Iklan 2

Sabtu, 14 Januari 2012

Salafi Wahabi: Yahudi dan Nasrani Lebih Baik dari Syi'ah?

Dalil Salafi Wahabi mengkafirkan Syi'ah:


‎1. Al-Imam Malik ketika ditanya tentang mereka (Syiah Rafidhah) beliau berkata: “Jangan kamu berbincang dengan mereka dan jangan pula meriwayatkan dari mereka, karena sungguh mereka itu selalu berdusta.” (Mizanul I’tidal, 2/27- 28, karya Al-Imam Adz-Dzahabi)


2. Al-Imam Asy-Syafi’i berkata: “Aku belum pernah tahu ada yang melebihi Rafidhah dalam persaksian palsu.” (Mizanul I’tidal, 2/27- 28, karya Al-Imam Adz-Dzahabi)


3. Al-Buwaitiy (murid Imam Syafi'i) bertanya kepada Imam Syafi'i, “Bolehkah aku shalat di belakang orang Syiah?” Imam Syafi'i berkata, “Jangan shalat di belakang orang Syi'ah , orang Qadariyyah, dan orang Murji'ah ” Lalu Al-Buwaitiy bertanya tentang sifat-sifat mereka, Lalu Imam Syafi'i menyifatkan, “Siapasaja yang mengatakan Abu Bakr dan Umar bukan imam, maka dia Syi'ah ”. (Siyar A’lam Al-Nubala 10/31)


4. Al-Imam Ahmad bin Hanbal berkata: “Aku tidak melihat dia (orang yang mencela Abu Bakr, ‘Umar, dan ‘Aisyah) itu orang Islam.” (As- Sunnah, 1/493, karya Al-Khallal)


Menurut Salafi Wahabi, Yahudi dan Nasrani lebih mulia daripada Syi'ah karena Syi'ah itu menghina sahabat.


Syi'ah memang ada yg sesat tapi ada pula yg lurus. Terus terang saya ragu literatur yg diajukan Salafi Wahabi. Imam Malik dan Imam Syafi'i adalah Imam besar yg menulis buku2 dgn jumlah puluhan ribu halaman. Kok pernyataan tentang Kafirnya Syi'ah tidak dimasukkan dalam buku tersendiri meski hanya 100 halaman? Kok cuma kutipan dari buku lain yg tak jelas derajad sanadnya sahih/dhoif? Apalagi Imam Malik dan Imam Hanafi belajar kepada Imam Syi'ah Imam Ja'far Ash Shadiq:


http://id.wikipedia.org/wiki/Ja'far_ash-Shadiq


sementara Imam Syafi'ie murid dari Imam Malik


Apalagi di sini Imam Syafi'ie justru mendukung Syi'ah: Pendapat yang agak berbeda diutarakan oleh Imam Syafi'i. Meskipun mazhabnya berbeda secara teologis dengan Syi'ah, tetapi ia pernah mengutarakan kecintaannya pada Ahlul Bait dalam diwan asy-Syafi'i melalui penggalan syairnya: "Kalau memang cinta pada Ahlul Bait adalah Rafidhah, maka ketahuilah aku ini adalah Rafidhah"http://id.wikipedia.org/wiki/Syi'ah


Jadi harus hati2 dalam menerima literatur yg diajukan Salafi Wahabi. Jika Imam Malik dan Imam Syafi'ie berpendapat Syi'ah sesat, tentu mereka tuangkan dalam 1 buku tersendiri. Itu amat mudah bagi mereka jika benar begitu. Bukan sekedar bicara kemudian dikutip orang lain yg tidak jelas sanadnya.


Jika manusia ecek-ecek saja bisa bikin banyak buku tentang kekafiran Syi'ah, masak Imam Malik dan Imam Syafi'e yang merupakan ulama besar tidak menulis satu buku pun tentang itu jika menurut mereka Syi'ah memang sesat atau kafir?


Yahudi dan Nasrani lebih baik dari Syi'ah? Salafi Wahabi yg membenci Syi'ah itu zholim. Mereka lebih memuliakan Yahudi dan Nasrani yg menghina Allah, Al Qur'an, dan Nabi ketimbang Syi'ah yg memuliakan Allah, Al Qur'an, dan Nabi hanya karena menganggap Syi'ah menghina Sahabat. Meski menghina sahabat itu dosa, tapi Syirik menyembah Yesus dosa terbesar yg tak diampuni Allah. Sejak kapan Iman kepada sahabat jadi Rukun Iman yg ke 7 mengalahkan Allah, Al Qur'an, dan Nabi sehingga orang yg menghina Allah, Al Qur'an, dan Nabi lebih mulia daripada Syi'ah? Mungin kini jawaban keanehan Salafi Wahabi: http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/04/salafi-wahabi-memecah-belah-islam-dari-dalam/


Nasrani itu syirik menyembah Yesus. Syirik itu dosa terbesar dan tidak diampuni Allah. Sementara Syi'ah masih menyembah Allah semata. Mustahil Imam Syafi'ie memilih sholat di depan orang Musyrik. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” [An Nisaa’:48]


“Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari syirik itu bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan (sesuatu) dengan Allah, maka sesungguhnya ia telah tersesat sejauh-jauhnya.” [An Nisaa’:116] “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” [Al Maa-idah:72] http://media-islam.or.id/2011/05/31/syirik-dosa-terbesar-dan-tidak-diampuni-allah/


Sejak kapan dosa "Menghina Sahabat" lebih besar daripada Dosa Syirik mempersekutukan Allah?


Adakah Salafi Wahabi menempatkan Sahabat Nabi di atas Allah yang Maha Agung?


Itulah kesalahan2 argumen Salafi Wahabi dalam mengkafirkan satu kaum. Menyimpang dari Al Qur'an. Meski menghina sahabat itu dosa besar, tapi Syirik itu DOSA TERBESAR DAN TIDAK TERAMPUNI.


Meski ada penyimpangan-penyimpangan di Syi'ah, namun Jumhur ulama Ahlus Sunnah Wal Jama'ah (Bukan Salafi Wahabi) berpendapat Syi'ah masih dalam kelompok Muslim. Bukan kafir seperti Khawarij yang mudah menuduh pihak lain sesat atau kafir. Kita bisa mendakwahi mereka dengan dakwah yang benar dan kesabaran (Al 'Ashr). Dakwah yang bijak. Bukan "Dakwah" yang penuh darah.


Silahkan baca:


http://media-islam.or.id/2012/01/11/rekomendasi-mui-tentang-syiah/


Pandangan FPI terhadap SYI’AH sebagai berikut : FPI membagi Syi’ah dengan semua sektenya menjadi TIGA GOLONGAN ; Pertama, SYI’AH GHULAT yaitu Syi’ah yang menuhankan/menabikan Ali ibn Abi Thalib RA atau meyakini Al-Qur’an sudah di-TAHRIF (dirubah/ditambah/dikurangi), dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari USHULUDDIN yang disepakati semua MADZHAB ISLAM. Syi’ah golongan ini adalah KAFIR dan wajib diperangi.


Kedua, SYI’AH RAFIDHOH yaitu Syi’ah yang tidak berkeyakinan seperti Ghulat, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan atau pun tulisan terhadap para Sahabat Nabi SAW seperti Abu Bakar RA dan Umar RA atau terhadap para isteri Nabi SAW seperti ‘Aisyah RA dan Hafshah RA. Syi’ah golongan ini SESAT, wajib dilawan dan diluruskan.


Ketiga, SYI’AH MU’TADILAH yaitu Syi’ah yang tidak berkeyakinan Ghulat dan tidak bersikap Rafidhah, mereka hanya mengutamakan Ali RA di atas sahabat yang lain, dan lebih mengedapankan riwayat Ahlul Bait daripada riwayat yang lain, secara ZHOHIR mereka tetap menghormati para sahabat Nabi SAW, sedang BATHIN nya hanya Allah SWT Yang Maha Tahu, hanya saja mereka tidak segan-segan mengajukan kritik terhadap sejumlah sahabat secara ilmiah dan elegan. Syi’ah golongan inilah yang disebut oleh Prof. DR. Muhammad Sa’id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum’ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati. Syi’ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan DA’WAH dan DIALOG bukan dimusuhi.


http://fpi.or.id/?p=detail&nid=98


Pada Konferensi Persatuan Islam Sedunia yang berlangsung 4-6 Mei 2008 di Teheran, Iran, Din Syamsuddin pernah mengatakan, bahwa Sunni dan Syi’ah ada perbedaan, tapi hanya pada wilayah cabang (furu’yat), tidak pada wilayah dasar agama (akidah). Menurut Din, Sunni dan Syi’ah berpegang pada akidah Islamiyah yang sama, walau ada perbedaan derajat penghormatan terhadap sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad, yakni Ali bin Abi Thalib.

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga mengatakan, sewajarnya jika dua kekuatan besar Islam ini (Sunni dan Syi’ah) bersatu melawan dua musuh utama umat saat ini yaitu kemiskinan dan keterbelakangan. (Detikcom 5 Mei 2008)

http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/01/04/17291/inilah-tokoh-para-pembela-paham-sesat-syiah/

http://www.ustsarwat.com/web/ust.php?id=1185957245

Perbedaan Islam Suni dan Islam Syi’ah


kita harus tegas tapi tidak boleh asal tebas. Ada kalangan syiah yang memang sesat dan tidak berhak lagi menyandang status muslim. Tetapi kita juga harus dewasa, bahwa ada kalangan yang dianggap berbau syiah atau kesyiah-syiahan, tetapi sesungguhnya masih bisa ditolelir kekeliruannya.

Mengapa kita perlu bijak dalam masalah ini?

Karena kita tahu bahwa musuh-musuh Islam bergembira ria melihat umat Islam di Irak berbunuh-bunuhan, hanya karena urusan syiah dan sunnah. Jangan sampai isu negatif perbedaan syiah sunnah terbawa-bawa ke negeri kita juga. Sudah terlalu banyak pe-er umat Islam, maka sebaiknya kita jangan memancing di air keruh. Jangan sampai kita memancing yang tidak dapat ikannya tapi airnya jadi keruh. Sudah tidak dapat ikan, kotor pula.

Karena itu dialog antara sesama tokoh dari kalangan syiah dan sunnah ada baiknya untuk dirintis. Tentu untuk sama-sama menuju kepada kerukunan, bukan untuk cari gara-gara. Rasanya masih banyak ruang persamaan di antara keduanya, ketimbang kisi-kisi perbedaannya.

Semoga Allah SWT memberikan kelapangan di dalam hati kita untuk menata hati ini menjadi hamba-hamba-Nya yang shalih dan melakukan ishlah. Amien

Ahmad Sarwat, Lc

Tidak ada komentar:

Posting Komentar