Iklan 2

Senin, 09 Januari 2012

Ulama yang Menolak Syi'ah Dinyatakan Sesat

Saya sendiri lebih suka menyebut diri Muslim sebagaimana Allah menamakan kita (lihat di Al Qur'an).

Kalau mau dicari2, maka untuk aqidah saya mengikuti Imam Abu Hasan Al Asy'ari.

Kalau Fiqih Imam Syafi'ie. Silahkan baca:



Terus terang saat Quraisy Syihab dan Said Agil Siradj dituding kaum Salafi Wahabi Syi'ah atau dekat dgn Syi'ah karena membela Syi'ah saya sempat percaya. Tapi saat ada Salafi Wahabi yg menyebut saya Syi'ah Rafidhoh, saya baru tahu ternyata itu fitnah Salafi Wahabi. Saya tidak tahu soal pak Syihab dan pak Agil. Tapi saya tahu pasti saya bukan Syi'ah.


Banyak ulama yg menolak kalau Syi'ah dikatakan sesat. Memang ada syi'ah yang sesat. Tapi ada pula yang lurus. Ulama yang tidak menyatakan semua Syi'ah sesat adalah Ketua MUI Umar Shihab, Prof Dr Quraisy Shihab, Ketua FPI Habib Rizieq Syihab, Ketua Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua NU Said Agil Siradj, Mantan Ketua Muhammadiyah Ahmad Syafi'ie Ma'arif, Prof. DR. Muhammad Sa’id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum’ah dan lainnya.

Jika kaum Salafi Wahabi mau menyebut ulama tsb sbg Syi'ah atau PEMBELA ALIRAN SESAT SYI'AH silahkan. Niscaya Salafi Wahabi sendiri akan tersungkur sebagai Khawarij yg merupakan boneka Yahudi dan Nasrani.




Tidak semua Syi'ah sesat.

Tidak semua dalil yg dipakai Salafi Wahabi untuk memvonis seluruh Syi'ah sesat itu benar. Sebagai contoh Salafi Wahabi menganggap Al Kaafi sahih sebagaimana Sahih Bukhari dan Muslim. Ternyata menurut kaum Syi'ah, 58% adalah dhoif. Penyusunnya Al Kulaini berkata: Jika haditsnya sesuai Al Qur'an, terimalah. Jika bertentangan dgn Al Qur'an, tolaklah. Jadi harusnya jika dalil yg dipakai Salafi Wahabi untuk memvonis Syi'ah sesat itu bertentangan dgn Al Qur'an, harusnya ditolak. Harusnya Salafi Wahabi menyebut derajad hadits yg mereka pakai itu apakah Sahih atau Dhoif.



Dalil yg dipakai Salafi Wahabi untuk mengkafirkan Syi’ah tidak semua benar. Contohnya mereka memakai Al Kaafi yg dikatakan posisinya seperti Sahih Bukhari dan Muslim yg 100% Sahih. Padahal menurut kaum Syi’ah sendiri yg Sahih hanya 42%. Jadi bisa jadi dhoif/palsu. Tak bisa dijadikan hujjah.

Dari 1,3 milyar Muslim, 130 juta adalah Syi’ah. Jadi kalau dgn 1-2 juta Syi'ah sesat anda ingin menganggap 130 juta Syi’ah itu sesat, itu keliru. Sama saja dgn kaum Syi’ah mengambil video Ghulam Mirza Ahmad, Lia Eden, Islam Jama’ah, dsb kemudian menuding 1,2 milyar Sunni sesat.

Kaum Salafi Wahabi yg mengkafirkan kaum Syi’ah saat Iran berseteru dengan AS dan Israel sebetulnya cuma boneka Yahudi dan Nasrani. Mereka mencoba membantu AS dan Israel untuk menghantam Iran dgn mengkafirkan semua Syi’ah. Bahkan mereka juga membom masjid Syi’ah dan membantai kaum Syi’ah. Benar-benar bukan manusia.
Silahkan baca:

http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2012/01/05/bom-bunuh-diri-di-irak
http://www.sabili.co.id/internasional/bom-serang-syiah-irak-72-tewas
http://internasional.kompas.com/read/2011/12/06/00395717/22.Tewas.Akibat.Serangan.Bom.di.Tengah.Peziarah.Syiah

Seandainya kaum Syi’ah membalas dengan membom masjid dan membantai kaum Sunni, kan kacau? Ummat Islam jadi lemah.
Perang Iran-Iraq selama 8 tahun di tahun 1980-1988 menunjukkan bahwa Sunni tidak bisa menghancurkan Syi’ah demikian pula sebaliknya. Menewaskan 1 juta orang (Sunni dan Syi’ah) dan menghabiskan US$ 1 Trilyun!

Mudah2an ummat Islam tidak tertipu oleh kaum ekstrim Salafi Wahabi yang cuma boneka Yahudi dan Nasrani untuk menghancurkan Islam dari dalam.





Kalau Ketua MUI, Ketua NU, Ketua Muhammadiyyah disebut pembela aliran sesat Syi’ah, lalu yang benar siapa? Ulama Salafi Wahabi?


Menurut Habib Rizieq, Syi’ah itu terbagi 3: Ghulat yg menTuhankan Ali (Sesat), Rafidhoh yg mencaci Khalifah/para Sahabat (Sesat), dan Mu’tazilah (tidak sesat).
Syi’ah golongan inilah yang disebut oleh Prof. DR. Muhammad Sa’id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum’ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati. Syi’ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan Da’wah dan Dialog bukan dimusuhi.
Mereka semua ulama. Kalau mereka semua dianggap sesat, lalu yang benar siapa?



Inilah Tokoh Para Pembela Paham Sesat Syiah


Jakarta (Voa-Islam) – Rupanya, ada banyak tokoh yang mengklaim dirinya sebagai tokoh Islam yang membela paham sesat Syiah. Mulai dari Ketua MUI Umar Syihab, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, dan sebagainya. Berikut Voa-Islam tampilkan pendapat mereka mengenai ajaran Syiah:


Umar Syihab (Ketua MUI)


Menurut Umar Syihab, ia tak sependapat dengan MUI Jawa Timur yang menyebut aliran Syiah sesat. Umar menegaskan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Syiah sebagai aliran sesat.


Mengenai insiden pembakaran pesantren Syiah di Sampang, Madura beberapa waktu lalu, Umar berpendapat insiden hanyalah ditumpangi pihak-pihak yang ingin mengadu domba umat Islam dengan kedok ajaran Syiah yang dituding sesat.
Kata Umar, MUI tidak pernah menyatakan, bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap salah satu mazhab yang benar, sama halnya dengan ahli sunnah wal jama’ah. Kendati pun ada perbedaan pandangan, kata dia, Islam tidak pernah menghalalkan kekerasan, apalagi perusakan tempat ibadah dan majelis taklim seperti terjadi di Sampang.


Ajaran Syiah, kata Umar, sudah diakui di dunia islam sebagai mazhab yang benar sampai saat ini. “Karena itu jangan kita membuat peryataan yang bisa mengeluapkan gejolak di tengah-tengah masyarakat kita dan bisa menyebabkan korban.”


Said Aqil Siraj (Ketua NU)


Menurut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, ada desain besar di balik aksi pembakaran pesantren penganut Syiah di Sampang, Madura. Tak mungkin peristiwa tersebut terjadi tanpa ada yang membuatnya. Padahal kerukunan hidup beragama di sana sebelumnya baik-baik saja.


Said meminta pemerintah dan aparat keamanan bekerja lebih keras, mencegah aksi serupa terulang di kemudian hari. “Ini pasti ada big design-nya. Ada pihak-pihak yang ingin merusak suasana damai di Indonesia,” kata Said.


Menurut Said Aqil, Sunni dan Syiah hanya dijadikan alat seolah-olah memang ada permusuhan. Padahal tidak, mereka dari dulu sampai sekarang hidup damai berdampingan. Ketua Umum PBNU itu meminta semua pihak bisa menahan diri dengan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis. “Pihak ketiga itu selalu melancarkan provokasi supaya konflik terus terjadi. Dan bukan tidak mungkin kasus serupa akan terjadi di kemudian hari,” katanya.


