MUI tidak pernah memfatwa Syi'ah itu sesat meski Syi'ah itu beda dan kita tetap harus waspada.
Meski demikian sebagaimana Habib Rizieq Shihab bilang, Sunni dan Syi'ah jangan saling mengganggu. Syi'ah jangan menyebar pahamnya di wilayah yg mayoritas Sunni. Sunni pun jangan menyebar pahamnya di wilayah yg mayoritas Syi'ah.
Jaga ukhuwah Islamiyah. Silahkan baca:
http://www.metrotvnews.com/index.php/read/newsvideo/2012/01/01/142507/MUI-Syiah-Tak-Sesat/3
Sunni dan Syi'ah harus saling menghormati:
http://news.okezone.com/read/2011/02/16/340/425236/fpi-syiah-dan-sunni-harus-saling-menghormati
Kalau dilihat dari 6 rukun Iman dan 5 rukun Islam, Syi'ah itu tidak sesat.
Masih menyembah Allah dan mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir serta membaca Al Qur'an.
Saat kita Haji dan Umrah pun insya Allah Sunni dan Syi'ah sholat bersama2 di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi... Foto di atas menunjukkan jemaah umrah asal Iran (Syi'ah) yang memakai sorban shalat bareng dengan ummat Islam lainnya di masjid Nabawi.
Saat ini pun Iran yang menamakan negaranya Republik Islam Iran:
http://www.kemlu.go.id/Daftar%20Perjanjian%20Internasional/iran.htm
Saat ini juga Iran yang Syi'ah termasuk dalam Organisasi Konferensi Islam bersama negara2 Islam lainnya.
Cuma menurut kaum Salafi Wahabi Syi'ah itu sesat. Sementara kebanyakan aliran Islam lainnya (Sunni) mereka anggap Bid'ah>Sesat>Masuk Neraka...
Salafi Wahabi memvonis Syi'ah sesat berdasarkan Hadits Al Kaafi yang sebenarnya menurut Syi'ah sendiri 58%nya adalah dhaif:
===
Shahih Bukhari dan Muslim, seluruh hadits yang ada dalam kitab itu yang tersambung sanadnya adalah shahih, sedangkan Al Kafi, kebanyakan haditsnya adalah dhaif. Menurut pengakuan Fakhruddin At Tharihi ada 9845 hadits yang dhaif dalam kitab Al Kafi, dari jumlah 16119 hadits Al Kafi.
Sedangkan mayoritas hadits dalam Al Kafi adalah Ahad yang tidak dapat dijadikan pegangan dalam masalah akidah –menurut syi’ah sendiri-.
http://bilqis.hexat.com/duniasyiah/36
===
Di syi’ah tidak pernah menyebutkan Bihar al anwar maupun Al Kafi itu kitab2 shohih, jadi setiap riwayat hrs benar2 dipelajari/diteliti terlebih dahulu sebelum dinilai shohih atau dhaif atau dll…
http://syiahali.wordpress.com/2011/08/08/membantah-hakekat-com-di-syi%E2%80%99ah-tidak-pernah-menyebutkan-bihar-al-anwar-maupun-al-kafi-itu-kitab2-shohih-jd-setiap-riwayat-hrs-benar2-dipelajariditeliti-terlebih-dahulu-sebelum-dinilai-sho/
===
Di Sahih Bukhari sendiri ada Hadits di mana seorang pria Balligh disuruh menetek pada perempuan yang bukan Muhrimnya. Nah jika kita memakai Hadits ini untuk mengkafirkan Sunni juga mudah sekali karena lebih parah daripada nikah mut'ah. Pada nikah Mut'ah orang masih nikah meski mut'ah. Namun ini tidak pakai menikah pria dewasa bisa menetek pada wanita yg bukan muhrimnya. Jika pada Hadits Sahih saja bisa begitu, bagaimana dgn menghukum kekafiran pada Hadits2 yang dhaif selain Bukhari dan Muslim?
Ulama Malaysia sendiri tahun 1984 memfatwakan bahwa aliran Syi'ah Jaafariyah dan Zaidiyah diterima di Malaysia meski kemudian di tahun 1996 fatwa tsb dimasukh-kan.
http://kabarislam.wordpress.com/2011/12/12/fatwa-ulama-sunni-tentang-syiah/
Ada juga saking bencinya dengan Syi'ah sehingga mengeluarkan pernyataan yang aneh seperti:
"Syi'ah itu lebih bahaya dari Ahmadiyah"
http://www.hidayatullah.com/read/20463/01/01/2012/ijabi-tuduh-amerika,-aqil-tuduh-pihak-ketiga.html
Bagaimana mungkin Syi'ah yang masih mengakui Nabi Muhammad sebagai Nabi Terakhir dianggap lebih berbahaya ketimbang Ahmadiyah yang mengakui Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabinya? Apa pernyataan itu tidak sesat?
Ada juga yang menyatakan:
Lebih baik Yahudi dan Nasrani ketimbang Syi'ah!
Padahal Syi'ah meski beda dengan Sunni, namun masih menyembah Allah, membaca Al Qur'an, dan memuliakan Nabi Muhammad sebagai Nabi terakhir.
Sementara Yahudi dan Nasrani memaki Allah sebagai Iblis, membakar Al Qur'an, dan menghina Nabi Muhammad. Bahkan Yahudi berulangkali berusaha membunuh Nabi Muhammad. Silahkan lihat:
Bukti Allah adalah Iblis, krn butuh tumbal anak sendiri
Yang patut diingat adalah bahwa yang saat ini membantai jutaan Muslim di Palestina, Iraq, Afghanistan, dan Pakistan adalah Israel dan AS. Bukan Iran/Syi'ah. Jadi kenapa berpihak pada AS dan Israel dan turut menghantam Iran/Syi'ah?
Di berbagai ayat Al Qur'an dijelaskan bahwa yang harus dijauhi/diwaspadai ummat Islam adalah kaum Yahudi dan Nasrani seperti:
"Yaitu Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai (Yahudi) dan bukan pula jalan mereka yang sesat (Nasrani)" [Al Fatihah 7]
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ” [Al Baqarah 120]
Orang-orang yang beriman tidak akan mengambil kaum Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al Maa-idah 51]
Hanya orang munafik yang dekat dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang saat ini tengah memusuhi Islam dan membantai ummat Islam:
“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” [Al Maa-idah 52]
Jadi kebencian orang-orang yang Anti Syi'ah ini kerap sudah di luar logika lagi.
Maraknya isyu Sunni vs Syi'ah pada saat perseteruan AS dan Israel dengan Iran yang Syi'ah menurut saya cukup menarik.
Wassalam
Baca selengkapnya di:
MUI: Syiah Tak Sesat
http://metrotvnews.com/read/newsvideo/2012/01/01/142507/MUI-Syiah-Tak-Sesat
Metrotvnews.com, Jakarta:Majelis Ulama Indonesia (MUI) tak pernah memberi fatwa ajaran Syiah adalah sesat. MUI bahkan menyayangkan peristiwa pembakaran pondok pesantren Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur.
"Saya katakan, MUI berprinsip pertama, Mazhab Syiah tidak sesat. Karena ada yang mengatakan Syiah sesat. kedua, mazhab Ahl As-sunnah wal Jamaah (Sunni) dan Syiah adalah mazhab besar dalam dunia Islam. Bahkan, dalam pertemuan internasional yang dihadiri ulama Sunni juga dihadiri ulama Syiah," kata Ketua MUI Umar Shihab di Jakarta, Ahad (1/1)
Karena itu, Umar mengimbau umat Islam tidak terpecah belah dan menjaga ukhuwah Islamiyah, serta tidak melakukan tindak kekerasan terhadap golongan berbeda.(****)
ttd
Prof. K.H. Ibrahim Hosen, LML
ttd
H. Musytari Yusuf, LA
http://news.okezone.com/read/2011/02/16/340/425236/fpi-syiah-dan-sunni-harus-saling-menghormati
FPI: Syiah dan Sunni Harus Saling Menghormati
JAKARTA - Ketua Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab meminta penganut aliran Syiah dan Sunni saling menghormati. Hal ini disampaikan menanggapi penyerangan Pondok Pesantren Al Ma’hadul Islami, di Pasuruan, Jawa Timur kemarin.
"Saya pikir soal Syiah dan Sunni ini kan sudah ada kesepakatan muktamar internasional di Qatar Februari 2009 lalu. Dimana Sunni dan Syiah harus saling menghargai satu sama lainnya," kata Habib Rizieq usai bertemu Menteri Dalam Negeri di Jakarta, Rabu (16/2/2011).
Menurutnya ada dua poin poin penting hasil mukhtamar yang harus dijalankan oleh Sunni dan Syiah. Pertama ulama Suni maupun Syiah tidak boleh membuat pernyataan lisan maupun tulisan yang menghina keluarga dan kerabat nabi. “Ini sudah kesepakatan," jelasnya.
Kedua, lanjut pria yang biasa berpakaian putih ini, ulama Sunni juga tidak boleh membawa misi Sunni ke negeri berpenduduk Syiah begitu juga sebaliknya.
"Intinya kalau kita tahu mayoritas Sunni jangan ada kelompok lain memanfaatkan dan memaksakan kehendaknya, itu pasti mengundang konflik," tegasnya.
Dia mencontohkan ulama Sunni tidak coba-coba men-sunnikan orang Iran yang kebanyakan beraliran Syiah, begitu juga ulama Iran jangan coba-coba mensyiahkan orang Indonesia.
"Jadi saya pikir masing-masing pihak jaga diri, kita tidak melarang setiap orang punya keyakinan, tapi pahamilah kondisi di republik ini," pintanya.
(ded)
http://www.sabili.co.id/indonesia-kita/mui-tak-punya-fatwa-sesat-tentang-syiah
MUI Tak Punya Fatwa Sesat tentang Syiah
CyberSabili-Jakarta. Pasca Deklarasi Majelis Ukhuwah Sunni-Syiah di Masjid Al Akbar, Jakarta (20/5/2011. Kalangan mayoritas Sunni di Indonesia menolak deklarasi bersatunya Sunni-Syiah itu. Namun, sampai saat ini Majelis Ulama Indonesia (MUI) sebagai kumpulan ulama yang mayoritas berpaham Sunni, tidak memiliki fatwa kesesatan Syiah.
"Pada tahun 1984, MUI hanya mengeluarkan himbauan paham Syiah. Yang Saat itu ditandatangani oleh Prof Ibrahim Hosen," papar Ketua MUI KH Kholil Ridwan pada diskusi tentang ajaran Syiah di Masjid Al-Furqan, Komplek Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Kramat Raya, Jakarta (10/6/2011).
Dikatakan Kholil, anggota MUI bersifat heterogen sehingga banyak kepentingan yang diakomodir, salah satunya ada yang membela kepentingan Syiah. "Di MUI ada ulama yang membela kepentingan Syiah sehingga tidak ada fatwa sesat Syiah," katanya.
Diantara kesesatan paham Syiah, lanjut Kholil, Syiah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlul Bait. Kemudian Syi'ah pada umumnya menghalalkan kawin Mut'ah untuk melegalkan prostitusi.
"Secara Aqidah, Syiah memiliki perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jama'ah) serta membahayakan umat Islam dan NKRI karena juga berpaham radikal," papar Pengelola Pesantren Husnayain, Sukabumi. (Daniel Handoko)
BEDAH BUKU "SUNNAH-SYIAH BERGANDENGAN TANGAN! MUNGKINKAH?" KARYA M. QURAISH SHIHAB
Perbedaan sunnah-syiah yang direkam dalam buku ini, meliputi masalah rukun iman dan Islam, sikap terhadap para sahabat Nabi saw, Raj'ah, Badâ', dan Taqiyah.
Begitu juga masalah furu' (rincian ajaran) yang meliputi shalat, zakat, puasa, haji, pernikahan, talaq, dan perceraian. Tidak ketinggalan tema krusial seperti Imâmah kaitannya dengan pemerintahan khalafaurrasyidin dan tuduhan atas kebedaan al-Quran versi syiah dari kalangan sunni.
Di antara sunnah-syiah, terdapat kesamaan dalam prinsip-prinsip ajaran, sedang dalam rinciannya terdapat perbedaan. Namun persamaannya jauh lebih banyak. Ini bisa dilihat dari masalah keimanan kepada Allah swt dan hari kemudian, ketaatan kepada Rasul dan mengikuti apa yang dinilai sah bersumber dari beliau, serta melaksanakan Rukun Islam yang lima.
Nara Sumber
- Prof. DR. M. Quraish Shihab, MA
- KH. Mustofa Bisri
- DR. Umar Shahab, MA
Moderator
- DR. Muchlis M. Hanafi, MA
Sabtu, 30 Juni 2007
09.30 – 11.30 WIB
Gedung Ikhlas, Jl. Fakhruddin No.6 (Depan Hotel Millenium)
Tanah Abang – Jakarta Pusat
Informasi lebih lanjut :
- PSQ/Lentera Hati dengan Muhtar Sadili (021)7421661, 081511666740
- Fitriah (0856 1269016)
- Carolina (0812 8131809)
- Paguyuban Ikhlas (021) 3156144, 391 2369.
Acara ini terselenggara atas kerjasama:
- Penerbit Lentera Hati
- Pusat Studi Al-Qur'an
- Yayasan Paguyuban Ikhlas
http://forum.dudung.net/index.php?topic=5673.0
Beda Syi’ah dengan Alawiy
Hidayatullah.com. Adanya sebagian dari kalangan alawiyin (Arab keturunan sayyid yang menisbatkan diri sebagai keturuan Rasulullah SAW dari jalur Fatimah Ra) yang menganut Syi’ah, menimbulkan persepsi sebagian masyarakat, bahwa kaum alawiyin atau habaib identik dengan Syi’ah.
Namun, anggapan ini dibantah oleh Rabithah Alawiyah, satu-satunya organisasi resmi kalangan alawiyyin di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1928 di Jakarta. Salah seorang ketua Rabithah yang juga Ketua Umum Front Pembela Islam, Habib Muhammad Rizieq Shihab menjelaskannya secara singkat saat Suara Hidayatullah mengunjunginya di rumah tahanan Polda Metro Jaya, awal Maret lalu.
“Jangan samakan alawiyyin dengan Syi’ah. Itu menyinggung semua habaib, karena tidak semua habaib itu Syi’ah. Ana (saya) bukan Syi’ah,” jawab Rizieq.
Memang, ada sebagian habaib yang menganut Syi’ah, tapi prosentasenya sangat kecil, tidak sampai sepuluh persen. Pengurus Rabithah sendiri, kata Rizieq, bebas dari Syi’ah. Semuanya Sunni.
Rizieq menjelaskan, alawiyyin terbagi menjadi dua, yakni alawiyyin nasaban dan alawiyyin madzhaban. Alawiyyin madzhaban itu yang Syiah. Mereka bermadzhab Alawiy. Sedang alawiyyin nasaban, yakni nasabnya atau silsilahnya dari Ali bin Abi Thalib Ra. yang bermadzhab Syafi’i. Yang berasal dari Hadramaut, Yaman, termasuk alawiyyin nasaban.
Meski demikian, kata Rizieq, secara nasab sebagian pengikut Syi’ah tadi memang alawiy. Mereka memang berasal dari Hadramaut tapi tidak secara langsung hijrah ke Indonesia. Sebagian mereka hijrah dahulu ke Irak ataupun Iran sebelum berlabuh di Indonesia.
Rizieq melanjutkan, pada awalnya alawiyyin Syi’ah yang minoritas ini punya pergaulan yang bagus dengan kalangan Sunni. Namun, setelah revolusi Iran mereka mulai berani pasang aksi. Hal tersebut akhirnya menyulut pertentangan umat Islam di beberapa daerah di Jawa Timur seperti di Bondowoso, Situbondo, Bangil, Malang , hingga Madura.
Begitu peliknya masalah yang timbul hingga membuat Direktorat Intelkam Polda Jawa Timur merasa perlu menulis buku khusus tentang Syi’ah. Buku tersebut berjudul Paham Syiah: Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI) dan Permasalahannya di Jawa Timur, terbitan Dit Intelkam Polda Jatim bersama Lembaga Penelitian dan Penerbitan Provinsi Jawa Timur, yang dicetak oleh PT Bina Ilmu Surabaya.
Menurut Rizieq, Rabithah mengambil sikap dialogis menanggapi para alawiyyin Syi’ah tersebut. Tidak konfrontif. Hal ini dikarenakan para alawiyyin Syi’ah tersebut termasuk keluarga besar alawyyin di bawah naungan Rabithah. Sehingga mereka punya hak untuk untuk diperhatikan, diajak dialog, dibina, dan diayomi. Laporam mereka yang merasa diancam oleh kalangan Sunni juga ditampung Rabithah.
Meski demikian, kata Rizieq, Rabithah juga meminta kalangan Syi’ah untuk introspeksi diri. “Adanya aksi anarkis disebabkan aksi dari kalangan Syi’ah yang membuat selebaran, buku, yang menyinggung hal yang sangat sensitif bagi Ahlus Sunnah. Seperti soal Abu Bakar, Umar bin Khatab, Ustman bin Affan, juga tentang istri-istri nabi, Aisyah dan Hafsah.”
Sebagai ketua FPI, meski masih bersedia dialog dengan kalangan Syi’ah, Rizieq punya garis tegas mengenai masalah Syi’ah. Suatu hal yang katanya sering ia sampaikan kepada anggota FPI dan di hadapan habaib Syi’ah sendiri. “Kalau ada dai-dai di atas mimbar mencaci maki ahlul bait atau sahabat Nabi, turunkan! Bakar mimbarnya! Ana nggak mau tahu, mau Syi’ah kek, wahabi kek. Caci maki sahabat, caci maki ahlul bait, berarti musuh ana”. *Surya Fachrizal/Suara Hidayatullah
http://majalah.hidayatullah.com/?p=262
Kalau Ketua MUI, Ketua NU, Ketua Muhammadiyyah disebut pembela aliran sesat Syi'ah, lalu yang benar siapa? Ulama Salafi Wahabi?
Menurut Habib Rizieq, Syi'ah itu terbagi 3: Ghulat yg menTuhankan Ali (Sesat), Rafidhoh yg mencaci Khalifah/para Sahabat (Sesat), dan Mu'tazilah (tidak sesat).
Syi'ah golongan inilah yang disebut oleh Prof. DR. Muhammad Sa'id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum'ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati. Syi'ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan Da’wah dan Dialog bukan dimusuhi.
Mereka semua ulama. Kalau mereka semua dianggap sesat, lalu yang benar siapa?
Inilah Tokoh Para Pembela Paham Sesat Syiah
Jakarta (Voa-Islam) – Rupanya, ada banyak tokoh yang mengklaim dirinya sebagai tokoh Islam yang membela paham sesat Syiah. Mulai dari Ketua MUI Umar Syihab, Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsudin, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, dan sebagainya. Berikut Voa-Islam tampilkan pendapat mereka mengenai ajaran Syiah:
Umar Syihab (Ketua MUI)
Menurut Umar Syihab, ia tak sependapat dengan MUI Jawa Timur yang menyebut aliran Syiah sesat. Umar menegaskan bahwa MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa bahwa ajaran Syiah sebagai aliran sesat.
Mengenai insiden pembakaran pesantren Syiah di Sampang, Madura beberapa waktu lalu, Umar berpendapat insiden hanyalah ditumpangi pihak-pihak yang ingin mengadu domba umat Islam dengan kedok ajaran Syiah yang dituding sesat.
Kata Umar, MUI tidak pernah menyatakan, bahwa Syiah itu sesat. Syiah dianggap salah satu mazhab yang benar, sama halnya dengan ahli sunnah wal jama'ah. Kendati pun ada perbedaan pandangan, kata dia, Islam tidak pernah menghalalkan kekerasan, apalagi perusakan tempat ibadah dan majelis taklim seperti terjadi di Sampang.
Ajaran Syiah, kata Umar, sudah diakui di dunia islam sebagai mazhab yang benar sampai saat ini. “Karena itu jangan kita membuat peryataan yang bisa mengeluapkan gejolak di tengah-tengah masyarakat kita dan bisa menyebabkan korban."
Said Aqil Siraj
Menurut Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj, ada desain besar di balik aksi pembakaran pesantren penganut Syiah di Sampang, Madura. Tak mungkin peristiwa tersebut terjadi tanpa ada yang membuatnya. Padahal kerukunan hidup beragama di sana sebelumnya baik-baik saja.
Said meminta pemerintah dan aparat keamanan bekerja lebih keras, mencegah aksi serupa terulang di kemudian hari. “Ini pasti ada big design-nya. Ada pihak-pihak yang ingin merusak suasana damai di Indonesia,” kata Said.
Menurut Said Aqil, Sunni dan Syiah hanya dijadikan alat seolah-olah memang ada permusuhan. Padahal tidak, mereka dari dulu sampai sekarang hidup damai berdampingan. Ketua Umum PBNU itu meminta semua pihak bisa menahan diri dengan tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis. “Pihak ketiga itu selalu melancarkan provokasi supaya konflik terus terjadi. Dan bukan tidak mungkin kasus serupa akan terjadi di kemudian hari,” katanya.
Prof Dr Said Agil Siraj mengungkapkan, di sejumlah negara Islam maupun Timur Tengah yang hidup faham Suni dan Syiah, dapat hidup rukun dan berdampingan. ”Bahkan Mufti Syria Badruddin Hassun yang berasal dari Suni, fatwa-fatwanya sangat didengar oleh kelompok Syiah,” jelas Kiai Siraj seraya menambahkan kondisi serupa terjadi di Saudi Arabia, Pakistan, maupun Libanon.
Bahkan di Libanon Selatan, lanjut Said, Hizbullah dari kelompok Syiah didukung juga oleh kelompok Suni. Dikatakan Said, sepanjang sejarah, perbedaan yang terjadi antara Suni dan Syiah sebenarnya, terkait soal kekuasaan atau lazim disebut imamah. Karena itu, kelompok Syiah memasukkan masalah imamah ke dalam rukun agama dan sejak dini anak-anak mereka diajarkan pengetahuan tentang imamah. “Dalam perkembangan Islam, kedua kelompok Suni dan Syiah sama-sama memberikan andil dan peran yang sangat besar dalam peradaban Islam,” tegas kyai Siraj.
Said menyebut sejumlah tokoh Syiah yang memberikan andil besar bagi kemajuan Islam. Sebut saja misalnya Ibnu Sina, seorang filsuf yang juga dikenal sebagai seorang dokter, Jabir bin Hayyan yang dikenal sebagai penemu ilmu hitung atau aljabbar, dan seorang sufi Abu Yazid al Busthami. Mereka yang beraliran Syiah ini telah menyumbangkan ilmunya bagi kemajuan Islam. “Jadi, kedua kelompok ini adalah aset yang sangat berharga bagi umat Islam.”
Syafii Maarif
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif mengutuk keras aksi pembakaran terhadap pondok pesantren Syiah di Kecamatan Karang Penang, Sampang. Terlebih jika aksi pembakaran tersebut dilatarbelakangi oleh perbedaan pandangan keagamaan.
Menurutnya, kebenaran bukanlah milik individu apalagi kelompok. Syafii mengatakan, Syiah telah diakui sebagai mazhab kelima dalam Islam. Dia pun menyatakan bahwa setiap orang, sekalipun atheis berhak hidup. Terpenting, katanya, bisa hidup rukun dan toleran.
Din Syamsudin
Pada Konferensi Persatuan Islam Sedunia yang berlangsung 4-6 Mei 2008 di Teheran, Iran, Din Syamsuddin pernah mengatakan, bahwa Sunni dan Syi’ah ada perbedaan, tapi hanya pada wilayah cabang (furu’yat), tidak pada wilayah dasar agama (akidah). Menurut Din, Sunni dan Syi’ah berpegang pada akidah Islamiyah yang sama, walau ada perbedaan derajat penghormatan terhadap sahabat sekaligus menantu Nabi Muhammad, yakni Ali bin Abi Thalib.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini juga mengatakan, sewajarnya jika dua kekuatan besar Islam ini (Sunni dan Syi’ah) bersatu melawan dua musuh utama umat saat ini yaitu kemiskinan dan keterbelakangan. (Detikcom 5 Mei 2008)
Dikatakan Din, seandainya tidak dicapai titik temu, maka perlu dikembangkan tasamuh atau toleransi. Seluruh elemen umat Islam dalam kemajemukannya perlu menemukan “kalimat sama” (kalimatun sawa) dalam merealisasikan misi kekhalifahan di muka bumi.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin menegaskan bahwa persatuan umat Islam khususnya antara kaum Sunni dan kaum Syiah, adalah mutlak perlu sebagai prasyarat kejayaan Islam. Kejayaan umat Islam pada abad-abad pertengahan juga didukung persatuan dan peran serta kedua kelompok umat Islam tersebut. (Desastian/dbs)
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/01/04/17291/inilah-tokoh-para-pembela-paham-sesat-syiah/
Pandangan FPI terhadap Syi’ah
Mengenai status aliran Syi'ah, FPI membagi Syi'ah dengan semua sektenya menjadi tiga Golongan:
Pertama, SYI'AH GHULAT yaitu Syi'ah yang menuhankan maupun menabikan Ali ibn Abi Thalib RA dan meyakini Al-Qur'an sudah ditahrif (dirubah, ditambah dan dikurangi), dan sebagainya dari berbagai keyakinan yang sudah menyimpang dari Ushuluddin yang disepakati semua Madzhab Islam. Syi'ah golongan ini adalah Kafir dan wajib diperangi.
Kedua, SYI'AH RAFIDHOH yaitu Syi'ah yang tidak berkeyakinan seperti Ghulat, tapi melakukan penghinaan/penistaan/pelecehan secara terbuka baik lisan atau pun tulisan terhadap para Sahabat Nabi Saw seperti Abu Bakar ra dan Umar ra atau terhadap para isteri Nabi Saw seperti 'Aisyah ra dan Hafshah ra. Syi'ah golongan ini Sesat, wajib dilawan dan diluruskan.
Ketiga, SYI'AH MU'TADILAH yaitu Syi'ah yang tidak berkeyakinan Ghulat dan tidak bersikap Rafidhah, mereka hanya mengutamakan Ali ra di atas sahabat yang lain, dan lebih mengedapankan riwayat Ahlul Bait daripada riwayat yang lain, secara zhohir mereka tetap menghormati para sahabat Nabi Saw, sedang Bathinnya hanya Allah Swt Yang Maha Tahu, hanya saja mereka tidak segan-segan mengajukan kritik terhadap sejumlah sahabat secara ilmiah dan elegan.
Syi'ah golongan inilah yang disebut oleh Prof. DR. Muhammad Sa'id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum'ah dan lainnya, sebagai salah satu Madzhab Islam yang diakui dan mesti dihormati. Syi'ah golongan ketiga ini mesti dihadapi dengan Da’wah dan Dialog bukan dimusuhi.
http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2012/01/03/17280/fpi-syiah-yang-sesat-menuhankan-ali-meyakini-quran-palsu-dan-mengafirkan-shahabat/
WaLlahu a’lamu bishshawab…
BalasHapusjangan terlalu mudah, untuk mengkafirkan sesama muslim…
Sejarah Kelam, Perpecahan Umat Islam
http://kanzunqalam.wordpress.com/2010/05/17/islam-itu-satu/
Yang penting ikatan persaudaraan Islam dan kewaspadaan terhadap kaum munafik. Sebab munafik berada dikalangan kita, kerja mereka menghancurkan kesatuan ummah dan menjadi talibarut Yahudi dan Nasara.
BalasHapusmas anda itu salah..cb tela'ah lg tentang ajaran syi'ah yg jelas sesat itu.kok anda mengatakan tidak sesat?coba kunjungi di: (http://www.youtube.com/watch?v=GvvvKYgQ0-I&feature=mfu_in_order&list=UL) setelah lht ini anda baru sadar kekejaman syi'ah..disana ada 25 video tentang syi'ah..dan saya tdk trima agama Allah di slewengkan dg syi'ah laknatullah...
BalasHapusDi bawah adalah ulama2 yg menolak menyatakan seluruh Syi'ah dikatakan sesat. Memang ada Syi'ah yang sesat, tapi ada pula yang benar. Di antaranya: Ketua MUI Umar Shihab, Prof. Dr. Quraisy Syihab, Ketua Muhammadiyyah Din Syamsuddin, Ketua NU Said Agil Siradj, Ketua FPI Habib Rizieq Syihab, Prof. DR. Muhammad Sa’id Al-Buthi, Prof. DR. Yusuf Qardhawi, Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili, Mufti Mesir Syeikh Ali Jum’ah , dsb. Mereka semua adalah ULAMA.
BalasHapusSilahkan baca:
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/10/ulama-yang-menolak-syiah-dinyatakan-sesat/
http://kabarislam.wordpress.com/2012/01/10/sikap-fpi-terhadap-syiah-dan-wahabi/
Dalil yg dipakai Salafi Wahabi untuk mengkafirkan Syi'ah tidak semua benar. Contohnya mereka memakai Al Kaafi yg dikatakan posisinya seperti Sahih Bukhari dan Muslim yg 100% Sahih. Padahal menurut kaum Syi'ah sendiri yg Sahih hanya 42%. Jadi bisa jadi dhoif/palsu. Tak bisa dijadikan hujjah.
Dari 1,3 milyar Muslim, 130 juta adalah Syi'ah. Jadi kalau dgn 25 video anda ingin menganggap 130 juta Syi'ah itu sesat, itu keliru. Sama saja dgn kaum Syi'ah mengambil video Ghulam Mirza Ahmad, Lia Eden, Islam Jama'ah, dsb kemudian menuding 1,2 milyar Sunni sesat.
Kaum Salafi Wahabi yg mengkafirkan kaum Syi'ah saat Iran berseteru dengan AS dan Israel sebetulnya cuma boneka Yahudi dan Nasrani. Mereka mencoba membantu AS dan Israel untuk menghantam Iran dgn mengkafirkan semua Syi'ah. Bahkan mereka juga membom masjid Syi'ah dan membantai kaum Syi'ah. Benar-benar bukan manusia.
Silahkan baca:
http://www.poskota.co.id/berita-terkini/2012/01/05/bom-bunuh-diri-di-irak
http://www.sabili.co.id/internasional/bom-serang-syiah-irak-72-tewas
http://internasional.kompas.com/read/2011/12/06/00395717/22.Tewas.Akibat.Serangan.Bom.di.Tengah.Peziarah.Syiah
Seandainya kaum Syi'ah membalas dengan membom masjid dan membantai kaum Sunni, kan kacau? Ummat Islam jadi lemah.
Perang Iran-Iraq selama 8 tahun di tahun 1980-1988 menunjukkan bahwa Sunni tidak bisa menghancurkan Syi'ah demikian pula sebaliknya. Menewaskan 1 juta orang (Sunni dan Syi'ah) dan menghabiskan US$ 1 Trilyun!
Mudah2an ummat Islam tidak tertipu oleh kaum ekstrim Salafi Wahabi yang cuma boneka Yahudi dan Nasrani untuk menghancurkan Islam dari dalam.
Sudah jangan berantem!!!!! Menurut Rasulullah saw dua orang Islam berantem, yang kalah sama yang menang sama-sama masuk neraka. Mendingan kita saling menasihati tentang kebenaran, saling menasihati dengan kesabaran dan kasih sayang. Itulah Islam yg Indah.
BalasHapuswahai MUI kenapa kalian buta tentang syia'h yang jelas kesesatannya
BalasHapusMUI (Majelis Ulama Indonesia) adalah perwakilan seluruh ulama Indonesia dari berbagai ormas Islam seperti NU, Muhamadiyyah, Persis, DDII, dsb.
BalasHapusJadi jangan sembarangan menuduh ulama MUI sbg buta.
Islam memang terbagi 3 sejak perang antara Khalifah Ali ra dgn Mu'awiyyah yang berontak: Sunni (pihak Mu'awiyyah dan yg netral), Syi'ah (pengikut Ali), dan Khawarij (di luar Islam karena mengkafirkan semua Muslim di luar kelompoknya).
Syi'ah beda dgn Sunni. Namun mereka (mayoritas) masih menyembah Allah, percaya pada Malaikat, percaya kepada Al Qur'an, dan Nabi terakhirnya adalah Nabi Muhammad. Makanya Jumhur Ulama dari dulu hingga sekarang selama 1300 tahun lebih membolehkan orang2 Syi'ah berhaji ke tanah suci.
Namun kelompok Khawarij Wahabi yang dibentuk ZIonis Inggris berusaha mengadu-domba Sunni dengan Syi'ah sehingga ummat Islam lemah.
Saat perang Sunni vs Syi'ah, yang mati bukan cuma Syi'ah. Tapi juga Sunni. Jadi pada dasarnya Khawarij Wahabi itu pembunuh Sunni. Apalagi saat pendiri Wahabi memerangi ummat Islam di Thaif, Madinah, Mekkah, Turki, dan Mesir bersama Ibnu Su'ud dengan bantuan senjata Inggris, yang Wahabi bunuh itu Sunni yang mereka kafirkan dgn fitnah Musyrik, Ahlul Bid'ah, dsb.
Saat AS dan Israel sedang berseteru dengan Iran yang Syi'ah, maka pemerintah Arab Saudi yang menggaji ulama Wahabi segera memerintahkan ulama Wahabi ini untuk memfatwakan kafirnya Syi'ah (bukan sesat lagi).
Kemungkinan antum masih muda. Di bawah 30 tahun. Jadi masih jahil dan bodoh ilmu agamanya. Jadi belajar agamalah secara benar dan jangan dari 1 kelompok saja agar tidak sembarang menghina ulama yang dalam ilmunya.
Ciri Khawarij: Tak Mengamalkan Al Qur’an dan Membunuh Muslim
Rasulullah saw. bersabda: Sesungguhnya diantara ummatku ada orang-orang yang membaca Alquran tapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka membunuh orang Islam dan membiarkan penyembah berhala. Mereka keluar dari Islam secepat anak panah melesat dari busurnya. Sungguh, jika aku mendapati mereka, pasti aku akan bunuh mereka seperti terbunuhnya kaum Aad. (Shahih Muslim No.1762)
Satu dari ciri kaum Khawarij menurut Nabi Muhammad adalah mereka membaca Al Qur’an dan Hadits, namun tidak diamalkan. Ucapannya tidak melampaui kerongkongan mereka. Hanya di mulut saja.
Hadis riwayat Ali ra., ia berkata:
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: Di akhir zaman akan muncul kaum yang muda usia dan lemah akal. Mereka berbicara dengan pembicaraan yang seolah-olah berasal dari manusia yang terbaik. Mereka membaca Alquran, tetapi tidak melampaui tenggorokan mereka. Mereka keluar dari agama, secepat anak panah meluncur dari busur. Apabila kalian bertemu dengan mereka, maka bunuhlah mereka, karena membunuh mereka berpahala di sisi Allah pada hari kiamat. (Shahih Muslim No.1771)
سيخرج في آخر الزمان قوم أحدث الأسنان سفهاء الأحلام
“Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang usia mereka masih muda, dan bodoh, mereka mengatakan sebaik‑baiknya perkataan manusia, membaca Al Qur’an tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka. Mereka keluar dari din (agama Islam) sebagaimana anak panah keluar dan busurnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
يخرج قوم من أمتي يقرئون القرآن يحسبون لهم وهو عليهم لاتجاوز صلاتهم تراقيهم
“Suatu kaum dari umatku akan keluar membaca Al Qur’an, mereka mengira bacaan Al-Qur’an itu menolong dirinya padahal justru membahayakan dirinya. Shalat mereka tidak sampai kecuali pada kerongkongan mereka.” (HR. Muslim)
Read more http://media-islam.or.id/2012/01/19/ciri-khawarij-tak-mengamalkan-al-quran-dan-membunuh-muslim/
Asw. Saya sangat sepakat dengan tulisan ini. Terima kasih. Ini yang bisa menjadi referensi yang menyejukkan tentang perbedaan sunni dan syiah. Kita ikuti saja ajaran kita yang benar dan menjaga toleransi serta jangan saling memusuhi apalagi saling bunuh. Cukup hanya kepada Allah SWT kita berdoa supaya kita termasuk hamba -Nya yang bersukur dan berserah diri...
BalasHapus