Tidak seperti hari raya Islam seperti Idul Adha yang nyaris tidak ada gaungnya di TV swasta, perayaan Natal di TV begitu marak. Meski hari Natal dirayakan tanggal 25 Desember, namun dari awal Desember hingga Januari berbagai acara Natal diputar di TV Swasta.
Film-film kartun yang digemari anak-anak seperti SpongeBob Squarepants menampilkan episode Natal/Christmas yang iklannya ditampilkan sejak awal Desember. Jika kita tidak menanamkan aqidah/tauhid yang benar, bukan tidak mungkin anak kita bisa menjadi murtad karenanya. Belum lagi iklan ringtone natal dari 9877 yang sering diputar di berbagai TV swasta seperti Global TV.
Meski 80% penduduk di Indonesia beragama Islam, namun tayangan TV kita banyak diwarnai oleh acara-acara natal. Padahal di negara-negara yang “katanya” HAM-nya tinggi saja seperti di AS, Australia, Inggris, atau Perancis, acara-acara TV di sana tidak semarak dengan acara-acara Islam baik saat hari raya Idul Fitri atau pun Idul Adha.
OK, untuk memantapkan aqidah anak anda atau mungkin juga anda, kita perlu mengenal sifat Tuhan yang sejati/asli sehingga tidak sampai terjebak menyembah makhluk Allah sebagai Tuhan.
Pertama Tuhan itu Maha Hidup (Hayyun). Tidak mungkin Tuhan itu mati. Kalau dia mati, maka dia bukan Tuhan dan tidak perlu disembah.
“Bertawakkallah kepada Allah yang hidup (kekal) Yang tidak mati..” [Al Furqan 58]
Kita harus yakin bahwa Tuhan itu Baqo’ atau kekal. Jika dia bisa mati dibunuh, maka dia bukan Tuhan. Tapi hanya manusia biasa.
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” [Ar Rahman:26-27]
Allah itu Maha Awal atau Terdahulu (Qidam). Mustahil Allah itu Huduts (Baru).
“Dialah Yang Awal ...” [Al Hadiid:3]
Allah adalah Pencipta segala sesuatu. Allah yang menciptakan langit, bumi, serta seluruh isinya termasuk tumbuhan, binatang, dan juga manusia.
“Yang demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pencipta segala sesuatu..” [Al Mu'min:62]
Oleh karena itu, Allah adalah awal. Dia sudah ada jauh sebelum langit, bumi, tumbuhan, binatang, dan manusia lainnya ada. Tidak mungkin Tuhan itu baru ada atau lahir setelah makhluk lainnya ada.
Sebagai contoh, tidak mungkin lukisan Monalisa ada lebih dulu sebelum pelukis yang melukisnya, yaitu Leonardo Da Vinci. Demikian juga Tuhan. Tidak mungkin makhluk ciptaannya muncul lebih dulu, kemudian baru muncul Tuhan.
Tuhan itu Satu. Tuhan itu tidak mungkin dilahirkan atau pun punya anak. Jika Tuhan punya anak atau punya bapak, maka dia bukan lagi Tuhan Yang Maha Esa.
Katakanlah: "Dia-lah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia." [Al Ikhlas 1-4]
Tuhan itu juga Maha Kuat dan Maha Perkasa. Tidak mungkin Tuhan bisa ditangkap manusia, disiksa, dan juga dibunuh.
“Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak? Jika Dia menghendaki, niscaya Dia membinasakan kamu (seluruh manusia) dan mengganti(mu) dengan makhluk yang baru” [Ibrahim 19]
Sesungguhnya Isa Al Masih bukanlah Tuhan:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah itu ialah Al Masih putera Maryam." Katakanlah: "Maka siapakah (gerangan) yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan seluruh orang-orang yang berada di bumi kesemuanya?." Kepunyaan Allahlah kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya; Dia menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” [Al Maa'idah 17]
Nabi Isa sekali-kali tidak pernah mengaku dirinya sebagai Tuhan:
“Ingatlah ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?" Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku. Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib."
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu: "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. [Al Maa'idah 116-117]
Oleh karena itu sembahlah Allah semata. Jangan menyembah tuhan selain Allah:
“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: "Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya." Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).” [Al A’raf 59]
terimakasih sarannya,..
BalasHapus