Iklan 2

Rabu, 28 Desember 2011

Ketika Muslim Kehilangan 'Izzah/Kemuliaan

Saat ini boleh dikata sebagian Muslim sudah kehilangan 'Izzah atau Kemuliaan. Jadi bahan tertawaan dan hinaan kaum kafir. Padahal Nabi bersabda Al Islamu ya'lu wa la yu'la 'alaihi. Islam itu unggul dan tidak dipecundangi.


Ada orang-orang Islam yang saat Natal ikut mengucapkan Selamat Natal dengan alasan "Toleransi Beragama". Padahal Nabi meski toleran, namun dalam hal aqidah/keyakinan tidak ada toleransi. Lakum diinukum wa liya diin. Untukmu agamamu dan untukku agamaku. Tidak pernah Nabi mengucapkan "Selamat Natal". Demikian pula para Imam Madzhab.


Ada juga ulama yang membolehkan mengucapkan "Selamat Natal" dengan alasan minoritas, dsb. Padahal saat baru muncul, Islam itu minoritas. Pengikutnya masih sangat sedikit. Meski dihina dan hendak dibunuh, tidak pernah Nabi mengucapkan Selamat Natal kepada orang2 Nasrani atau pun kepada kaum kafir yang menyembah berhala.


Bagaimana mungkin saat Islam menjadi agama terbesar saat ini justru nyalinya jadi "mengkeret"? Ciut dihadapan orang-orang kafir?


Padahal tidak mengucapkan "Selamat Natal" pun belum tentu kita mati. Jadi tidak ada alasan darurat segala macam.


Terhadap orang-orang yang merayakan Natal (Kelahiran) Tuhan mereka Yesus, harusnya kita mengucapkan ini sebagaimana diperintahkan Allah:


Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah." Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)." [Ali 'Imran 64]


“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah menjadi Pemelihara.” [An Nisaa’ 171]


http://media-islam.or.id/2011/12/20/bantahan-atas-fatwa-halal-mengucapkan-selamat-natal-yusuf-al-qaradhawi/


Terhadap ulama yang keliru, hendaknya kita tidak ikut-ikutan taqlid dan mendukung mereka. Tapi justru mengkoreksi dan menasehati mereka. Jangan sampai kita seperti kaum Yahudi dan Nasrani yang sesat karena taqlid buta kepada para pendeta/ulama mereka sehingga meninggalkan kitab Allah.


"Mengapa orang-orang alim mereka, pendeta-pendeta mereka tidak melarang mereka mengucapkan perkataan bohong dan memakan yang haram? Sesungguhnya amat buruk apa yang telah mereka kerjakan itu. “ [Al Maa-idah:63]


“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan selain Allah dan (juga mereka mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan. “ [At Taubah:31]


Nabi menjelaskan bahwa memperTuhankan ulama itu adalah mematuhi ajaran ulama dengan membabi buta, biarpun ulama itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.


Hati-hatilah pada pemimpin yang menyeru kita ke neraka. Tetaplah berpegang pada Al Qur’an dan Hadits.


Nabi Muhammad bersabda:


Yang aku takuti terhadap umatku ialah pemimpin-pemimpin yang menyesatkan. (HR. Abu Dawud)


Yang aku takuti terhadap umatku ada tiga perbuatan, yaitu kesalahan seorang ulama, hukum yang zalim, dan hawa nafsu yang diperturutkan. (HR. Asysyihaab)


Celaka atas umatku dari ulama yang buruk. (HR. Al Hakim)


http://media-islam.or.id/2009/07/16/bahaya-taqlid-membebek-dan-fanatisme-golongan-ashobiyyah/


Orang-orang Kristen saja di AS dan Eropa jarang ada yang mau mengucapkan "Selamat Idul Fitri" atau "Selamat Idul Adha". Bahkan ummat Islam tidak libur pada hari itu. Mereka harus bekerja.


Nah di Indonesia yang mayoritas Muslim ini, ummat Kristen selain mendapat hari Libur saat Natal sekarang ingin diberi ucapan "Selamat Natal".


Daripada begitu, kenapa ummat Kristen tidak mengucapkan kalimat "Asyhadu al laa ilaaha illallahu wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah" (Aku bersaksi Tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah). Toh itu hanya ucapan saja bukan?


Ada lagi partai Islam di negeri yang mayoritasnya Islam berlomba menarik kaum Nasrani untuk bergabung dengan mereka seperti di Indonesia dan Mesir. Padahal jumlah orang Kristen di situ kurang dari 10%. Tingkah seperti ini akhirnya justru membuat 10-20% Muslim yang taat enggan bergabung di situ. Ini beda jauh di mana saat ummat Islam bersatu seperti Muhammadiyyah, DDII, NU dsb di dalam Masyumi di tahun 1950-an, akhirnya membuat partai Islam Masyumi menang pemilu dan memenangkan Muhammad Natsir sebagai PM.


Jangan harap kaum Nasrani yang jumlahnya kurang dari 10% akan memilih partai Islam atau "Bekas" Partai Islam. Paling2 cuma 1% yang mau. Sisanya akan memilih Partai Kristen atau Partai yang Murni Sekuler.


Dengan menarik kaum Nasrani ke dalam partai Islam, maka perjuangan menegakkan Syari'at Islam atau Hukum Islam jadi sia-sia. Karena mereka tidak ridho akan itu:


“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. ” [Al Baqarah 120]


http://media-islam.or.id/2011/10/11/ummat-islam-akan-mengikuti-kaum-yahudi-dan-nasrani-hingga-masuk-lubang-biawak/


Orang-orang yang beriman tidak akan mengambil kaum Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin:


Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [Al Maa-idah 51]


Hanya orang munafik yang dekat dengan kaum Yahudi dan Nasrani yang saat ini tengah memusuhi Islam dan membantai ummat Islam:


“Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: “Kami takut akan mendapat bencana.” Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka.” [Al Maa-idah 52]


http://media-islam.or.id/2011/11/30/haram-berteman-dengan-kafir-harbi-dan-membunuh-sesama-muslim/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar