Para Ulama Salaf yang asli seperti Imam Hanafi,Imam Maliki, Imam Syafi'ie, dan Imam Hambali saling melengkapi dan bekerja sama.
Mereka terikat oleh hubungan guru dan murid. Benar2 seperti saudara dalam Islam.
Perbedaan masalah Khilafiyah dan Furu'iyah tak membuat mereka dan pengikutnya jadi bermusuhan karena memang perbedaan itu sudah sunnatullah meski para Imam tsb hafal Al Qur'an di usia anak2 dan menguasai jutaan hadits serta melihat praktek ibadah tabi'in dan tabi'it tabi'in.
Sebaliknya aliran "Modernist" atau "Mujaddid" saat ini justru membuat saya bingung.
Kok mudah sekali mengejek2 sesama Muslim dgn berbagai sebutan yg mereka sendiri tidak sukai, suka mengadu domba, dsb? Dan saya lihat saat ini saat ada konflik antara ummat Islam dgn AS (Nasrani) dan Israel (Yahudi), mereka selalu berada di pihak Yahudi dan Nasrani.
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” [Al Maa-idah 52]
Jika ingin berpegang pada Ulama Salaf, berpeganglah pada ulama Salaf asli seperti para Imam Mazhab yang lahir pada abad ke 1 atau 2 Hijriyah. Bukan ulama Akhir Zaman yang lahir di abad 7 Hijriyah atau 12 Hijriyah.
“Rasulullah s.a.w. bersabda: “Tidak dapat masuk surga seorang yang gemar mengadu domba.” (Muttafaq ‘alaih)
http://media-islam.or.id/2012/04/24/nabi-senang-mendamaikan-bukan-mengadu-domba-dan-menghindari-peperangan/
“Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela” [Al Humazah 1]
“Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina,yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah” [Al Qalam 10-11]
http://media-islam.or.id/2012/02/07/larangan-mencaci-dan-membunuh-sesama-muslim/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar