Iklan 2

Rabu, 12 Desember 2012

KH Hasyim Muzadi: Syiah Bagian dari Islam

KASUS SAMPANG



KH Hasyim Muzadi: Syiah Bagian dari Islam


Sabtu, 01/09/2012 19:35


Malang, NU Online
Rais Syuriyah PBNU KH Hasyim Muzdi menyatakan paham Sunni maupun Syiah yang dianut oleh masyarakat di Madura itu masih menjadi bagian dari Islam.


Kiai Hasyim menyatakan hal itu di Malang, Sabtu, 1 September. Untuk meredam sekaligus mengupayakan penyelesaian konflik antara Sunni dengan Syiah di Sampang, katanya, akhir pekan depan (8/9) dirinya bersama PWNU Jatim akan ke Sampang.


"Sebaiknya para ulama ini melakukan dakwah yang isinya bimbingan dan penyuluhan serta argumen-argumen yang benar, jangan pakai kekerasan. Kelompok minoritas itu kalau dikerasi justru akan tambah militan," tandasnya.


Dan, tegasnya, yang lebih penting lagi, ulama yang tidak cocok dengan ulama lain jangan menggaet umat lainnya agar perbedaan paham ini tetap bisa hidup dan berkembang secara berdampingan tanpa harus melakukan kekerasan.


"Kita berharap masalah ini secara perlahan bisa dituntaskan dengan baik," tegasnya.


Kiai Hasyim juga mengakui, masyarakat di Madura cenderung lebih taat kepada ulama ketimbang ajaran yang termaktub dalam kitab suci (syariat). Oleh karena itu, peran ulama untuk mendamaikan dua paham yang berselisih ini sangat penting dan sentral.


"Oleh karena itu, para ulama di Sampang ini harus didukung dengan berbagai informasi yang lebih luas agar penyelesaian konflik tersebut lebih obyektif dan proporsional, apalagi ulama di Madura memiliki peran penting sebagai panutan umat," tegasnya.


Redaktur : Hamzah Sahal
Sumber : Antara


http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,44-id,39518-lang,id-c,nasional-t,KH+Hasyim+Muzadi++Syiah+Bagian+dari+Islam-.phpx



KH Hasyim Muzadi: Syiah Itu Masih Islam


ada pihak yang mengadu domba Syiah dan Sunni
http://www.metrotvnews.com/read/news/2012/09/08/105237/KH-Hasyim-Muzadi-Syiah-Itu-Masih-Islam/1



Din Syamsuddin: Muhammadiyah Keberatan Fatwa Sesat Syiah


Sabtu, 15 September 2012 10:10:34 - oleh : admin


JAKARTA — Pimpinan Pusat Muhammadiyah menegaskan keberatannya atas fatwa sesat Syiah yang dikeluarkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur. Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Prof. Dr. H. Din Syamsudin, MA, mengatakan fatwa tersebut justru akan memicu tindakan intoleransi yang tidak sesuai dengan semangat Islam.
"Atas dasar apa MUI Jatim mengeluarkan fatwa itu? Baik Sunni maupun Syiah adalah sama-sama Muslim karena masih berada di lingkaran syahadat. Menurut kami, yang mempercayai syahadat itu otomatis Islam, apa pun mazhabnya," ujar Din, di Gedung Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, Kamis (6/9/2012) malam.
Menurutnya, baik Syiah maupun Sunni pasti mempunyai keunggulan dan kekurangan. Kedua hal itu, lanjutnya, harus disikapi dengan mengedepankan rasa saling menghargai dan toleransi satu sama lain. Kemunculan dua mazhab itu, kata Din, setelah Nabi Muhammad SAW sehingga dapat dipandang sebagai pandangan kritis dalam memaknai Islam. Oleh karena itu, menurutnya, hal itu tidak perlu dipertentangkan.
"Hal yang perlu diingat adalah bagimu pendapatmu dan bagiku pendapatku, mari kita bertoleransi," kata Din.
Ia pun berharap fatwa tersebut dapat dicabut.
(Fakhrudin/kompas.com)


http://www.muhammadiyahjawatengah.org/index.php?tf=news&aksi=lihat&id=406



KH Ali Yafie: Syi'ah bagian dari Islam


Tapi "Ustad" Wahabi yang baru lahir kemarin sore yang saat KH Ali Yafie sudah ceramah ke mana-mana mungkin masih menetek sama ibunya dgn sombongnya menentang pernyataan KH Ali Yafie.


“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)


Baca selengkapnya di: http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/


Anggapan Syiah Bagian dari Islam Sangat Tidak Beralasan
JAKARTA (VoA-Islam) – Pengamat Syiah Ustadz Farid Ahmad Okbah membantah pendapat mantan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ali Yafie yang mengatakan, bahwa Syiah itu bagian dari Islam, bagian dari madzhab, dan satu aliran tertentu dalam Islam.Pernyataan itu sangat tidak beralasan.


Kepada Voa-Islam usai mengisi taklim di Yayasan Al-Washiyyah - Jakarta, KH. Ali Yafie menjelaskan, 60 negara Islam sedunia yang terhimpun dalam organisasi politik bernama OKI mengakui Iran sebagai salahsatu dari negara Islam yang berhaluan Syiah. “Dengan tergabungnya Iran sebagai negara Islam dalam wadah OKI tersebut, berarti Iran diakui sebagai bagian dari Islam. Itu sudah cukup,” ujar KH. Ali Yafie.


http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/02/04/17618/anggapan-syiah-bagian-dari-islam-sangat-tidak-beralasan/



 pandangan Habib Rizieq Syihab ttg Syi’ah:


Pandangan FPI terhadap SYI’AH sebagai berikut :


FPI membagi Syi’ah dengan semua sektenya menjadi TIGA GOLONGAN ;


Pertama, SYI’AH GHULAT yaitu Syi’ah yang menuhankan/menabikan Ali ibn Abi Thalib RA atau meyakini Al-Qur’an sudah di-TAHRIF (dirubah/ditambah/dikurangi), dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua MADZHAB ISLAM. Syi’ah golongan ini adalah KAFIR dan wajib diperangi.


Kedua, SYI’AH RAFIDHOH yaitu Syi’ah yang tidak berkeyakinan seperti Ghulat, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan atau pun tulisan terhadap para Sahabat Nabi SAW seperti Abu Bakar RA dan Umar RA atau terhadap para isteri Nabi SAW seperti ‘Aisyah RA dan Hafshah RA. Syi’ah golongan ini SESAT, wajib dilawan dan diluruskan.


Ketiga, SYI’AH MU’TADILAH yaitu Syi’ah yang tidak berkeyakinan Ghulat dan tidak bersikap Rafidhah, mereka hanya mengutamakan Ali RA di atas sahabat yang lain, dan lebih mengedapankan riwayat Ahlul Bait daripada riwayat yang lain, secara ZHOHIR mereka tetap menghormati para sahabat Nabi SAW, sedang BATHIN nya hanya Allah SWT Yang Maha Tahu, hanya saja mereka tidak segan-segan mengajukan kritik terhadap sejumlah sahabat secara ilmiah dan elegan. Syi’ah golongan inilah yang disebut oleh Prof. DR. Muhammad Sa’id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum’ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati. Syi’ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan DA’WAH dan DIALOG bukan dimusuhi.


http://fpi.or.id/?p=detail&nid=98


Selain Habib Rizieq, banyak ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah yang tidak menganggap semua Syi’ah itu sesat apalagi kafir. Di antaranya seperti diberitakan VOA-Islam.com:



Rupanya, ada banyak tokoh yang mengklaim dirinya sebagai tokoh Islam yang membela paham sesat Syiah. Mulai dari Ketua MUI Umar Syihab, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ahmad Syafi’ie Ma’arif, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, dan sebagainya. Berikut Voa-Islam tampilkan pendapat mereka mengenai ajaran Syiah:

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/01/04/17291/inilah-tokoh-para-pembela-paham-sesat-syiah/

Tapi pemberitaan itu kurang tepat. Mana ada ulama yang mau membela paham sesat. Yang benar mereka membela Syi’ah karena tidak menganggap semua Syi’ah itu sesat.


Di antara pernyataan Ulama Ahlus Sunnah Wal Jama’ah tentang Syi’ah:


KH Umar Syihab (Ketua MUI):


Kata Umar, MUI tidak pernah menyatakan, bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap salah satu mazhab yang benar, sama halnya dengan ahli sunnah wal jama’ah. Ajaran Syiah, kata Umar, sudah diakui di dunia islam sebagai mazhab yang benar sampai saat ini.


KH Said Agil Siradj (Ketua NU):


Menurut Said Aqil, Sunni dan Syiah hanya dijadikan alat seolah-olah memang ada permusuhan. Padahal tidak, mereka dari dulu sampai sekarang hidup damai berdampingan. Ketua Umum PBNU itu meminta semua pihak bisa menahan diri dengan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis. “Pihak ketiga itu selalu melancarkan provokasi supaya konflik terus terjadi. Dan bukan tidak mungkin kasus serupa akan terjadi di kemudian hari,” katanya.


Prof Dr Said Agil Siraj mengungkapkan, di sejumlah negara Islam maupun Timur Tengah yang hidup faham Suni dan Syiah, dapat hidup rukun dan berdampingan. ”Bahkan Mufti Syria Badruddin Hassun yang berasal dari Suni, fatwa-fatwanya sangat didengar oleh kelompok Syiah,” jelas Kiai Siraj seraya menambahkan kondisi serupa terjadi di Saudi Arabia, Pakistan, maupun Libanon.


Bahkan di Libanon Selatan, lanjut Said, Hizbullah dari kelompok Syiah didukung juga oleh kelompok Suni. Dikatakan Said, sepanjang sejarah, perbedaan yang terjadi antara Suni dan Syiah sebenarnya, terkait soal kekuasaan atau lazim disebut imamah. Karena itu, kelompok Syiah memasukkan masalah imamah ke dalam rukun agama dan sejak dini anak-anak mereka diajarkan pengetahuan tentang imamah. “Dalam perkembangan Islam, kedua kelompok Suni dan Syiah sama-sama memberikan andil dan peran yang sangat besar dalam peradaban Islam,” tegas kyai Siraj.


Said menyebut sejumlah tokoh Syiah yang memberikan andil besar bagi kemajuan Islam. Sebut saja misalnya Ibnu Sina, seorang filsuf yang juga dikenal sebagai seorang dokter, Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai penemu ilmu hitung atau aljabbar, dan seorang sufi Abu Yazid al Busthami. Mereka yang beraliran Syiah ini telah menyumbangkan ilmunya bagi kemajuan Islam. “Jadi, kedua kelompok ini adalah aset yang sangat berharga bagi umat Islam.”


Ahmad Syafi’i Maarif (Mantan Ketua Muhammadiyyah):


Syiah telah diakui sebagai mazhab kelima dalam Islam. Dia pun menyatakan bahwa setiap orang, sekalipun atheis berhak hidup. Terpenting, katanya, bisa hidup rukun dan toleran.


Baca selengkapnya di:


http://kabarislam.wordpress.com/2012/03/06/pandangan-ulama-ahlus-sunnah-wal-jamaah-tentang-syiah/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar