabi memaafkan mereka. Kelak Wahsyi membunuh Musailamah Al Kadzdzab.


Saat istri Nabi, Siti 'Aisyah difitnah berzina juga Nabi bertindak tegas dan memaafkan mereka yg memfitnah. Tidak ada yg dihukum mati. Nabi mendamaikan Bani 'Aus dan suku Khazraj yg kemaren sore masih bebuyutan. Sehingga Islam bersatu. Kalau sekarang peristiwa ribuan tahun terus diungkit2 guna memecah belah Islam. Dendam dan Benci dipelihara. Padahal itu bukan ajaran Islam.


Dari Anas r.a., bahwasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Janganlah engkau semua saling benci membenci, saling dengki mendengki, saling belakang membelakangi dan saling putus memutuskan -ikatan persahabatan atau kekeluargaan- dan jadilah engkau semua wahai hamba-hamba Allah sebagai saudara-saudara. Tidaklah halal bagi seorang Muslim kalau ia meninggalkan -yakni tidak menyapa- saudaranya lebih dari tiga hari." (Muttafaq 'alaih) 

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Pintu-pintu syurga itu dibuka pada Senin dan Kamis, lalu diampunkanlah bagi setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah, melainkan seseorang yang antara dirinya dengan saudaranya itu ada rasa kebencian -dalam hati-, lalu dikatakanlah -yakni Allah berfirman kepada malaikatnya-: "Nantikanlah dulu kedua orang ini, sehingga keduanya berdamai kembali. Nantikanlah kedua orang ini, sehingga keduanya berdamai kembali." (Riwayat Muslim)


Rasulullah adalah orang yang paling rendah hati, meskipun dia memiliki segala kebajikan dan keutamaan orang-orang dahulu kala dan orang-orang sekarang, dia seperti sebuah pohon yang berbuah. Menurut sebuah riwayat, beliau bersabda," Aku diperintahkan untuk menunjukkan perhatian kepada semua manusia, untuk bersikap baik hati kepada mereka. Tidak ada Nabi yang sedemikian diperlakukan dengan sewenang-wenang oleh manusia selain aku."

Kita tahu bahwa beliau dilukai kepalanya, ditanggalkan giginya, lututnya berdarah karena lemparan batu, tubuhnya dilumuri kotoran, rumahnya dilempari kotoran ternak. Beliau di hina, dan disiksa dengan keji.

Saat beliau berdakwah di Thaif, tak ada yang didapatkan kecuali hinaan dan pengusiran yang keji. Ketika Rasulullah menyadari usaha dakwahnya itu tidak berhasil, beliau memutuskan untuk meninggalkan Thaif. Tetapi penduduk Thaid tidak membiarkan beliau keluar dengan aman, mereka terus mengganggunya dengan melempari batu dan kata-kata penuh ejekan. Lemparan batu yang mengenai Nabi demikian hebat, sehingga tubuh beliau berlumuran darah.

Dalam perjalanan pulang, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam menjumpai suatu tempat yang dirasa aman dari gangguan orang-orang jahat tersebut. Di sana beliau berdoa begitu mengharukan dan menyayat hati. Demikian sedihnya doa yang dipanjatkan Nabi, sehingga Allah mengutus malaikat Jibril untuk menemuinya. Setibanya di hadapan Nabi, Jibril memberi salam seraya berkata, "Allah mengetahui apa yang telah terjadi padamu dan pada orang-orang ini. Allah telah memerintahkan malaikat di gunung-gunung untuk menaati perintahmu." Sambil berkata demikian, Jibril memperlihatkan para malaikat itu kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam.

Kata malaikat itu, "Wahai Rasulullah, kami siap untuk menjalankan perintah tuan. Jika tuan mau, kami sanggup menjadikan gunung di sekitar kota itu berbenturan, sehingga penduduk yang ada di kedua belah gunung itu akan mati tertindih. Atau apa saja hukuman yang engkau inginkan, kami siap melaksanakannya."

Mendengar tawaran malaikat itu, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, dengan sifat kasih sayangnya berkata,"Walaupun mereka menolak ajaran Islam, saya berharap dengan kehendak Allah, keturunan mereka pada suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepada-Nya."

Ketika Makkah berhasil ditaklukkan, beliau berkata kepada orang-orang yang pernah menyiksanya,"Bagaimanakah menurut kalian, apakah yang akan kulakukan terhadapmu?" Mereka menangis dan berkata," Engkau adalah saudara yang mulia, putra saudara yang mulia." Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda,"Pergilah kalian! Kalian adalah orang-orang yang dibebaskan. Semoga Allah mengampuni kalian." (HR. Thabari, Baihaqi, Ibnu Hibban, dan Syafi'i).

Abu Sufyan bin Harits, sepupu beliau, lari dengan membawa semua anak-anaknya karena pernah menyakiti Rasulullah, maka Ali bin Abi Thalib ra, bertanya kepadanya,"Hai Abu Sufyan, hendak pergi kemanakah kamu?" Ia menjawab, "Aku akan keluar ke padang sahara. Biarlah aku dan anak-anakku mati karena lapar, haus, dan tidak berpakaian."

Ali bertanya,"MEngapa kamu lakukan itu?" Ia menjawab,"Jika Muhammad menangkapku, niscaya dia akan mencincangku dengan pedang menjadi potongan-potongan kecil." Ali berkata,"Kembalilah kamu kepadanya dan ucapkan salam kepadanya dengan mengakui kenabiannya dan katakanlah kepadanya sebagaimana yang pernah dikatakan oleh saudara-saudara Yusuf kepada Yusuf, ... Demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan kamu atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa). (QS. Yusuf : 91).

Abu Sufyan pun kembali kepada Rasulullah dan berdiri di dekat kepalanya, lalu mengucapkan salam kepada beliau seraya berkata,"Wahai Rasulullah, demi Allah, sesungguhnya Allah telah melebihkan engkau atas kami dan sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa). (QS Yusuf: 91).

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pun menengadahkan pandangannya, sedang air matanya membasahi pipinya yang indah hingga membasahi jenggotnya. Rasulullah menjawab dengan menyitir firman-Nya,... Pada hari ini tidak ada cercaan terhadap kamu. Mudah-mudahan Allah mengampuni (kamu) dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang. (QS. Yusuf: 92).

- See more at: http://mojokertocyber.com/al-islam/1194-tangisan-nabi-muhammad-saw#sthash.hf1v1i9O.dpuf

1 komentar:

  1. subhanallah...bgitu lh sifat nabi yg sbenarny pnuh kasih sayang n pemaaf..akhr2 ini muncul kcenderungan yg mngaku mengikuti sirah nabawi akn ttpi bgitu mdah ny mengkfirkn bhkn membunuh krn beda manhaj/ijtihad..masya allah..

    BalasHapus