Prof Dr Said Agil Siraj mengungkapkan, di sejumlah negara Islam maupun Timur Tengah yang hidup faham Suni dan Syiah, dapat hidup rukun dan berdampingan. ”Bahkan Mufti Syria Badruddin Hassun yang berasal dari Suni, fatwa-fatwanya sangat didengar oleh kelompok Syiah,” jelas Kiai Siraj seraya menambahkan kondisi serupa terjadi di Saudi Arabia, Pakistan, maupun Libanon.


Bahkan di Libanon Selatan, lanjut Said, Hizbullah dari kelompok Syiah didukung juga oleh kelompok Suni. Dikatakan Said, sepanjang sejarah, perbedaan yang terjadi antara Suni dan Syiah sebenarnya, terkait soal kekuasaan atau lazim disebut imamah. Karena itu, kelompok Syiah memasukkan masalah imamah ke dalam rukun agama dan sejak dini anak-anak mereka diajarkan pengetahuan tentang imamah. “Dalam perkembangan Islam, kedua kelompok Suni dan Syiah sama-sama memberikan andil dan peran yang sangat besar dalam peradaban Islam,” tegas kyai Siraj.


Said menyebut sejumlah tokoh Syiah yang memberikan andil besar bagi kemajuan Islam. Sebut saja misalnya Ibnu Sina, seorang filsuf yang juga dikenal sebagai seorang dokter, Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai penemu ilmu hitung atau aljabbar, dan seorang sufi Abu Yazid al Busthami. Mereka yang beraliran Syiah ini telah menyumbangkan ilmunya bagi kemajuan Islam. “Jadi, kedua kelompok ini adalah aset yang sangat berharga bagi umat Islam.”


Syafii Maarif (Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah)


Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengutuk keras aksi pembakaran terhadap pondok pesantren Syiah di Kecamatan Karang Penang, Sampang. Terlebih jika aksi pembakaran tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan pandangan keagamaan.


Menurutnya, kebenaran bukanlah milik individu apalagi kelompok. Syafii mengatakan, Syiah telah diakui sebagai mazhab kelima dalam Islam. Dia pun menyatakan bahwa setiap orang, sekalipun atheis berhak hidup. Terpenting, katanya, bisa hidup rukun dan toleran.


Din Syamsudin (Ketua Muhammadiyah)


Pada Konferensi Persatuan Islam Sedunia yang berlangsung 4-6 Mei 2008 di Teheran, Iran, Din Syamsuddin pernah mengatakan, bahwa Sunni dan Syi’ah ada perbedaan, tapi hanya pada wilayah cabang (furu’yat), tidak pada wilayah dasar agama (akidah). Menurut Din, Sunni dan Syi’ah berpegang pada akidah Islamiyah yang sama, walau ada perbedaan derajat penghormatan terhadap sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad, yakni Ali bin Abi Thalib.


Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga mengatakan, sewajarnya jika dua kekuatan besar Islam ini (Sunni dan Syi’ah) bersatu melawan dua musuh utama umat saat ini yaitu kemiskinan dan keterbelakangan. (Detikcom 5 Mei 2008)


Dikatakan Din, seandainya tidak dicapai titik temu, maka perlu dikembangkan tasamuh atau toleransi. Seluruh elemen umat Islam dalam kemajemukannya perlu menemukan “kalimat sama” (kalimatun sawa) dalam merealisasikan misi kekhalifahan di muka bumi.


Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan bahwa persatuan umat Islam khususnya antara kaum Sunni dan kaum Syiah, adalah mutlak perlu sebagai prasyarat kejayaan Islam. Kejayaan umat Islam pada abad-abad pertengahan juga didukung persatuan dan peran serta kedua kelompok umat Islam tersebut. (Desastian/dbs)
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/01/04/17291/inilah-tokoh-para-pembela-paham-sesat-syiah/



Pandangan FPI terhadap Syi’ah 


Mengenai status aliran Syi’ah, FPI membagi Syi’ah dengan semua sektenya menjadi tiga Golongan:


Pertama, SYI’AH GHULAT yaitu Syi’ah yang menuhankan maupun menabikan Ali ibn Abi Thalib RA dan meyakini Al-Qur’an sudah ditahrif (dirubah, ditambah dan dikurangi), dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari Ushuluddin yang disepakati semua Madzhab Islam. Syi’ah golongan ini adalah Kafir dan wajib diperangi.


Kedua, SYI’AH RAFIDHOH yaitu Syi’ah yang tidak berkeyakinan seperti Ghulat, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan atau pun tulisan terhadap para Sahabat Nabi Saw seperti Abu Bakar ra dan Umar ra atau terhadap para isteri Nabi Saw seperti ‘Aisyah ra dan Hafshah ra. Syi’ah golongan ini Sesat, wajib dilawan dan diluruskan.


Ketiga, SYI’AH MU’TADILAH yaitu Syi’ah yang tidak berkeyakinan Ghulat dan tidak bersikap Rafidhah, mereka hanya mengutamakan Ali ra di atas sahabat yang lain, dan lebih mengedapankan riwayat Ahlul Bait daripada riwayat yang lain, secara zhohir mereka tetap menghormati para sahabat Nabi Saw, sedang Bathinnya hanya Allah Swt Yang Maha Tahu, hanya saja mereka tidak segan-segan mengajukan kritik terhadap sejumlah sahabat secara ilmiah dan elegan.


Syi’ah golongan inilah yang disebut oleh Prof. DR. Muhammad Sa’id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum’ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati. Syi’ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan Da’wah dan Dialog bukan dimusuhi.


http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/01/03/17280/fpi-syiah-yang-sesat-menuhankan-ali-meyakini-quran-palsu-dan-mengafirkan-shahabat/



Beda Syi’ah dengan Alawiy


Hidayatullah.com. Adanya sebagian dari kalangan alawiyin (Arab keturunan sayyid yang menisbatkan diri sebagai keturuan Rasulullah SAW dari jalur Fatimah Ra) yang menganut Syi’ah, menimbulkan persepsi sebagian masyarakat, bahwa kaum alawiyin atau habaib identik dengan Syi’ah.


Namun, anggapan ini dibantah oleh Rabithah Alawiyah, satu-satunya organisasi resmi kalangan alawiyyin di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1928 di Jakarta. Salah seorang ketua Rabithah yang juga Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Shihab menjelaskannya secara singkat saat Suara Hidayatullah mengunjunginya di rumah tahanan Polda Metro Jaya, awal Maret lalu.
“Jangan samakan alawiyyin dengan Syi’ah. Itu menyinggung semua habaib, karena tidak semua habaib itu Syi’ah. Ana (saya) bukan Syi’ah,” jawab Rizieq.


Memang, ada sebagian habaib yang menganut Syi’ah, tapi prosentasenya sangat kecil, tidak sampai sepuluh persen. Pengurus Rabithah sendiri, kata Rizieq, bebas dari Syi’ah. Semuanya Sunni.
Rizieq menjelaskan, alawiyyin terbagi menjadi dua, yakni alawiyyin nasaban dan alawiyyin madzhaban. Alawiyyin madzhaban itu yang Syiah. Mereka bermadzhab Alawiy. Sedang alawiyyin nasaban, yakni nasabnya atau silsilahnya dari Ali bin Abi Thalib Ra. yang bermadzhab Syafi’i. Yang berasal dari Hadramaut, Yaman, termasuk alawiyyin nasaban.


Meski demikian, kata Rizieq, secara nasab sebagian pengikut Syi’ah tadi memang alawiy. Mereka memang berasal dari Hadramaut tapi tidak secara langsung hijrah ke Indonesia. Sebagian mereka hijrah dahulu ke Irak ataupun Iran sebelum berlabuh di Indonesia.


Rizieq melanjutkan, pada awalnya alawiyyin Syi’ah yang minoritas ini punya pergaulan yang bagus dengan kalangan Sunni. Namun, setelah revolusi Iran mereka mulai berani pasang aksi. Hal tersebut akhirnya menyulut pertentangan umat Islam di beberapa daerah di Jawa Timur seperti di Bondowoso, Situbondo, Bangil, Malang , hingga Madura.


Begitu peliknya masalah yang timbul hingga membuat Direktorat Intelkam Polda Jawa Timur merasa perlu menulis buku khusus tentang Syi’ah. Buku tersebut berjudul Paham Syiah: Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) dan Permasalahannya di Jawa Timur, terbitan Dit Intelkam Polda Jatim bersama Lembaga Penelitian dan Penerbitan Provinsi Jawa Timur, yang dicetak oleh PT Bina Ilmu Surabaya.


Menurut Rizieq, Rabithah mengambil sikap dialogis menanggapi para alawiyyin Syi’ah tersebut. Tidak konfrontif. Hal ini dikarenakan para alawiyyin Syi’ah tersebut termasuk keluarga besar alawyyin di bawah naungan Rabithah. Sehingga mereka punya hak untuk untuk diperhatikan, diajak dialog, dibina, dan diayomi. Laporam mereka yang merasa diancam oleh kalangan Sunni juga ditampung Rabithah.


Meski demikian, kata Rizieq, Rabithah juga meminta kalangan Syi’ah untuk introspeksi diri. “Adanya aksi anarkis disebabkan aksi dari kalangan Syi’ah yang membuat selebaran, buku, yang menyinggung hal yang sangat sensitif bagi Ahlus Sunnah. Seperti soal Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan, juga tentang istri-istri nabi, Aisyah dan Hafsah.”


Sebagai ketua FPI, meski masih bersedia dialog dengan kalangan Syi’ah, Rizieq punya garis tegas mengenai masalah Syi’ah. Suatu hal yang katanya sering ia sampaikan kepada anggota FPI dan di hadapan habaib Syi’ah sendiri. “Kalau ada dai-dai di atas mimbar mencaci maki ahlul bait atau sahabat Nabi, turunkan! Bakar mimbarnya! Ana nggak mau tahu, mau Syi’ah kek, wahabi kek. Caci maki sahabat, caci maki ahlul bait, berarti musuh ana”. *Surya Fachrizal/Suara Hidayatullah


http://majalah.hidayatullah.com/?p=262



5 komentar:

  1. Alhamdulillah,. saya awam tentang Sunni dan Syi'ah
    artikel ini sangat bermanfaat sekali,.
    semoga umat Islam bisa lebih tenang dalam menanggapi perbedaan,.
    setahu saya banyak sekali saudara kita yang tidak tahu tentang hal ini
    semoga Allah SWT memudahkan bapak dalam bersyiar,. amien

    BalasHapus
  2. zionist licik ini bekerja di semua kubu baik di didalam kelompok syiah dan sunni utk melakukan provokasi dan adu domba dimana GOAL-nya adalah kehancuran Islam.. Hanya org yg tercerahkanlah yg bisa terhindar..

    Semoga Allah SWT. selalu memberi petunjuk kepada kita.

    BalasHapus
  3. Siapa yg dapat membedakan antara masing2 aliran syi'ah yg katanya ada 3 macam itu? Faktor utamanya ialah mereka punya akidah'taqiya ' yaitu menutupi keyakinan yg sebenarnya,jadi sama dgn 'munafik'. Siapapun syi'ah ini, faktor "Imamah"yg 12 itu adalah termasuk rukun agama mereka,sedangkan Nabi tidak pernah menyampaikan adanya 12 imam sebagai pengganti/penerus beliau,apa ini bukan BID'AH? Se lain itu mereka menghalalkan kawin "mut'ah" dan menjadikan daerah Karbala sebagai tanah suci dan tawaf disekeliling makam Husein. Jadi apapun syi'ah itu adala setali tiga uang alias 'sami mawon'.Kalau mau beragama Islam yg benar ya ikutilah Al-Qur'an dan Sunnah Nabi SAW ,bukan mengikuti hawa nafsu dan keyakinan palsu.

    BalasHapus
  4. Para ulama yg menyatakan tidak semua Syi'ah itu sesat insya Allah ilmunya lebih dalam daripada anda atau ulama Wahabi.
    Habib Rizieq Syihab, Prof Dr Quraish Shihab, KH Said Agil Siradj, Din Syamsuddin, KH Hasyim Muzadi, dsb.
    Di www.ammanmessage.com ada juga ulama seperti Prof Dr Yusuf Qaradhawi, Mufti Mesir Ali Jum'ah, Syekh Al Azhar Tontowy, dsb.
    Masalah Rukun Iman kalau kita baca Al Qur'an dan Hadits kan formulasinya beda2. Silahkan belajar.
    Masalah Taqiyah juga kita dilarang Nabi menilai hati. Cuma Allah yg tahu. Kita hanya menilai yg zahir seperti perkataan dan perbuatan.
    Justru Arab Saudi dan Wahabi lah yang taqiyyah. Mengaku pejuang Tauhid/Memurnikan Sunnah, ternyata justru berteman dgn AS dan Israel memecah-belah Islam dari dalam.
    Memusuhi Syi'ah yang kata mereka menghina istri dan sahabat Nabi padahal Imam Syi'ah Ali Khamenei sudah mengharamkan itu.
    Tapi justru berteman dgn AS dan Israel yg bukan cuma menghina Sahabat, tapi juga Allah, Al Qur'an, dan Nabi Muhammad. Berapakali coba Al Qur'an dibakar dan dimasukkan ke WC oleh Yahudi dan Nasrani? Syi'ah minimal masih tersinggung dan membela Islam dan Nabi Muhammad. Saat Salman Rushdie menghina Islam dan Nabi, Khomenei bahkan memfatwa mati Salman Rushdie hingga dia harus sembunyi ke Inggris.
    Itulah yg namanya Taqiyyah sejati. Mengaku pejuang Islam tapi justru berteman dgn Yahudi dan Nasrani guna merusak Islam.
    Kalau tidak percaya, silahkan lihat foto2nya:
    http://kabarislam.wordpress.com/2012/11/21/foto2-mesranya-arab-saudi-dan-wahabi-dengan-as-dan-israel

    Lagi pula masalah Imam/Pemimpin meski di Sunni tidak masuk rukun, tapi amat penting. Sehingga ummat Islam diperintahkan membai'at Nabi dan para Khalifah sbg pemimpin. 4 Khalifah tidak disebut oleh Nabi, tapi bukan berarti mengakui adanya 4 Khalifah itu sesat. Begitu pula 4 Imam Mazhab seperti Mazhab Maliki, Hanafi, Syafi'ie, Hambali tak disebut Nabi. Tapi mengakui adanya 4 Imam Mazhab itu bukan berarti sesat.

    Coba baca hadits ini:
    Barangsiapa tidak menyukai sesuatu dari tindakan penguasa maka hendaklah bersabar. Sesungguhnya orang yang meninggalkan (membelot) jamaah walaupun hanya sejengkal maka wafatnya tergolong jahiliyah. (HR. Bukhari dan Muslim)
    Kekuatan Allah beserta jama'ah (seluruh umat). Barangsiapa membelot maka dia membelot ke neraka. (HR. Tirmidzi)

    Di hadits lain disebut Islam itu Jama'ah dan tidak ada Jama'ah tanpa adanya Imam.
    Jadi meski di Sunni Imam tidak masuk rukun, tapi saat Syi'ah memasukkannya, sebetulnya mereka ada dalilnya karena berdasarkan hadits di atas kalau tak ikut jama'ah/Imam maka matinya jahiliyyah/masuk neraka.

    Apa mengikuti paham Wahabi juga sesat karena tak disebut Nabi?
    Jadi belajarlah Islam dgn baik dan benar ke banyak guru. Jangan cuma ke 1 kelompok ekstrim macam Wahabi saja.

    Kalau anda menuduh MUNAFIK, harusnya anda tahu CIRI MUNAFIK berdasarkan Al Qur'an dan Hadits, yaitu yang dekat dgn Yahudi dan Nasrani macam Arab Saudi dan Wahabi:

    “Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” [Al Maa-idah 52]
    Read more http://media-islam.or.id/2012/09/18/yahudi-dan-nasrani-adalah-musuh-islam-yang-utama/

    BalasHapus
  5. Cocok....ISLAM adlh Rahmatan Lilalamiin...tdk ada tawar menawar dlm menemukan kebenaran hanyalah dengan memedomani ALQURAN dan Hadits....tidak ada yg lain...Insya ALLAH

    BalasHapus